1 satuan akan diikuti oleh penurunan manajemen laba sebesar -1,237 dengan asumsi variabel lain tetap.
3. Koefisien regresi proporsi dewan komisaris β2 sebesar -5,177
menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari proporsi dewan komiasris sebesar 1 satuan akan diikuti oleh penurunan manajemen laba sebesar -
5,177 dengan asumsi variabel lain tetap. 4.
Koefisien regresi komite audit β3 sebesar 13,217 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari komite audit sebesar 1 satuan akan diikuti oleh
kenaikan manajemen laba sebesar 13,217 dengan asumsi variabel lain tetap.
5. Variabel regresi IFRS yang memiliki nilai koefisien regresi kearah positif
sebesar 0,382 secara statistik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba. Ini berarti setelah penerapan IFRS tidak terjadi
penurunan manajemen laba pada perusahaan pertambangan di Indonesia.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan pengujian signifikansi simultan Uji-F, uji signifikansi parsial
Uji-T dan uji koefisien determinasi.
4.2.4.1 Uji Simultan Uji-F
Untuk melihat pengaruh Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris, Komite Audit dan IFRS terhadap manajemen laba perusahaan
secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F-test. Apabila
tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Tetapi, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen laba.
Tabel 4.6 Hasil Uji Simultan
F-Test
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
80,316 4
20,079 4,851
,002
b
Residual 211,095
51 4,139
Total 291,412
55 a. Dependent Variable: Manajemen Laba
b. Predictors: Constant, IFRS, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris
Sumber : Output SPSS. Diolah oleh penulis, 2015 Dari uji ANOVA Analysis of Variance didapat nilai F
hitung
sebesar 4,851 dan diketahui nilai F
tabel
sebesar 2,553. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
F
tabel
4,8512,553 dan nilai signifikansi untuk uji F yang diperoleh sebesar 0,002 lebih kecil dari
tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris, komite audit dan IFRS berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen laba.
4.2.4.2 Uji Parsial Uji – t
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t t-Test. Uji-t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel
independen dengan variabel dependen secara inidividu parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut :
H
o
: variabel Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris, Komite Audit dan IFRS tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap manajemen laba. H
a
: variabel Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris, Komite Audit dan IFRS berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap manajemen laba. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak digunakan statistik T Uji Secara Parsial dengan tingkat signifikansi
∝ = 5. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai signifikansi
∝ lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel independen.
Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial
t-Test
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -10,820
2,192 -4,936
,000 Kepemilikan Manajerial
-1,237 ,659
-,227 -1,878
,066 Proporsi Dewan Komisaris
-5,177 2,829
-,240 -1,830
,073 Komite Audit
13,217 3,546
,481 3,727
,000 IFRS
,382 ,281
,163 1,360
,180 a. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber : Output SPSS. Diolah oleh penulis, 2015
Berdasarkan hasil pengujian t-test pada Tabel 4.7, maka dapat disimpulkan hasil signifikansi atau pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1.
Hasil uji variabel Kepemilikan Manajerial terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
0,066 0,05, dengan menggunakan T tabel diperoleh nilai T sebesar 2,007, maka
�
ℎ�����
�
�����
yaitu 1,878 2,007 maka H
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur manajemen laba. 2.
Hasil uji variabel Proporsi Dewan Komisaris terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 0,073 0,05, dengan menggunakan T tabel diperoleh nilai T sebesar 2,007, maka
�
ℎ�����
�
�����
yaitu - 1,830 2,007 maka H
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Proporsi Dewan Komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur manajemen laba. 3.
Hasil uji variabel Komite Audit terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa nilai signifikansi Komite Audit lebih kecil
dari 0,05 0,000 0,05, dengan menggunakan T tabel diperoleh nilai T sebesar 2,007, maka
�
ℎ���� �
�
�����
yaitu 3,727 2,007 maka H
a
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap struktur manajemen laba.
4. Hasil uji variabel IFRS terhadap manajemen laba menunjukkan
bahwa nilai signifikansi IFRS lebih besar dari 0,05 0,180 0,05, dengan menggunakan T tabel diperoleh nilai T sebesar
2,007, maka �
ℎ�����
�
�����
yaitu 1,360 2,007 maka H diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa IFRS
tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
4.2.4.3 Uji Determinansi