45
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
Presentase
D3 2
5,7 S1
33 94,3
Total 35
100 Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 diatas berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki responden terlihat bahwa responden dengan pendidikan terakhir D3 hanya
berjumlah 2 orang atau 5,7, sedangkan responden dengan pendidikan terakhir S1 berjumlah 33 orang atau 94,3.
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata mean dan
standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu sistem akuntansi pemerintahan daerah, kompetensi sumber daya manusia dan kualitas laporan keuangan disajikan
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Statistic Statistic
Statistic Statistic
Std. Error Statistic
Sistem Akuntansi Pemerintahan
35 3.50
5.00 4.4743
.07222 .42726
Kompetensi Sumber Daya Manusia
35 2.88
5.00 4.4321
.07710 .45611
Kualitas Laporan Keuangan
35 4.50
6.88 5.8571
.11088 .65596
Valid N listwise 35
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Dari 35 responden ini variabel independen sistem akuntansi pemerintahan daerah memiliki nilai minimum sebesar 3,50, nilai maksimum sebesar
5,00, dan mean nilai rata-rata sebesar 4,4743 dengan standar error sebesar 0,7222 dan standar deviasi sebesar 0,42726.
2. Pada variabel kompetensi sumber daya manusia memiliki nilai minimum sebesar 2,88, nilai maksimum sebesar 5,00, dan mean nilai rata-rata
sebesar 4,4321 dengan standar error sebesar 0,7710 dan standar deviasi sebesar 0,45611.
3. Pada variabel kualitas laporan keuangan memiliki nilai minimum sebesar 4,50, nilai maksimum sebesar 6,88, dan mean nilai rata-rata sebesar
5,8571 dengan standar error sebesar 0,11088 dan standar deviasi sebesar
0,65596.
Universitas Sumatera Utara
47
4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan
total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.03 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya. Uji validitas dilakukan pada setiap
butir pernyataan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r
hitung
yang dibandingkan dengan r
tabel,
dimana r
tabel
yang diperoleh melalui df degree of freedom = n-2 signifikan 5, n= jumlah sampel. Adapun nilai r
tabel
pada tingkat signifikansi 5 dan df= N-2 sebesar 0,3388. Tabel dibawah ini
menunjukkan hasil uji validitas dari variabel X yaitu sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia dengan 35 sampel
responden.
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel X
No Butir Instrumen
Koefisien Korelasi
r kritis Keterangan
1
0,633 0,30
Valid
2 0,608
0,30 Valid
3
0,655 0,30
Valid
4 0,540
0,30 Valid
5
0,627 0,30
Valid
6 0,669
0,30 Valid
7
0,435 0,30
Valid
8 0,448
0,30 Valid
9
0,418 0,30
Valid
10 0,462
0,30 Valid
11
0,458 0,30
Valid
12 0,467
0,30 Valid
13
0,488 0,30
Valid
14 0,633
0,30 Valid
15
0,608 0,30
Valid
16 0,565
0,30 Valid
17
0,675 0,30
Valid
18 0,460
0,30 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.7 hasil perhitungan korelasi item total untuk variabel
X, diketahui bahwa suatu item pernyataan nilqi koefisien validitasnya lebih besar dari titik kritis sebesar 0,30, dan nilai r
hitung
r
tabel,
sehingga semua item pernyataan untuk variabel X dapat dikatakan valid dan dapat digunakan untuk
penelitian. Adapun tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kualitas laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Y
No. Butir Instrumen
Koefisien Korelasi
r kritis Keterangan
19
0,599 0,30
Valid 20
0,678 0,30
Valid
21 0,488
0,30 Valid
22
0,694 0,30
Valid 23
0,589 0,30
Valid
24 0,488
0,30 Valid
25
0,474 0,30
Valid 26
0,464 0,30
Valid 27
0,676 0,30
Valid
28
0,676 0,30
Valid 29
0,664 0,30
Valid
Sumber : Data primer yang diperoleh, 2015 Berdasarkan Tabel 4.8 hasil perhitungan korelasi item total untuk variabel
Y, diketahui bahwa suatu item pernyataan nilai koefisien validitasnya lebih besar dari titik kritis 0,30, dan nilai r
hitung
r
tabel,
sehingga semua item pernyataan untuk variabel Y dapat dikatakan valid dan dapat digunakan untuk
penelitian.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan
mengukur koefisien Cronbac h’s Alpha. Suatu pertanyaan dapat dikategorikan
reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,60 Ghozali, 2011:48. Berikut ini
Universitas Sumatera Utara
50 hasil uji reliabilitas sistem akuntansi pemerintahan, kompetensi sumber daya
manusia dan kualitas laporan keuangan.
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Sistem Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber
Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.929 .938
29
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas yaitu tabel 4.8
menunjukkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach’s Alpha Based on Standardized items lebih besar dari 0,60. Untuk variabel X1, X2 dan Y nilai koefisien
Cronbach’s Alpha Based on Standardized items nilai reliabilitas secara keseluruhan sebesar
0,938, Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu
diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
51
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Suatu data akan berdistribusi normal jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam
tampilan grafik berikut ini :
Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
52 Sementara dilihat dari grafik PP Plot, data dikatakan terdistribusi normal
jika penyebaran data menggambarkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada normal probability plot.
Kedua grafik ini menunjukkan bahwa normalitas data terpenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik normal probability plot. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Gambar 4.2 Uji Normalitas Grafik PP Plots
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
53 Berdasarkan grafik normal plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa
model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitias dapat juga diuji secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H
: Data residual berdistribusi normal; Bila sig 0,05 dengan α = 5,
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal; bila sig 0,05 dengan α =
5, Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov-
Smirnov ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Uji Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 35
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .50742606
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .054
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .591
Asymp. Sig. 2-tailed .876
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
54
4.4.2 Hasil Uji Multikolonieritas
Uji Multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Menurut
Nunnally 1967 bahwa: “Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF
10”, dengan kata lain data yang baik dapat dilihat apabila memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 dan apabila
nilai Tolerance dan VIF tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka data penelitian mengandung multikolinearitas yang berarti tidak layak digunakan
sebagai data penelitian. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas dari output SPSS yang dilakukan.
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Sistem Akuntansi Pemerintahan .456
2.195 Kompetensi Sumber Daya Manusia
.456 2.195
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
55 Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada nilai variabel
independen yang memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 yang berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, dengan nilai VIF untuk masing-masing variabel independen sistem akuntansi
pemerintahan 2,195, dan kompetensi sumber daya manusia 2,195. Jadi tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10. Maka
kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam modelregresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka
dapat disebut
homoskedastisitas dan
jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
56
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data
tersebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini layak digunakan untuk memprediksi kualitas laporan
keuangan berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
57
4.4.4 Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis Durbin Watson DW test. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang
diperoleh dari tabel Durbin Watson yang terdapat pada lampiran 3, yaitu nilai dL dan dU untuk k = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai
DW berada diantara nilai du hingga 4-dU, berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah
sebagai berikut : 1 Jika DW dL atau DW 4-dL maka terdapat autokorelasi.
2 Jika dL DW dU atau 4-dU DW 4-dL maka status autokorelasi tidak dapat dijelaskan inconclusive.
3 Jika dU DW 4-dU maka tidak terjadi autokorelasi Non Autokorelasi.
Tabel 4.13 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 21. Tabel 4.11 digunakan u ntuk
melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 21. Tabel DW yang terdapat pada lampiran 3 menunjukkan bahwa
dengan n = 35, k = 3, maka akan diperoleh nilai dL = 1.2833 dan dU = 1.6528 dan 4-dU = 4
– 1.6528 = 2.3472
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.11 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .634
a
.402 .364
.52304 .741
a. Predictors: Constant, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Akuntansi Pemerintahan b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.13 menunjukkan bahwa DW test sebesar = 0,741, Ini
menyimpulkan bahwa nilai DW berada dibawah dl = 1.2833 dan nilai du = 2.3472 dan berada diatas 0, maka dari tabel keputusan H
o
yang menyatakan tidak ada autokorelasi positif ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi positif.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji signifikansi Parsial Uji Statistik t
Uji statistik berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tingkat
signifikansi 0,05. Jika nilai probability t 0,05 maka H
a
diterima, sedangkan jika nilai probability t 0,05 maka H
a
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel 4.12 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig.
B Std.
Error Beta
1 Constant
1.526 .980
1.557 .129
Sistem Akuntansi Pemerintahan
.251 .311
.163 .806
.426
Kompetensi Sumber Daya Manusia
.724 .291
.504 2.486
.018
Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.12, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara
parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut:
H
1
: Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Nilai t hitung variabel ukuran sistem akuntansi pemerintahan di peroleh sebesar 0,806 dan nilai signifikansi sebesar 0,426. Nilai signifikansi untuk uji t
yang diperoleh sebesar 0,426 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Adapun nilai t
tabel
sebesar 1,694 lebih besar dari t
hitung
sebesar 0,806, sehingga H
1
ditolak dengan pengertian bahwa sistem akuntansi pemerintahan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
60
H
2
: Kompetensi Sumber Daya Manusia
Nilai t hitung variabel kompetensi sumber daya manusia diperoleh sebesar 2,486 dan nilai signifikansi sebesar 0,018. Nilai signifikansi untuk uji t yang
diperoleh sebesar 0,018 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan sebesar 5 0,05. Adapun nilai t
tabel
sebesar 1,694 lebih kecil dari t
hitung
sebesar 2,486, sehingga H
2
diterima dengan pengertian bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan.
4.5.2 Uji Signifikan Simultan Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara bersama-sama ataupun simultan terhadap variabel terikat,
apabila nilai signifikan yang diperoleh kurang dari 0,05. Kriteria yang digunakan adalah apabila probabilitas 0,05 maka H
o
diterima sedangkan sebaliknya jika probabilitas 0,05 maka H
o
ditolak.
Tabel 4.13 Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5.875 2
2.938 10.738
.000
b
Residual 8.754
32 .274
Total 14.629
34 Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
61
H3 : Sistem Akuntansi Pemerintahan X1, Kompetensi Sumber Daya Manusia X2, berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Y
Uji F pada tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 10,378 dan nilai signifikan sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari nilai 0,05. Adapun nilai F
tabel
sebesar 2,90 lebih kecil dari F
hitung
sebesar 10,378, sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi R
2
adalah antara nol dan satu.
Tabel 4.14 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.634
a
.402 .364
.52304 a.
Predictors: Constant, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Akuntansi Pemerintahan
b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
62 Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.14 menunjukkan besarnya R
2
0,402. Dengan demikian besarnya pengaruh sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan
adalah sebesar 40,2 . Adapun sisanya sebesar 100 - 40,2 = 59,8 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.6 Hasil Uji Regresi Berganda
Untuk mengetahui pengaruh sistem akuntansi pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan dilakukan pengujian
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Pada dasarnya analisis regresi digunakan untuk memperoleh persamaan regresi dengan cara memasukkan
perubah satu demi satu, sehingga dapat diketahui pengaruh yang paling kuat hingga yang paling lemah. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
menggunakan bantuan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error
Beta Constant
1.526 .980
Sistem Akuntansi Pemerintahan
.251 .311
.163
Kompetensi Sumber Daya Manusia
.724 .291
.504
Sumber : Data primer yang diperoleh, 2015 Berdasarkan pada Tabel 4.15 dapat dilihat koefisien untuk persamaan
regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut:
Y = a + B1X1 +B2X2 + e Y = 1,526 + 0,251 + 0,724 + e
Dimana : Y
: Kualitas Laporan Keuangan X1
: Sistem Akuntansi Pemerintahan X2
: Kompetensi Sumber Daya Manusia e
: Error 1. Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 1,526, artinya
sistem akuntansi pemerintahan X1 dan kompetensi sumber daya manusia X2 dianggap konstan, maka tingkat kualitas laporan
keuangan sebesar 1,526.
Universitas Sumatera Utara
64 2. Koefisien regresi variabel sistem akuntansi pemerintahan X1
sebesar 0,251, artinya sistem akuntansi pemerintahan mengalami kenaikan 1 akan menyebabkan peningkatan terhadap kualitas
laporan keuangan sebesar 0,251 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
3. Koefisien regresi variabel kompetensi sumber daya manusia X2 sebesar 0,724, artinya kompetensi sumber daya manusia
mengalami kenaikan sebesar 1 akan menyebabkan peningkatan terhadap kualitas laporan keuangan sebesar 0,724 dengan asumsi
variabel independen lain nilainya tetap.
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian