Manfaat Penelitian PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN KERAJINAN OLEH KELOMPOK AZALEA DI BANK SAMPAH GOWOK KELURAHAN CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN.
12
pengontrolan dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian, serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupan.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatian Parsons, et.al., 1994
3 Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali
kekuasaan melalui perubahan struktur sosial Swift dan Levin, 1987
4 Pemberdayaan adalah suatu cara dengan nama rakyat,
organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya Rappaport, 1984.
Tujuan pemberdayaan menurut Sumadiningrat 2000: 58 memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Empowerment dalam
khasanah barat lebih bernuansa “pemberian kekuasaan dan kekuatan” dari pada “pemberdayaan” itu sendiri. Barangkali istilah yang lebih
tepat adalah “energize” atau “memberi energi”. Pemberdayaan adalah memberi energi agar yang bersangkutan mampu untuk bergerak
secara mandiri. Demikian pula menurut Ambar Teguh 2010: 80 sesuai pernyataan Sumadiningrat lebih dijelaskan yaitu tujuan yang
ingin dicapai dalam pemberdayaan untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi
kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut.
b. Pengertian pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat menurut Moh. Ali Aziz, dkk. 2005:136 memiliki definisi merupakan suatu proses dimana
masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke
13
sumber daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan perikehidupan mereka.
Setiap implementasi pemberdayaan masyarakat haruslah dilihat beberapa aspek, yaitu 1 pemanfaatan jaringan sosial yang telah ada,
2 melihat tingkat kohesivitas masyarakat, 3 menentukan premium- mobile yang nantinya akan menjadi agent of change pada diri manusia
sendiri dan sekitarnya Warta Pedesaan, P3PK UGM dalam Suparjan, Hempri Suyatno, 2003: 43. Mengenai implementasi pemberdayaan
masyarakat tersebut ada beberapa pendapat tentang tujuan pemberdayaan masyarakat, menurut Ambar Teguh 2004: 80 untuk
membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan
apa yang mereka lakukan tersebut. Menurut Suparjan, Hempri Suyatno, 2003: 49 essensi dalam
pemberdayaan masyarakat sebenarnya adalah adanya pemberian otonomi dan kebebasan kepada masyarakat. Pemberian otonomi dapat
diartikan memberi wewenang kepada masyarakat untuk menjalankan program dan kegiatan serta kebebasan dapat dimaknai dengan
kebebasan masyarakat memiliki haknya dan menjalankan kewajibannya. Dengan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa
pemberdayaan masyarakat secara garis besar mengarah pada kemandirian masyarakat untuk mendapatkan hak dan kewajiban.
14
c. Pengertian pemberdayaan perempuan
Masyarakat Jawa yang menurut Sri Suhardati, Redni Sofian dalam Kusnadi, dkk. 2006: 5 ada stereotip negatif yang dapat terlihat
pada ungkapan swarga nunut neraka katut atau kanca wingking. Karena prempuan yang dianggap hanya mampu bergantung pada
suami dan dipandang lebih rendah yang maksudnya sifat subordinatif untuk istilah saat ini. Pandangan tersebut masih kuat tetapi sesuai
perkembangan zaman banyak terjadi penolakan atas stereotip tersebut. Salah satu bentuk usaha penolakan tersebut adalah dengan
pemberdayaan perempuan. Menurut Aida Vitalaya 2010: 158 pemberdayaan perempuan adalah peningkatan hak, kewajiban,
kedudukan, kemampuan, peran, kesempatan, kemandirian, ketahanan mental, dan spiritual wanita sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya
peningkatan kualitas SDM yang dijelaskan pula oleh Kusnadi, dkk. 2006: 7 pada umumnya motivasi perempuan untuk bekerja di ranah
publik didasari oleh kepentingan ekonomi rumah tangga, mendapat kemandirian, belajar menghadapi tantangan sosial-ekonomi, dan
untuk meningkatkan status sosialnya. Pemberdayaan perempuan memerlukan program-program dalam
pelaksanaannya. Menurut Riant Nugroho 2008: 165-166 program- program pemberdayaan perempuan yang ditawarkan adalah :
1 penguatan organisasi kelompok perempuan di segala tingkat
mulai dari kampung hingga nasional. Seperti misalnya PKK Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, perkumpulan koperasi
maupun yayasan sosial. Penguatan kelembagaan ditujukan