NREM tahap 1 NREM tahap 2 NREM tahap 3 Siklus Tidur

1.3 Tahapan Tidur

Penelitian tentang tidur telah menunjukkan bahwa tidur tidak saja merupakan satu keadaan tidak sadar, tetapi sesungguhnya mengandung 2 jenis tidur yang berbeda yaitu Non Rapid Eye Movement Sleep NREM yaitu tidur dimana mata tidak bergerak dengan cepat dan Rapid Eye Movement Sleep REM yaitu tidur dimana mata bergerak dengan cepat waktu mimpi Azizah, 2013. Elektroensefalogram EEG memberikan gambaran jelas mengenai apa yang terjadi selama tidur. Elektroda dipasang di berbagai bagian kulit kepala orang yang sedang tidur. Elektroda menyalurkan energi listrik dari korteks serebral ke pena yang mencatat gelombang otak pada kertas grafik Kozier, 2002

1.3.1 Tidur Non Rapid Eye Movement NREM

Tidur NREM adalah tidur yang dalam dan tenang dan menurukan beberapa fungsi fisiologis. Pada dasarnya, semua proses metabolik yang meliputi tanda-tanda vital, metabolisme dan kerja otot menjadi lambat. Bahkan mewnelan dan produksi saliva juga berkurang. Tidur NREM juga disebut sebagai tidur gelombang lambat karena gelombang otak orang yang sedang tidur lebih lambat dibandingkan gelombang alfa dan beta orang yang sedang bangun atau terjaga Kozier, 2002. Tahap ini akan dibagi menjadi empat 4 tahap

a. NREM tahap 1

Tahap ini adalah tahap tidur yang sangat ringan. Selama tahap ini, individu merasa mengantuk dan relaks, bola mata bergerak dari satu sisi kesisi lain, dan denyut jantung serta frekuensi pernapasan sedikit Universitas Sumatera Utara menurun. Orang yang tidur dapat dibangunkan dengan cepat dan tahap ini hanya berlangsung selama beberapa menit Kozier, 2002.

b. NREM tahap 2

Tahap ini adalah tahap tidur ringan dan selama tahap ini proses tubuh terus menerus menurun. Mata secara umum tetap bergerak dari satu sisi ke sisi lain, denyut jantung dan frekuensi pernapasan sedikit menurun, dan suhu tubuh menurun. Tahap dua hanya berlangsung sekitar 10-15 menit tetapi merupakan 40 -50 bagian dari tidur total Kozier, 2002.

c. NREM tahap 3

Tahap ini termasuk tidur dimana denyut jantung dan frekuensi pernapasan, serta proses tubuh lain, terus menurun karena dominasi saraf parasimpatik selama tahap ini berlangsung. Orang yang tidur menjadi lebih sulit bangun. Individu tidak terganggu dengan stimulus sensorik, otot rangka menjadi sangat relaks, refleks menghilang, dan dapat terjadi dengkuran Kozier, 2002.

d. NREM tahap 4

Tahap ini merupakan tahap tidur yang dalam, disebut tidur delta. Denyut jantung dan frekuensi pernafasan orang yang tidur menurun sebesar 20 - 30 dibandingkan denyut jantung dan frekuensi pernapasan selama jam terjaga. Orang yang tidur sangat relaks, jarang bergerak, dan sulit dibangunkan. Tahap ini diduga memulihkan tubuh Universitas Sumatera Utara secara fisik. Selama tahap ini, mata biasanya berputar, dan terjadi mimpi Kozier, 2002.

1.3.2 Tidur Rapid Eye Movement REM

Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak setenang tidur NREM dan mimpi paling sering terjadi selama tidur REM. Dan mimpi ini biasanya diingat. Selama tidur REM otak sangat aktiv dan metabolisme oak dapat meningkat sebesar 20. Tipe tidur ini disebut juga tidur paradoksikal karena tanpaknya bertentangan bahwa tidur dapat terjadi secara simultan dengan tipe aktivitas otak ini, dimana individu yang sedang tidur dapat sulit dibangunkan atau dapat bangun secara spontan, tonus otot ditekan, sekresi lambung meningkat dan denyut jantung serta frekuensi pernapasan seringkali tidak teratur Kozier, 2002.

1.4 Siklus Tidur

Selama siklus tidur, individu melalui tidur NREM dan REM, siklus komplet biasanya berlangsung sekitar 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam siklus tidur pertama, orang yang tidur melalui ketiga tahap pertama tidur NREM dalam total waktu 20-30 menit. Kemudian, tahap 4 dapat berlangsung sekitar 30 menit, setelah itu tidur kembali ke tahap 3 dan 2 sekitar 20 menit. Setelah itu, terjadi tahap REM 1, yang berlangsung sekitar 10 menit, melengkapi siklus 1. Orang tidur biasanya mengalami 4-6 siklus tidur selama 7-8 jam. Orang tidur yang dibangunkan di tahap manapun harus memulai tahap 1 tidur NREM yang baru dan berlanjut ke seluruh tahap tidur REM. Durasi tahap tidur NREM dan REM Universitas Sumatera Utara bervariasi selama periode tidur. Seiring dengan berlalunya malam, orang tidur menjadi tidak terlalu lelah dan meluangkan lebih sedikit waktu di tahap 3 dan 4 tidur NREM. Tidur Rem meningkat dan mimpi cenderung memanjang. Apabila orang tidur sangat lelah, siklus REM seringkali terjadi sangat singkat. Sebelum tidur berakhir, terjadi periode hampir terbangun, dan didominasi tahap 1 dan 2 tidur NREM dan REM Kozier, 2002. Skema 1. Satu siklus tidur normal Mengantuk Stadium 1NREM Stadium 2 NREM Stadium 3 NREM Stadium 4NREM REM Stadium 2 NREM Stadium 3 NREM Skema 1: Siklus tidur dari Fundamental of Nursing by Potter Perry, 2001 Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang merupakan siklus dari 24 jam kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkadian ini juga merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu, maka fungsi fisiologis dan psikologis dapat terganggu Potter Perry, 2001. Universitas Sumatera Utara

1.5 Pola Tidur Normal

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

6 79 69

Analisis Faktor Ketertarikan Ibu Terhadap Susu Formula Untuk balita (Studi Kasus: di Kecamatan Kualuh Selatan , Labuhan Batu Utara)

4 45 83

Hubungan Kualitas Tidur dan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

11 91 19

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENGKOMSUMSIAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI DESA PANJI PORSEA KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI.

0 1 29

PENGARUH PEMBERIAN SUSU FORMULA MENGGUNAKAN BOTOL SUSU (DOT) TERHADAP KEJADIAN RAMPAN Pengaruh Pemberian Susu Formula Menggunakan Botol Susu (Dot) Terhadap Kejadian Rampan Karies Pada Anak Prasekolah Di Kelurahan Pabelan.

0 2 17

PENGARUH PEMBERIAN SUSU FORMULA MENGGUNAKAN BOTOL SUSU (DOT) TERHADAP KEJADIAN RAMPAN Pengaruh Pemberian Susu Formula Menggunakan Botol Susu (Dot) Terhadap Kejadian Rampan Karies Pada Anak Prasekolah Di Kelurahan Pabelan.

0 3 15

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

0 0 22

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

0 0 9

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

0 0 14

Pengaruh Kebiasaan Mengkonsumsi Susu Formula Terhadap Kualitas Tidur Batita di Kelurahan Panji Dabutar Kecamatan Sitinjo

0 0 10