natrium klorida NaCl, kalium klorida KCl, kalsium klorida CaCl
2
dan magnesium sulfate heptahydrate MgSO
4
. 7H
2
O.
37
Berikut ini adalah contoh komposisi dari saliva buatan larutan Mc Dougal :
Tabel 4. Komposisi saliva buatan
37
Bahan Jumlah gram
NaHCO
3
58.8 Na
2
HPO
4.
7H
2
O 42.0
NaCl 2.82
KCl 3.42
CaCl
2
0.24 MgSO
4
. 7H
2
O 0.74
pH = 6,8
2.9 Scanning Electron Microscope SEM
Scanning Electron Microscope SEM adalah sebuah mikroskop yang memanfaatkan elektron sebagai pengganti cahaya untuk membentuk sebuah tampilan
gambar.Elektron memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada cahaya. Cahaya hanya mampu mencapai resolusi 200 nm sedangkan elektron dapat mencapai 0,1-0,2 nm.
SEM banyak digunakan dalam bidang ilmu kedokteran, karena SEM dapat membantu peneliti untuk melihat objek yang diteliti menjadi lebih jelas.
38,39
Prinsip kerja SEM dimulai dari sebuah pistol elektron akan memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan anoda. Lalu lensa elektron berupa lensa
magnetik akan memfokuskan elektron kepada sampel. Sinar elektron yang terfokus akan memindai scanning sampel secara keseluruhan diarahkan oleh koil pemindai.
Ketika elektron mengenai sampel, maka sampel akan menghasilkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor dan gambar dari sampel akan dikirim ke monitor
Gambar 8.
39
Kelemahan dari SEM adalah memerlukan kondisi vakum, hanya dapat menganalisa permukaan saja, resolusi lebih rendah dari Transmission Electron
Microscopy dan sampel harus bahan yang konduktif. Jika bahan bukan suatu konduktor maka harus dilapisi logam terlebih dahulu.
40
Pelapisan sampel dengan bahan konduktif dikenal dengan istilah conductive coating.Conductive coating dapat mencegah akumulasi statis dari muatan listrik pada
spesimen selama irradiasi elektron dan meningkatkan emisi elektron sekunder pelepasan elektron sekunder sehingga gambar yang dihasilkan tidak mengalami
distorsi. Bahan yang biasanya digunakan untuk melapisi spesimen adalah emas, palladium dan platina.
40,41
Gambar 8. Prinsip kerja Scanning Electron Microscope
39
2.10 Landasan Teori
Enamel merupakan lapisan terluar gigi yang hanya melapisi mahkota gigi dan merupakan jaringan yang paling keras yang terdapat pada tubuh manusia. Hal ini
dapat terjadi karena enamel memiliki kandungan mineral yang tinggi. Komposisi dari enamel adalah 96 dari berat 88-90 dari volume tersusun atas zat anorganik
dalam bentuk kristal hidroksiapatit [Ca
10
PO
4 6
OH
2
], sekitar 3 dari berat 5-10 dari volume adalah air dan 1 zat organik.
11
Enamel dapat mengalami diskolorisasi sehingga terjadilah perubahan pada warna gigi yang dapat memengaruhi estetik dan psikologi seseorang. Perubahan
warna gigi dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik baik secara langsung non-metallic stains maupun tidak langsung metallic stains dan faktor intrinsik yang dapat terjadi
sebelum erupsi gigi pre-eruptive atau setelah erupsi gigi post-eruptive.
18
Diskolorisasi gigi yang terjadi oleh karena faktor ekstrinsik secara langsung non-metallic stains dapat terjadi akibat kesalahan diet seperti mengkonsumsi
makanan dan minuman yang berwarna, kebersihan rongga mulut dan penggunaan obat-obatan seperti klorheksidin. Sedangkan diskolorisasi yang terjadi oleh karena
faktor ekstrinsik secara tidak langsung metallic stains dapat terjadi akibat penggunaan obat-obatan seperti penggunaan larutan oral yang mengandung besi dan
pengaruh dari pekerjaan serta lingkungan.
18
Diskolorisasi gigi yang terjadi karena faktor intrinsik sebelum gigi erupsi pre-eruptive dapat terjadi akibat kelainan metabolisme, gangguan akibat kuman
patogen pada gigi, kelainan genetik, penggunaan obat-obatan seperti tetracycline dan lingkungan. Sedangkan diskolorisasi yang terjadi oleh karena faktor intrinsik setelah
proses erupsi post-eruptive dapat terjadi akibat kondisi gigi dan pulpa serta bahan- bahan kedokteran gigi yang digunakan.
18
Bleaching merupakan perawatan kosmetik terhadap gigi yang telah mengalami perubahan warna yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik maupun faktor
intrinsik dengan menggunakan larutan kimia yang dapat mengubah warna gigi menjadi lebih putih.
19
Bleaching dapat dilakukan pada gigi vital external bleaching dan non vital internal bleaching.Biasanya external bleaching dilakukan pada gigi
yang mengalami diskolorisasi oleh karena faktor ekstrinsik sedangkan internal bleaching dilakukan pada gigi yang mengalami diskolorisasi oleh karena faktor
intrinsik. Bahan bleaching untuk gigi vital dapat diperoleh secara bebas teknik over the counter atau dilakukan dibawah pengawasan dokter gigi teknik in-office dan
home bleaching.
19,20,22
Bahan bleaching yang digunakan pada teknik in-office adalah hidrogen peroksida 30-35 atau karbamid peroksida 35. Sedangkan bahan yang
biasa digunakan pada home bleaching adalah hidrogen peroksida 10 atau karbamid peroksida 16.
24
Bahan peroksida yang digunakan pada saat perawatan bleaching memang masih tergolong aman untuk digunakan. Namun ternyata bahan peroksida dapat
menimbulkan efek samping terhadap enamel gigi dan dapat meningkatkan proses demineralisasi pada gigi. Demineralisasi merupakan proses hilangnya kandungan
mineral pada enamel. Beberapa penelitian mengatakan bahwa peroksida yang terdapat pada bahan bleaching dapat menyebabkan pelepasan mineral enamel,
perubahan kekerasan pada enamel dan perubahan morfologi permukaan enamel.
27,28,32
Pelepasan mineral enamel dapat terjadi diakibatkan adanya reaksi antara ion hidrogen dengan hidroksiapatit yang mengakibatkan hilangnya mineral dari
permukaan enamel. Hilangnya mineral enamel akan berpengaruh terhadap kekerasan enamel dan morfologi dari permukaan gigi sehingga dapat terjadi perubahan pada
mikrostruktur enamel gigi.
29,30,31
Oleh karena itu sangat diperlukan suatu bahan yang dapat meningkatkan proses remineralisasi agar ruangan dari kristal yang sudah
terdemineralisasi dapat tertutup kembali.
34
Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phospate CPP-ACP merupakan bahan remineralisasi yang berasal dari produk susu yang terdiri dari
Casein Phosphopeptide CPP dan Amorphous Calcium Phosphate ACP. CPP berasal dari kasein protein susu yang dapat menstabilkan ion kalsium dan fosfat serta
melokalisasikannya pada permukaan gigi, masuk ke dalam enamel rod dan akan berubah bentuk menjadi kristal apatit sedangkan ACP mengandung kalsium dan
fosfat sehingga dapat menghasilkan konsentrasi ion kalsium dan fosfat yang optimal.
36
Pada saat konsentrasi kalsium dan fosfat dalam keadaan tinggi di rongga
mulut, proses remineralisasi akan terjadi. Remineralisasi merupakan proses penempatan kembali mineral-mineral enamel yang telah larut setelah proses
demineralisasi. Proses ini dimulai dari ion kalsium dan fosfat yang akan membentuk kembali hidroksiapatit dan akan menutup kembali ruangan dari kristal yang sudah
terdemineralisasi.
32,35
Ion kalsium dan fosfat juga dapat berikatan dengan protein plak gigi sehingga mengurangi kondisi asam dalam rongga mulut. CPP-ACP dapat
menghambat enzim pada bakteri yang dapat mengubah glukosa menjadi asam dan proses ini tentunya dapat mengurangi proses demineralisasi enamel gigi.
36
Kerangka Teori
Enamel Faktor ekstrinsik secara
langsung dan tidak langsung dan faktor
intrinsik pre-eruptive dan post-eruptive
2.11 Kerangka Konsep