yang digunakan adalah pengelolaan laba. Hasil penelitian adalah Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan laba.
ukuran KAP,proporsi dewan komisaris independen, komite audit tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap pengelolaan laba.
1.3 Kerangka Konseptual
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance yang di proksikan ke dalam Kepemilikan Manajerial, Proporsi
Dewan Komisaris Independen dan komite Audit, dan International Financial Reporting Standard IFRS. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Manajemen Laba. Kepemilikan managerial merupakan alat monitoring internal yang penting untuk memecahkan konflik agensi antara external stockholders dan
manajemen. Kepemilikan Manajerial yang tinggi dapat mengurangi Manajemen Laba. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan berfungsi sebagai
penyeimbang dalam proses pengambilan guna memberikan perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan.
Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan
keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas dan integritas laporan keuangan yang
dihasilkan. IFRS dengan pendekatan principled based dianggap dapat meminimalisir tingkat manajemen laba dengan pengetatan aturan dan pendekatan
fair value dalam penyajian laporan keuangan.
Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
1.4 Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau
lebih dalam rumusan proporsi yang dapat diuji secara empiris. MANAJEMEN LABA
Y
IMPLEMENTASI INTERNATIONAL FINANCIAL
REPORTING STANDARD IFRS X4
PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
X2 KEPEMILIKAN
MANAJERIAL X1
KOMITE AUDIT X3
2.4.1 Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba
Kepemilikan manajerial adalah saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang perusahaan
bersangkutan beserta afiliasinya. Investor institusional dan manajemen memiliki insentif yang kuat untuk mendapatkan informasi pra-pengungkapan
predisclosure information mengenai perusahaan untuk memenuhi tanggung jawabnya serta untuk meningkatkan kinerja portofolio mereka Guna dan
Herawaty, 2010. Kepemilikan managerial merupakan alat monitoring internal
yang penting untuk memecahkan konflik agensi antara external stockholders dan manajemen. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai
berikut: H1: Terdapat pengaruh mekanisme good corporate governance dengan proksi
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
2.4.2 Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Manajemen Laba
Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil
keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara Pedoman GCG Indonesia, 2006.
Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali,
serta bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan
berfungsi sebagai penyeimbang dalam proses pengambilan guna memberikan perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang
terkait dengan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H2 : Terdapat pengaruh mekanisme good corporate governance dengan proksi komisaris independen terhadap manajemen laba.
2.4.3 Komite Audit dan Manajemen Laba
Komite audit menurut Kep. 29PM2004 merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan
perusahaan. Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan
kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas dan integritas laporan keuangan
yang dihasilkan Herawaty 2007. Tujuan dari keberadaan komite audit di perusahaan seperti yang diungkapkan dalam Herawaty 2007 adalah:
1 memberikan kepastian bahwa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
serta disajikan secara wajar dan tidak menyesatkan; 2 Memberikan kepastian bahwa pengendalian internal perusahaan telah
memadai; 3 Melakukan pengawasan dan menindaklanjuti kemungkinan penyimpangan
material dalam bidang keuangan dan implikasi hukumnya; 4 Memberikan rekomendasi dalam pemilihan auditor eksternal yang akan
melakukan audit di perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H3 : Terdapat pengaruh mekanisme good corporate governance dengan proksi komite audit terhadap manajemen laba.
2.4.4 Implementasi IFRS terhadap Manajemen Laba
Sulistyanto 2008 mengemukakan bahwa keberadaan aturan dalam standard akuntansi dapat merupakan suatu alat yang mengakomodasi dan
memfasilitasi perusahaan melakukan kecurangan. Pernyataan IAI tahun 2009 yang menyebutkan bahwa IFRS dapat
mempersulit tindakan manajemen laba melalui penerapan fair value dan balance sheet approach. Penerapan IFRS sebagai standar global akan berdampak semakin
sedikitnya pilihan-pilihan metode akuntansi yang dapat diterapkan sehingga akan meminimalisir praktik-praktik kecurangan. Penerapan IFRS juga berdampak pada
pengungkapan yang lebih banyak dan lebih terinci sehingga akan mengurangi tingkat asimetri informasi IAI, 2009.
IFRS dengan pendekatan principled based dianggap dapat meminimalisir tingkat manajemen laba dengan pengetatan aturan dan pendekatan fair value
dalam penyajian laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut : H4 : Terdapat pengaruh Implementasi IFRS terhadap Manajemen Laba.
H5 : Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan Implementasi International Financial Reporting Standard IFRS
berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian asosiatif kausal. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hubungan sebab akibat
dalam bentuk pengaruh antar variabel. Baik variabel independen, variabel dependen ataupun variabel kontrol. Penelitian Asosiatif Kausal yaitu menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini dibangun teori yang menjelaskan, memaparkan dan menyimpulkan suatu masalah.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diambil meliputi laporan keuangan tahunan perusahaan yang ada di
situs resmi Bursa Efek Indonesia BEI yakni www.idx.co.id. Data yang digunakan bersifat time series, yakni data yang didapat dalam beberapa waktu
tertentu. Misalnya dalam waktu tahunan. Data yang dibutuhkan menyangkut data berupa catatan atas laporan
keuangan, data-data leverage, kepemilikan institutional, proporsi dewan komisaris independen, komite audit dan kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan
tersebut serta data dari situs perusahaan yang dimaksudkan. Dan laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh auditor independen.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian