5
Azalea. Kelompok Azalea merupakan kelompok pemanfaatan sampah di Padukuhan Gowok. Kelompok Azalea beranggotakan kaum perempuan di
Padukuhan Gowok yang pada umumnya adalah ibu-ibu. Kelompok Azalea melaksanakan pelatihan seminggu dua kali, yautu pada hari selasa dan kamis
pukul 16.00 WIB sampai selesei. Dalam pertemuan pelatihan tersebut berjalan secara santai dan tetap terarah pada pelatihan formal pada umumnya.
Setiap pertemuan pelatihan dapat menghasilkan beberapa barang produksi kerajinan, tetapi jenis kerajinan yang dihasilkan sesuai dengan keputusan
yang disepakati anggota dan pengurus yang kemudian dipelajari bersama. Hasil kerajinan di Kelompok Azalea berupa tas, tikar anyam, sandal, bunga,
bantal, celengan, dan hiasan dinding. Pengumpulan bahan untuk pelatihan kerajinan tersebut berasal dari Bank
Sampah Gowok, sedangkan peralatan, perlengkapan, serta bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melengkapi produk kerajianan lainnya dibeli dari uang kas
kelompok. Uang kas tersebut pertama kalinya didapat melalui iuran sukarela dari anggota. Tahap selanjutnya, uang kas Kelompok Azalea didapat dari
hasil penjualan produk barang hasil pelatihan kerajinan pemanfaatan sampah yang sampai saat ini terus berjalan. Penjualan barang hasil kerajinan
dilakukan setiap hari ditoko sekaligus tempat pelatihan dan ketika ada pameran atau acara kunjungan resmi dari luar daerah dan sebagainya. Hasil
dari penjualan tidak dijadikan uang bayaran bagi anggota kelompok atau dibagi rata, tetapi hasil penjualan tersebut yang berupa uang disimpan dalam
6
bentuk uang kas untuk kelanjutan program pelatihan kerajinan di Kelompok Azalea.
Pemberdayaan perempuan menurut penjelasan di atas dapat membantu pembangunan pemerintah dan menambah wawasan kaum perempuan di
berbagai bidang yang sering disebut-sebut sebagai salah satu landasan emansipasi perempuan. Selain hal tersebut, pemberdayaan perempuan di
bidang pelatihan kerajinan ini juga mampu menambah pendapatan keluarga dengan modal keterampilan yang diberikan dan mengurangi dampak
lingkungan dengan memanfaatkan sampah di lingkungannya.
B. Identifikasi Masalah
1. Masih banyaknya pengangguran di Kabupaten Sleman terutama kaum
perempuan. 2.
Penilaian masyarakat terhadap kaum perempuan yang masih bersifat subordinasi.
3. Belum optimalnya pemberdayaan perempuan sehingga mengurangi
minat bekerja pada kaum perempuan di padukuhan Gowok. 4.
Proses sosialisasi tentang Bank Sampah yang masih belum optimal. 5.
Kurangnya sumber daya manusia dalam pelatihan yang berdampak pada ketidak optimalan pelatihan di kelompok Azalea.
6. Sistem pemasaran barang hasil kerajinan pemanfaatan sampah yang
masih menemui kendala.
7
C. Batasan Masalah
Adapun penelitian ini difokuskan pada masalah yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan oleh Kelompok Azalea
di Bank Sampah Gowok kelurahan Catur tunggal Depok Sleman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan
kerajinan di kelompok Azalea Bank Sampah Gowok. 2.
Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pelatihan dalam pemberdayaan perempuan kelompok Azalea di Bank Sampah
Gowok. 3.
Bagaimana hasil yang dicapai dari pelatihan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan kelompok Azalea di Bank Sampah
Gowok.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan
kerajinan oleh kelompok Azalea di Bank Sampah Gowok. 2.
Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan oleh kelompok Azalea di
Bank Sampah Gowok.
8
3. Mendeskripsikan hasil yang dicapai dari pemberdayaan perempuan
melalui pelatihan kerajinan oleh kelompok Azalea di Bank Sampah Gowok.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia Pendidikan Luar Sekolah khususnya mengenai Pemberdayaan Perempuan yang
selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan penelitian - penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis :
a. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan penulis mengenai wacana nilai pendidikan khususnya pendidikan Luar Sekolah dibidang Pemberdayaan
Perempuan. b.
Bagi pemerintah Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia
pemberdayaan perempuan yang ada di Indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan yang ada.
9
c. Bagi masyarakat
Dapat menambah informasi tentang pemberdayaan perempuan dan dapat dijadikan acuan untuk program pemberdayaan perempuan
melalui kerajinan selanjutnya.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian tentang pemberdayaan
a. Pengertian pemberdayaan
Pemberdayaan menurut Ambar Teguh 2004: 77, secara etimologis berasal pada kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau
kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses
untuk memperoleh daya kekuatan kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.
Definisi mengenai pemberdayaan begitu beragam, dengan kata lain banyak definisi mengenai pengertian pemberdayaan. Namun pada
umumnya, pemberdayaan memiliki arti kekuasaan power. Kekuasaan pada kamus besar bahasa Indonesia diartikan kuasa untuk
mengurus, memerintah, dsb, kemampuan orang atau golongan lain brdasarkan kewibawaan, wewenang, karisma, atau kekuasan fisik;
fungsi menciptakan dan memantapkan kedamaian keadilan serta mencegah dan menindak ketidak damaian atau ketidak adilan.
Menurut Shardlow 1998: 32 dalam Roesmidi dan Riza Risyanti mengatakan
“pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok atau pun komunitas berusaha mengontrol kehidupan
mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan