Komposisi Enamel Diskolorisasi pada Bagian Luar Gigi Ekstrinsik

Gambar 1. Gambaran SEM permukaan enamel gigi 2000x 13

2.1.1 Komposisi Enamel

Komposisi kimia enamel adalah 96 dari berat 88-90 dari volume tersusun atas zat anorganik dalam bentuk kristal hidroksiapatit [Ca 10 PO 4 6 OH 2 ], sekitar 3 dari berat 5-10 dari volume adalah air dan 1 zat organik. 11 Hidroksiapatit tersusun atas komponen-komponen kalsium dan fosfat yang ditemukan juga pada tulang, dentin dan sementum. Biasanya hidroksiapatit berbentuk sebuah kristal segi enam heksagonal dengan lebar 70 nm dan tebal 25 nm. Satu unit sel kristal terdiri dari satu gugus hidroksil yang dikelilingi oleh tiga ion kalsium. Ketiga ion kalsium ini dikelilingi oleh tiga ion fosfat.Sedangkan zat organik pada enamel gigi mengandung dua kelompok protein yaitu 90 sebagai non-amelogenin seperti enamelin, tuftelin dan ameloblastin dan sebagian kecil sebagai amelogenin. Enamelin mengelilingi dan mengisi ruangan yang ada diantara kristal hidroksiapatit serta berperan dalam permeabilitas atau daya serap enamel. 11,14

2.1.2 Struktur Enamel

Enamel terbagi menjadi dua bagian, yaitu 1 bagian luar yang disebut surface enamel dan 2 bagian dalam yang disebut subsurface enamel. Permukaan enamel yang paling luar surface enamel merupakan tempat proses terjadinya karies dimulai, tempat bahan bleaching dan bahan remineralisasi diaplikasikan. Surface enamel memperlihatkan gambaran yang berbeda-beda, dimana menunjukkan adanya aprismatik enamel, perikymata, gambaran prisma enamel, retak, pit dan elevasi. Dibandingkan dengan bagian dalam subsurface enamel, surface enamel lebih banyak mengandung fluor dan sedikit mengandung karbonat sehingga permukaannya lebih keras, porus lebih sedikit, tidak mudah larut dan lebih radiopak. 11

2.1.2.1 Prisma Enamel

Enamel terdiri atas prisma enamel atau enamel rod mulai dari batas enamel dan dentin Dentinoenamel Junction sampai ke permukaan enamel paling luar. Prisma enamel merupakan struktur dasar dari enamel. Setiap prisma enamel terdiri dari empat ameloblast. Satu ameloblastmembentuk bagian kepala head, dua ameloblast membentuk bagian leher neck dan satu ameloblast membentuk bagian ekor tail. 14 Pada potongan melintang dari enamel gigi manusia, prisma enamel biasanya berbentuk seperti lubang kunci atau key holeGambar 2a. Prisma enamel memiliki diameter yang bervariasi antara 5-6 µm dengan panjang dari kepala sampai ekor sekitar 8-9 µm dan lebar bagian kepala sekitar 4-5 µm. 11,15 Ukuran dari prisma enamel sama besar dengan ukuran sel darah merah. Prisma enamel terdiri dari kristal- kristal dan permukaannya dibungkus oleh selubung batang atau rod sheath serta memiliki inti pada bagian tengah yang sering disebut rod core. Rod sheath memiliki lebih banyak zat organik dibandingkan dengan rod core Gambar 2b. 14 Pada permukaan terluar dari enamel gigi permanen yang baru erupsi terdapat lapisan non-prismatik enamel atau aprismatik enamel. Lapisan ini menutupi bagian dari prisma-prisma enamel. Aprismatik enamel terbentuk akibat tidak adanya prosesus Tomes pada tahap akhir pembentukan enamel. 11 Gambar 2. Prisma enamel berbentuk key hole. a Gambaran struktural dari prisma enamel; b Gambaran mikroskopik dari prisma enamel 14,15

2.1.2.2 Incremental Lines

Incremental lines merupakan garis yang terbentuk karena adanya aktivitas sel pembentuk enamel yang disebut ameloblast. Incremental lines terdiri dari dua tipe, yaitu 1 cross-striation Gambar 3dan 2 retzius lines Gambar 4. 16 Gambar 3. Cross-striation panah hitam dan prisma enamel panah putih pada gigi molar dua desidui mandibula 16 a b Gambar 4.Retzius lines panah hitam dan prisma enamel panah merah pada gigi molar dua desidui mandibula 16 Kedua garis ini dapat digunakan untuk menghitung lama dari proses pembentukan enamel amelogenesis. Cross-striation terbentuk setiap 24 jam sedangkan retzius lines terbentuk setiap 6-12 hari. Retzius lines merupakan garis pertumbuhan enameldan menunjukkan jumlah lapisan dari enamel serta berakhir pada permukaan enamel yang disebut perikimata. 16

2.1.2.3 Dentinoenamel Junction

Perbatasan antara enamel dan dentin dikenal dengan istilah dentinoenamel junction. Bagian enamel yang dapat dilihat pada bagian dentinoenamel junction adalah 1 enamel spindle, 2 enamel tuft dan 3 enamel lamellae.Enamel spindle merupakan odontoblast yang tertanam pada enamel dengan panjang 25 µm. Pada potongan memanjang longitudinal, enamel spindle dapat dilihat dengan jelas. Enamel tuft merupakan enamel rods yang mengalami hipomineralisasi. Berbentuk seperti rumput dengan panjang sekitar 100 µm dan berjalan searah dengan prisma enamel.Enamel tuft dapat dilihat dengan jelas pada potongan melintang. Enamel lamellae merupakan celah tipis sehingga saliva dan debris dapat masuk ke dalamnya. Panjang dari enamel lamellae tergantung dari ketebalan enamel seseorang. Pada saat proses perkembangan enamel, enamel lamellae akan diisi oleh protein enamel. Pada potongan melintang, enamel lamellae dapat dilihat dengan jelas Gambar 5. 11 Gambar 5. Bagian-bagian dari dentino-enamel junction 14

2.1.2.4 Cementoenamel Junction CEJ

Cementoenamel junction CEJ adalah perbatasan antara enamel yang melapisi mahkota gigi dengan sementum yang menutupi bagian akar gigi. CEJ merupakan tempat dimana serat-serat gingiva melekat pada gigi yang sehat.Pada orang dewasa muda, CEJ dilindungi oleh jaringan gingiva. Namun dengan meningkatnya usia dan terjadinya erupsi pasif yang terus menerus, terjadi pergeseran dari CEJ ke sulkus gingiva. Pergeseran ini akan menyebabkan CEJ menjadi tersingkap dan hal ini dapat membuat daerah CEJ menjadi rentan terhadap keadaan patologis seperti karies akar, erosi pada bagian servikal gigi, resorpsi akar dan abrasi. 17 Ada tiga kemungkinan bentuk hubungan CEJ, yaitu 1 sekitar 60 enamel yang tumpang tindih dengan sementum overlapped, 2 30 enamel yang bertemu dengan sementum edge-to-edge dan 3 10 enamel yang tidak bertemu dengan sementum sehingga ada bagian dentin yang tidak terlindungi Gambar 6. 17 Penelitian yang dilakukan oleh Arambawata dkk 2009 menyatakan bahwa ada 55,1 gigi memiliki hubungan CEJ yang edge-to-edge dan 30,7 enamel yang tidak bertemu dengan sementum. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya enamel yang tidak bertemu dengan sementum lebih besar dari penelitian yang telah dilaporkan sebelumnya. Oleh karena itu, hubungan CEJ harus selalu diperhatikan sebelum melakukan perawatan gigi seperti perawatan ortodonti, pemasangan stainless steel crown dan terutama dalam perawatan bleaching. 17 Gambar 6.Morfologi Cementoenamel Junction CEJ.I :Overlapped sementum berada di atas enamel, II : Edge-to- edge, III : Enamel tidak bertemu dengan sementum, IV : Overlapped enamel berada di atas sementum 17

2.2 Diskolorisasi Gigi

Diskolorisasi pada gigi merupakan salah satu penyebab mengapa seseorang membutuhkan perawatan gigi.Hal ini disebabkan oleh karena diskolorisasi gigi dapat memengaruhi estetik dan psikologi seseorang. Berdasarkan dari letaknya, diskolorisasi gigi dapat diklasifikasikan menjadi 1 diskolorisasi pada bagian luar gigi ekstrinsik dan 2 diskolorisasi pada bagian dalam gigi intrinsik. 18

2.2.1 Diskolorisasi pada Bagian Luar Gigi Ekstrinsik

Diskolorisasi pada bagian luar gigi merupakan diskolorisasi yang terletak pada permukaan luar gigi dan disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar gigi.Diskolorisasi ekstrinsik dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu secara 1 langsung dan 2 tidak langsung. Dan diskolorisasi ekstrinsik juga dapat diklasifikasikan menjadi 1 non-metallic stains dan 2 metallic stains. 18 Diskolorisasi ekstrinsik secara langsung biasanya diakibatkan oleh karena diet dan zat yang biasa dimasukkan ke dalam mulut.Faktor diet dapat menyebabkan diskolorisasi pada permukaan gigi yang berwarna coklat atau hitam tergantung dari makanan atau minuman yang dikonsumsi sehari-hari seperti teh, kopi, dan jenis minuman lainnya.Faktor kebersihan rongga mulut dapat memengaruhi akumulasi plak, kalkulus dan sisa-sisa makanan yang dapat menyebabkan diskolorisasi yang biasanya berwarna kuning atau coklat.Bakteri kromogenik yang ada di dalam rongga mulut dapat menyebabkan diskolorisasi pada gigi biasanya pada daerah margin gingiva.Faktor kebiasaan seperti merokok dan mengunyah tembakau dapat menyebabkan diskolorisasi berupa warna coklat tua atau hitam pada satu per tiga sampai setengah permukaan gigi.Faktor kebiasaan menggunakan obat-obatan dalam jangka panjang dapat menyebabkan diskolorisasi pada gigi seperti obat kumur klorheksidin dapat menyebabkan gigi menjadi warna kuning kecoklatan. Tabel 1 18 Diskolorisasi ekstrinsik secara tidak langsung diakibatkan oleh karena adanya reaksi kimia pada permukaan gigi.Faktor obat-obatan yang mengandung logam seperti larutan oral yang mengandung besi dapat menyebabkan diskolorisasi pada gigi berupa warna hitam.Faktor pekerjaan dan lingkungan juga dapat menyebabkan diskolorisasi pada gigi oleh karena permukaan gigi terpapar zat seperti besi, mangan, perak, dan lain-lain. Tabel 1 18 Tabel 1. Penyebab diskolorisasi pada bagian luar gigi ekstrinsik 18 Klasifikasi Faktor Penyebab Contoh Warna Diskolorisasi ekstrinsik secara langsung non- metallic stains Diet Teh, kopi, dan makanan lainnya Coklat, hitam Kebersihan mulut Plak, kalkulus, dan sisa-sisa makanan Bakteri kromogenik Kuning, coklat Coklat, hitam, hijau, oranye Kebiasaan Merokok, mengunyah tembakau Coklat tua, hitam Obat-obatan Klorheksidin Obat kumur yang mengandung fenolik Antibiotik : Minocycline Kuning kecoklatan Kuning Hijau, abu Diskolorisasi ekstrinsik secara tidak langsung metallic stains Obat-obatan Larutan oral yang mengandung besi iron Obat kumur yang mengandung copper salt Obat kumur yang mengandung potassium permanganate Flouride Silver nitrate Hitam Hijau Ungu, hitam Coklat keemasan Abu-abu Pekerjaan dan lingkungan Terpapar besi, mangan, dan perak Terpapar merkuri Tembaga dan nikel Asap dari asam kromat Hitam Biru kehijauan Hijau Oranye tua

2.2.2 Diskolorisasi pada Bagian Dalam Gigi Intrinsik