Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan

81 cara berdiskusi dan melihat hasil pelatihan kerajinan yang telah dibuat dan dilaksanakan setelah pelatihan kerajinan. b. Pelaksanaan Berdasarkan identifikasi kebutuhan yang telah dilakukan, dapat diketahui beberapa program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan yang dilaksanakan kelompok Azalea sebagai berikut : 1 Pelatihan membuat tas dari sampah bungkus kopi 2 Pelatihan membuat tikar anyam dari sampah sedotan 3 Pelatihan membuat sandal dari sampah bungkus minuman energi 4 Pelatihan membuat bunga dari sampah sedotan 5 Pelatihan membuat bantal dari sampah kemasan plastik 6 Pelatihan membuat celengan dari sampah kaleng 7 Pelatihan membuat hiasan dinding dari sampah kemasan makanan dan minuman 8 Pelatihan cara pendirian Bank Sampah dan kelompok pemanfaatan sampah dari PPEJ 9 Pelatihan memanfaatkan sampah dari PKLH 10 Mengikuti penilaian piala adipura di Kabupaten Sleman 11 Studi banding ke Bank Sampah dan kelompok pemanfaatan sampah daerah lain 12 Pameran kelompok pemanfaatan sampah di Kab. Sleman 13 Pameran pada saat penerimaan kunjungan dari pemerintah Bali di Kabupaten Sleman 82 14 Lomba antar Bank Sampah se DIY Pelaksanaan program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keraajinan di kelompok Azalea sangat menyesuaikan, dengan tujuan seluruh anggota bisa berkumpul untuk mengikuti program pelatihan yang akan diajarkan. Sehingga pada saat produksi seluruh anggota tidak memiliki kendala yang berarti untuk kedepannya. Materi yang disampaikan sesuai dengan keinginan kelompok yang diharapkan menjadikan semangat untuk menjalankan program pelatihan. Selain itu ada materi tambahan yang didapat dari setiap kegiatan yang diikuti diluar kelompok Azalea yang disampaikan juga. Dengan hal tersebut diharapkan banyak materi yang menambah wawasan anggota dan warga sekitar yang mau bergabung dan belajar bersama. Karena kelompok Azalea berkeinginan untuk menambah modal keterampilan perempuan untuk dapat menaikkan taraf hidupnya. Evaluasi merupakan alat pengukur keberhasilan program dengan menggunakan standar keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya. Melalui evaluasi dapat diperoleh informasi keberhasilan program telah dicapai sejauh mana. Kelompok Azalea mengadakan evaluasi setelah pelatihan dilaksanakan. Kegunaan evaluasi tersebut adalah untu mengetahui keberhasilan dalam pelatihan dan memberi solusi untuk kendala yang dihadapi. 83

2. Hasil yang Dicapai dari Program Pemberdyaan Perempuan Melalui

Pelatihan Kerajinan Menurut Sulistiyani 2004:80 tujuan pemberdayaan masyarakat untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Hal tersebut sejalan dengan tujuan yang ada dalam pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea yaitu untuk mewujudkan kelompok Azalea menjadi kelompok yang dan mandiri, yang mampu meningkatkan taraf hidupnya melalui pemanfaatan sampah dengan keterampilan yang diberikan. Kegiatan pelatihan keterampilan di kelompok Azalea melalui pemanfaatan sampah dilakukan secara kelompok dan penerapannya yaitu produksi hasil kerajinan yang dilakukan secara kelompok di kios kelompok Azalea dan dapat diterapkan pula secara individu yang ditujukan untuk menambah pendapatan perempuan sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui pelatihan kerajinan pemanfaatan sampah tersebut. Hasil pelatihan yang telah dilaksanakan oleh kelompok Azalea dan sudah diproduksi adalah sebagai berikut : 1 tas dari sampah bungkus kopi 2 tikar anyam dari sampah sedotan 3 sandal dari sampah bungkus minuman energi 4 bunga dari sampah sedotan 5 bantal dari sampah kemasan plastik 6 celengan dari sampah kaleng 84 7 hiasan dinding dari sampah kemasan makanan dan minuman Dampak dari pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea sejauh ini sesuai peneltian yang telah dilaksanakan adalah berdampak positif bagi seluruh anggota. Dampak tersebut meliputi aspek ekonomi, sosial, dan pengetahuan. Pertama sebagai dampak ekonomi, anggota kelompok sekarang mampu mebuka lapangan pekerjaannya sendiri. Dari lapangan pekerjaan tersebut anggota kelompok Azalea mampu menambah penghasilan yang berkisar Rp 50.000,- sampai Rp 500.000,- setiap bulannya sehingga membantu menaikkan taraf hidupnya. Lapangan pekerjaan tersebut dapat tercipta dari keterampilan yang didapat selama pelatihan di kelompok Azalea. Kedua sebagai dampak sosial, lingkungan di padukuhan Gowok yang dulunya kalau ada sampah hanya sekedar dibuang dan mengeluarkan biaya untuk pengangkutannya, kini sampah tersebut malah menjadi tambahan pendapatan dengan menjual di Bank Sampah dan dimanfaatkan kembali di kelompok Azalea. Dengan hal tersebut kelompok Azalea juga menarik simpati masyarakat sekitar dan menyenangkan masyarakat tersebut. Dibuktikan dengan adanya masyarakat yang rela mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang sebagai kerajinan dan menyetorkaannya secara gratis. Ketiga sebagai dampak pengetahuan, dalam kelompok Azalea sudah mengikuti banyak pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dari pelatihan tersebut ilmu yang didapat dibagikan keseluruh kelompok. Hal 85 tersebut biasa dilaksanakan sebelum kegiatan pelatihan kerajinan. Sehingga ilmu yang didapat perwakilan dari kelompok Azalea dbagikan keseluruh anggota yang dapat menambah pengetahuannya.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Program Pemberdayaan

Perempuan Melalui Pelatihan Kerajinan Dalam pelaksanaan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea memiliki faktor pendukung dan penghambat. Faktor tersebut adalah penyumbang keberhasilan kelompok untuk jauh lebih baik. Selama penelitian berlangsung, faktor pendukung yang ada di kelompok Azalea untuk program pelatihan kerajinan adalah dengan membeli hasil produksi kelompok dan memberi bahan baku untuk kerajinan. Selain itu dukungan dari keluarga yang mengizinkan untuk meluangkan waktu untuk program pelatihan kerajinan di kelompok Azalea juga diterima anggota. Jadi banyak dukungan yang diterima anggota kelompok Azalea yang menjadikan semangat untuk menjalankan program. Dukungan yang berasal dari masyarakat, dan keluarga yang terwujud lewat masyarakat memberi bahan, membeli hasil produksi, dan dukungan dalam bentuk restu dari keluarga. Selain faktor pendukung, ada faktor penghambat yang dialami kelompok Azalea. Faktor penghambat tersebut adalah kendala waktu yang sering dialami kelompok Azalea untuk melaksanakan pelatihan. Kendala yang dialami selain kendala waktu juga kendala dalam masalah sumber daya manusia. Kendala SDM tersebut meliputi tenaga untuk menjalankan 86 peralatan yang belum dikuasai dan tenaga profesional untuk menjadi tutor pelatihan kerajinan. 87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uaraian dari hasil peneltitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kelompok azalea merupakan kelompok pemberdayaan perempuan dengan pemanfaatan sampah yang berupa kerajinan yang berasal dari daur ulang sampah yang didapat dari bank sampah Gowok. Pelaksanaan program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea meliputi tahap, a tahap perencanaan program yang memiliki proses identifikasi kebutuhan, penentuan tujuan, penentuan materi program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan, pengadaan sarana dan prasarana, sumber pendanaan, dan perencanaan evaluasi. b pelaksanaan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan yang meliputi tahap alokasi waktu pelatihan, materi pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan, dan evaluasi pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan. 2. Faktor pendukung berasal dari masyarakat, keluarga, dan sesama anggota kelompok. Dukungan tersebut dinyatakan lewat memberi bahan kerajinan, membeli barang kerajinan, dukungan dalam bentuk bantuan, dan dukungan dari keluarga untuk dapat mengikuti setiap program di kelompok Azalea. Faktor penghambat yang dialami