hubungan antar variabel yaitu variabel dependen manajemen laba dengan variabel independennya kepemilikan manajerial,proporsi dewan
komisaris, komite audit dan IFRS mempunyai hubungan sebesar 52,5. Koefisien korelasi R dikatakan kuat apabila nilai koefisien R berada
diatas 0,5 dan mendekati 1. Nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,525 berarti
besarnya pengaruh kepemilikan manajerial,proporsi dewan komisaris, komite audit dan IFRS terhadap manajemen laba perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 adalah hanya sebesar 52,5. Sementara sisanya 47,5 dapat dijelaskan
oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,276 mengindikasikan bahwa variabel
independen kepemilikan manajerial,proporsi dewan komisaris, komite audit dan IFRS mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 27,6
dan sisanya sebesar 72,4 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai signifikansi untuk uji F yang diperoleh sebesar 0,002 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit dan
IFRS berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen laba.
Hasil uji t variabel Kepemilikan Manajerial terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 0,0660,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur manajemen
laba. Hasil uji t variabel Proporsi Dewan Komisaris terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 0,073
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Proporsi Dewan Komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur manajemen
laba. Hasil uji t variabel Komite Audit terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa nilai signifikansi Komite Audit lebih kecil dari 0,05
0,000 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap struktur manajemen laba. Hasil uji
t variabel IFRS terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa nilai signifikansi IFRS lebih besar dari 0,05 0,180 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Nilai koefisien determinasi R-Square sebesar 0,525
berarti besarnya pengaruh kepemilikan manajerial,proporsi dewan komisaris, komite audit dan IFRS terhadap manajemen laba perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 adalah hanya sebesar 52,5 sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-
faktor lain. Hal ini di anggap baik,karena 0,525 lebih besar dari 0,5 yang artinya faktor-faktor yang diteliti cukup kuat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance yang di proksikan dengan kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan
komite audit dan implementasi International Financial Reporting Standard IFRS terhadap manajemen laba. Sampel yang dipilih sebanyak 14 perusahaan
pertambangan dengan periode penelitian 2010-2013. Pengujian hipotesis dengan uji-F dan uji-t setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas data dan uji asumsi
klasik. 1.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit dan implementasi IFRS berpengaruh
secara simultan terhadap manajemen laba. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Panjaitan 2012.
2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak mampu menjadi
mekanisme corporate governance yang dapat mengurangi ketidakselarasan kepentingan antar manajemen dengan pemilik atau pemegang saham
sehingga dapat mengurangi terjadinya tindakan manajemen laba.
Hal ini