Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan Implementasi MTBS Hubungan Antara Alokasi Dana dengan Implementasi MTBS

87 dokter puskesmas pun perlu terlatih MTBS agar dapat melakukan supervisi penerapan MTBS di wilayah kerja puskesmas.

5.1.9 Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi - Square diperoleh nilai p value = 0,521 . Nilai p value lebih dari 0,05 sehingga Ha ditolak. Dapat dikatakan bahwa variabel kepemimpinan Kepala Puskesmas tidak berpengaruh dalam implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi kerja organisasi. Kepemimpinan merupakan aktifitas yang utama agar tujuan organisasi tercapai Fahmi, 2014 . Begitu juga dalam implementasi program, kepemimpinan yang baik akan mendukung tercapainya tujuan dari program tersebut. Tidak adanya hubungan atau pengaruh kepemimpinan dengan implementasi MTBS dikarenakan kepemimpinan Kepala Puskesmas sudah baik, hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian dimana 72.3 responden menyatakan kepemimpinan Kepala Puskesmas baik. Sehingga variabel kepemimpinan tidak menjadi kendala dalam implementasi MTBS. Menurut Fahmi, 2014 seorang pemimpin memiliki pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja karyawan. Peningkatan kualitas kerja bawahan memiliki pengaruh pada penciptaan kualitas kerja sesuai dengan pengharapan. 88

5.1.10 Hubungan Antara Alokasi Dana dengan Implementasi MTBS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara alokasi dana MTBS dengan implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hal ini didasarkan pada hasil uji Chi - Square diperoleh nilai p value = 0, 041 . Nilai p value kurang dari 0,05 sehingga Ha diterima. Nilai koefisien kontingensi diperoleh 0.324, yang berarti variabel alokasi dana memiliki pengaruh yang lemah dalam implementasi MTBS pada petugas pelaksana di Puskesmas Kabupaten Banjarnegara. Hasil penelitian ini sejalan dengan Firdaus, 2013 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara alokasi dana dengan implementasi MTBS di puskesmas Kabupaten Pasuruan. Belum adanya alokasi dana yang cukup serta keterlambatan pancairan dana menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi implementasi MTBS sehingga puskesmas sementara menggunakan dana swadaya untuk pelaksanaan MTBS. Depkes RI 2008 juga menyatkan bahwa tidak ada dana khusus untuk pelaksanaan MTBS di puskesmas, Depkes hanya menyediakan sarana antara lain tenaga paramedis, dan medis terlatih, alat bantu hitung napas, kartu nasehat ibu, pencatatan formulir serta obat-obatan.

5.1.11 Hubungan Antara Supervisi Dinas Kesehatan dengan Implementasi MTBS