4. IFRS mensyaratkan pengungkapan informasi disclosure yang lebih
detail dan terperinci sehingga membantu pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi yang relevan.
5. IFRS semakin diterima oleh banyak negara, terlebih setelah terbukti
standar akuntansi Amerika Serikat tidak mampu membentengi skandal-skandal perusahaan besar seperti kasus Enron dan Worldcom.
2.1.4 Manajemen Laba
Scott 1997 mendefinisikan manajemen laba sebagai berikut : Given that managers can choose accounting policies from a set for example, GAAP, it is
natural to expect that they will choose policies so as to maximize their own utility andor the market value of the firm.
Dari definisi tersebut manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat
memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan. Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan manajer divisi yang
bertujuan meningkatkan menurunkan pendapatan yang dilaporkan saat ini tanpa kesesuaian peningkatan penurunan dalam keuntungan ekonomik jangka panjang
divisi tersebut Narendra, 2013. Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh
manajemen untuk mencapai tujuan khusus. Dari definisi tersebut manajemen laba merupakan suatu proses yang disengaja, menurut batasan standar akuntansi
keuangan, untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat tertentu. Healy dan Wahlen 1999 menyatakan bahwa definisi manajemen laba mengandung
beberapa aspek. Pertama, intervensi manajemen laba terhadap pelaporan keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgment, misalnya judgment yang
dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa depan untuk ditunjukkan dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis dan nilai
residu aktiva tetap, tanggung jawab untuk pensiun, pajak yang ditangguhkan, kerugian piutang dan penurunan nilai aset. Di samping itu manajer mempunyai
pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan metode biaya. Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan stakeholders mengenai kinerja
ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar.
Manajemen laba menjadi realitas yang sulit dihindari karena merupakan imbas dari disepakatinya penggunaan dasar akrual sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan. Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan
penting dalam akuntansi keuangan. Beberapa pihak yang berpendapat bahwa manajemen laba merupakan perilaku yang tidak dapat diterima, mempunyai
alasan bahwa manajemen laba berarti suatu pengurangan dalam keandalan informasi laporan keuangan. Investor mungkin tidak menerima informasi yang
cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko portofolionya. Ada beberapa motivasi untuk melakukan manajemen laba, yakni Wulandari,
2013:
a. Hipotesis program bonus bonus plan hypothesis,
Hipotesis Program Bonus Bonus Plan Hypotesis. Hipotesis ini menjelaskan bahwa manajer pada sebuah perusahaan yang menerapkan program
bonus, lebih cenderung untuk menggunakan metode atau prosedur-prosedur akuntansi yang akan menaikkan laba saat ini dengan memindahkan laba periode