3 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95. 4 Melihat nilai Condition Index CI, Jika nilai CI antara 10 dan 30 terdapat
multikolinearitas moderat ke kuat, sedangkan jika nilai CI 30 artinya terdapat multikolinearitas sangat kuat.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika varian residual suatu pengamatan lain tetap maka disebut homokesdastisitas dan jika berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas, Ghozali 2011. Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, yaitu dengan
menggunakan metode grafik. Metode ini mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan ktiteria sebagai berikut : 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terukur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjan tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time
series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof.
Singgih sebagai berikut: 1 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2 Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Bila signifikansi
0,05 dengan α = 5 berarti residual random dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti residual tidak random dan H0 ditolak.
3.7.3 Uji Hipotesis