Ketersediaan peralatan Ketersediaan obat

26 melalui mana seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan sensorinya dalam usahanya memberikan sesuatu makna tertentu pada lingkungannya. Interpretasi seseorang tersebut akan berpengaruh pada perilakunya dan pada gilirannya menentukan faktor-faktor apa yang dipandangnya sebagai faktor motivasional yang kuat. Seseorang dengan persepsi beban kerja yang baik akan cenderung mempunyai motivasi kerja yang baik. Faridah, 2009

2.1.3.6 Ketersediaan peralatan

Sarana pendukung pelaksanaan MBTS dalam penelitian yang dilakukan oleh Hidayati di Kabupaten Semarang terbukti mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita Hidayati,2011 . Peralatan penunjang pemeriksaan balita sakit yang digunakan dalam penerapan MTBS antara lain : timer ISPA atau arloji dengan jarum detik, tensimeter dan manset anak, gelas, sendok, dan teko tempat air matang dan bersih untuk membuat oralit, infuse set dengan wing needles, semprit dan jarum suntik, timbangan bayi, termometer, kasa kapas, pipa lambung, alat penumbuk obat, alat pengisap lendir, RDT Rapid Diagnostic Test untuk malaria. Peralatan lain yang menunjang pelaksanaan MTBS yaitu : 1. Formulir tatalaksana MTBS yang digunakan dalam pemeriksaan MTBS Penyiapan formulir tatalaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dan Kartu Nasihat Ibu KNI perlu dilakukan untuk memperlancar pelayanan. Formulir tatalaksana MTBS digunakan oleh petugas dalam memberikan pelayanan terhadap balita yang sakit. 2. Kartu Nasihat Ibu KNI yang digunakan dalam kegiatan MTBS Kartu Nasehat Ibu KNI diberikan dengan tujuan agar ibu pengasuh 27 mudah dalam mengingat konseling atau nasehat mengenai cara perawatan anak dan pemberian obat di rumah sesuai dengan yang disampaikan oleh bidan petugas kesehatan di puskesmas. Depkes RI, 2006

2.1.3.7 Ketersediaan obat

Adapun obat-obatan yang digunakan dalam penanganan balita sakit adalah obat yang sudah lazim ada dan telah termasuk dalam Daftar Obat Esensial Nasional DOEN. Obat-obat yang diperlukan adalah kotrimoksazol tablet dewasa atau tablet atau sirup, sirup amoksilin atau tablet amoksilin, kaplet ampisilin, kapsul tetrasiklin, tablet asam nalidiksat, tablet klorokuin, tablet primakuin, tablet sulfaduksin pirimetamin fansidar, tablet kina, diazepam suppositoria, suntikan kloramfenikol, suntikan gentamisin, suntikan penisilin prokain, suntikan ampisilin, suntikan kinin, suntikan fenobarbital, diazepam infeksi 5 mg dan 10 mg, tablet nistatin, tablet parasetamol atau sirup, tetrasiklin atau kloramfenikol salep mata, gentian violet 1 sebelum digunakan, harus diencerkan menjadi 0,25 atau 0,5 sesuai kebutuhan, sirup besi sulfat ferosus atau tablet besi, vitamin A 200.000 IU dan 100.000 IU, tablet pirantel pamoat, aqua bides untuk pelarut, oralit 200cc, cairan infuse: ringer laktat, dextrose 5 NaCl, alkohol 70, glycerin, povidone iodine. Depkes RI,2006

2.1.3.8 Pelatihan