Lingkungan Latihan Fisik Nutrisi

3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur dan kualitas tidur pada batita

Kualitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Diantaranya yang dapat mempengaruhinya adalah:

3.2.1 Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi batita dapat mempercepat terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat batita tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Atur suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur yang meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya. Boks dapat diletakkan di dalam kamar tidur, di samping ranjang orang tua atau di kamar tersendiri. Dihindari suara bising yang membuat membuat anak mudah terjaga. Tidak menggunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk yang bisa membuat anak sesak. Nyamuk memang sering membuat anak tidak nyenyak tidur. Menggunakan kelambu bisa melindungi batita dari serangan nyamuk. Keadaan lampu yang sangat terang akan membuat anak sulit membedakan siang dan malam. Keadaan yang gelap akan merangsang otak untuk memproduksi melatonin, hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pinela untuk memberitahu otak bahwa diluar hari sudah gelap Kozier, 2002. Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Latihan Fisik

Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut dapat terlihat bila batita melakukan aktivitas sehari-hari atau setelah melakukan pemijatan dan mencapai kelelahan. Latihan 2 jam atau lebih dalam hal ini pemijatan batita yang dilakukan sebelum waktu tidur membuat tubuh menjadi dingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang dapat meningkatkan relaksasi Hidayat, 2006.

3.2.3 Nutrisi

Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur batita. Batita sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum kenyang. Karena itu, perlu diperhatikan kebutuhan makanan dan minuman batita sebelum tidur. Seperti pemberian minuman susu formula sebelum tidur merupakan cara pemenuhan minuman batita. Jika kebutuhan fisiknya dipenuhi, batita tidak akan sering terbangun di tengah malam. Potter and Perry, 2006.

3.2.4 Penyakit

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

6 79 69

Analisis Faktor Ketertarikan Ibu Terhadap Susu Formula Untuk balita (Studi Kasus: di Kecamatan Kualuh Selatan , Labuhan Batu Utara)

4 45 83

Hubungan Kualitas Tidur dan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

11 91 19

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENGKOMSUMSIAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI DESA PANJI PORSEA KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI.

0 1 29

PENGARUH PEMBERIAN SUSU FORMULA MENGGUNAKAN BOTOL SUSU (DOT) TERHADAP KEJADIAN RAMPAN Pengaruh Pemberian Susu Formula Menggunakan Botol Susu (Dot) Terhadap Kejadian Rampan Karies Pada Anak Prasekolah Di Kelurahan Pabelan.

0 2 17

PENGARUH PEMBERIAN SUSU FORMULA MENGGUNAKAN BOTOL SUSU (DOT) TERHADAP KEJADIAN RAMPAN Pengaruh Pemberian Susu Formula Menggunakan Botol Susu (Dot) Terhadap Kejadian Rampan Karies Pada Anak Prasekolah Di Kelurahan Pabelan.

0 3 15

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

0 0 22

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

0 0 9

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

0 0 14

Pengaruh Kebiasaan Mengkonsumsi Susu Formula Terhadap Kualitas Tidur Batita di Kelurahan Panji Dabutar Kecamatan Sitinjo

0 0 10