Proses demineralisasi akan dimulai pada saat rongga mulut dalam keadaan asam. Hidroksiapatit Ca
10
PO
4 6
OH
2
dan Flouroapatit Ca
10
PO
4 6
F
2
yang merupakan mineral dari enamel gigi akan larut menjadi Ca
2+
, PO
4 -9
, dan F
-
atau OH
-
. Ion H
+
akan bereaksi dengan gugus PO
4 -9
, dan F
-
atau OH
-
yang akan membentuk HSO
4 -
, H
2
SO
4 -
, HF atau H
2
O, sedangkan yang kompleks terbentuk CaHSO
4,
CaPO
4
dan CaHPO
4
.
33
Mengingat bahwa kalsium merupakan komponen utama dalam struktur gigi dan demineralisasi enamel terjadi akibat lepasnya ion kalsium dari enamel gigi, maka
pengaruh asam pada enamel gigi merupakan reaksi penguraian. Demineralisasi yang terus-menerus akan membentuk porositas pada permukaan enamel yang sebelumnya
tidak ada. Saliva yang mengandung kalsium dan fosfat dengan konsentrasi yang cukup dapat melindungi enamel dari proses demineralisasi.
32,33
2.6 Remineralisasi Enamel
Remineralisasi merupakan proses penempatan kembali mineral-mineral yang telah larut setelah proses demineralisasi. Proses ini akan terjadi bila pH dari rongga
mulut sudah kembali normal dan terdapat ion kalsium serta ion fosfat dengan konsentrasi yang tinggi dalam rongga mulut. Ion kalsium dan ion fosfatakan
membentuk hidroksiapatit dan menutup kembali ruangan dari kristal yang sudah terdemineralisasi.
32,34
Bahan yang paling sering digunakan untuk meningkatkan proses remineralisasi adalah flour, kalsium, bahan-bahan bioaktif seperti bioglass dan
kalsium silikat. Remineralisasi oleh flour dimulai dengan bergabungnya ion flour dengan kalsium yang akan membentuk fluoroapatit. Pembentukan fluoroapatit dapat
mengurangi kelarutan dari hidroksiapatit. Proses remineralisasi dapat terjadi bila terdapat ion kalsium dan fosfat dalam rongga mulut. Oleh karena itu, bahan yang
mengandung kalsium juga sering digunakan sebagai bahan remineralisasi.Salah satu contoh bahan remineralisasi yang mengandung kalsium adalah CPP-ACP. Bahan-
bahan bioaktifjuga dapat meningkatkan proses remineralisasi dengan cara
membentuk kalsium dan fosfat serta bahan ini dapat berpengaruh terhadap kekuatan enamel gigi.
35
2.7 Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate CPP-ACP
Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phospate CPP-ACP merupakan bahan remineralisasi yang berasal dari produk susu yang terdiri dari
Casein Phosphopeptide CPP dan Amorphous Calcium Phosphate ACP. CPP berasal dari kasein protein susu yang mempunyai kemampuan untuk menjaga
stabilitas kalsium dan fosfat. Sehingga pada saat proses demineralisasi terjadi, ion fosfat dan ion kalsium yang dihasilkan oleh CPP-ACP akan ditempatkan pada
permukaan gigi, masuk ke dalam enamel rod dan akan berubah bentuk menjadi kristal apatit sehingga proses remineralisasi terjadi. Ion kalsium dan fosfat juga dapat
berikatan dengan protein plak gigi sehingga mengurangi kondisi asam dalam rongga mulut. CPP-ACP menghambat enzim pada bakteri yang dapat mengubah glukosa
menjadi asam dan proses ini dapat mengurangi demineralisasi enamel gigi. ACP pertama kali dijelaskan oleh Aaron S. Poner pada pertengahan tahun 1960-an. ACP
merupakan endapan dari larutan kalsium fosfat yang jenuh. CPP-ACP berguna untuk menghambat pembentukan karies, perawatan white spot, hipomineralisasi enamel,
fluorosis ringan, gigi yang sensitif, erosi gigi dan mencegah akumulasi plak pada pengguna pesawat ortodonti. CPP-ACP juga ternyata dapat mempertahankan warna
gigi setelah proses bleaching dan dapat mencegah gigi menjadi sensitif.
36
2.8 Saliva Buatan Artificial Saliva