KSIMPULAN DAN SARAN POLA ASUH ANAK DALAM KELUARGA MISKIN DUSUN GOYUDAN, KRADENAN, SRUMBUNG, MAGELANG.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengertian pendidikan di atas menyebutkan pendidikan merupakan ujung proses dalam membentuk suatu peradaban. Indonesia merupakan negara berkembang yang mempunyai masalah yang sangat banyak yang di hadapkan dari segala faktor yang ada di negeri ini. Banyak kalangan berpendapat bahwa negeri ini banyak sekali masalah dalam SDM nya yang rendah secara akademis dan non akademis. Sehingga masyarakat Indonesia belum banyak yang bisa berpartisipasi dalam membangun SDM yang maju. Kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa ditentukan oleh pembangunan dibidang pendidikan, Kunandar 2007: 8. Maka dari itu pendidikan di negeri ini menjadi pandangan yang sangat serius dari segala lapisan, karena dengan pendidikan suatu bangsa yang bisa mempunyai sumber daya manuisa yang bermutu. 2 Seperti yang disebutkan dalam UU Pendidikan di atas bahwa pendidikan sangatlah penting untuk membentuk SDM yang bisa dipergunakan bagi bangsa dan negara melalui proses pemebelajaran. Sedangkan pembelajaran tersebut proses interaksi antara pesrta didik dengan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang sangat memungkinkan sumber belajar tersebut bisa mentransfer ilmu tersebut terhadap peserta didik. Banyak masyarakat ketahui lingkungan belajar yang paling di ketahui adalah sekolah, meskipun dalam satuan pendidikan masih banyak lagi kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan selain sekolah. Di Indonesia terdapat banyak satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan untuk menciptakan sumberdaya manusia yang bisa berguna. Satuan pendidikan adalah kelompok yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Hal yang mendasari pendidikan Indonesia kurang maju disebabkan persepsi orang tua terhadap pendidikan yang hanya memberikan tanggung jawab kepada sekolah untuk mendidik anak. Persepsi ini yang menyebabkan kesalahan keluarga dalam mendidik anak. Sesungguhnya keluarga adalah orang yang mempunyai perang penting dalam penciptaan perkembangan mutu dan kualitas anak. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan keluarga adalah orang yang pertama memperkenalkan, mempelajarai dan mengenalkan kepada anak yang bisa berwujud aturan-aturan dan norma 3 yang sangat penting untuk kelangsungan hidup anak. Semua anak kecil ingin seperti orang tuanya, kalau seorang anak melihat salah satu atau kedua orang tuanya menghindari tanggung jawab biasanya iapun akan mengembangkan sikap tersebut Harris Clemes Reynold Bean, 2001: 22. Dari kutipan pernyataan tersebut pendidikan keluarga adalah pendidikan yang pertama dan paling utama bagi anak dari keluarga dalam kontribusinya membentuk sikap dan watak anak. Pola asuh dalam keluarga sangatlah amat penting dalam pencapaian mutu daya manusia. Dalam penyelenggaraan pengasuhan dalam keluarga tidak sekedar membimbing yang bersifat rutin sehari- hari. Melainkan berperan sebagai orang yang tanggung jawab dalam menanamkan dan memberikan bobot dan arah dalam kehidupan anaknya. Orang tua dalam menerapkan cara mengasuh dalam pendidikan anak ada yang bersifat ketat, santai, dan fleksibel dapat mempengaruhi dampak yang berbeda-beda dalam pembentukan pribadi anak itu sendiri. Dalam kehidupan keluarga terkadang orang tua berharap pada anaknya untuk mengikuti jejak orang tuanya, ada juga yang memberikan kebebasan dan ada juga yang merasa masa bodoh dalam pendidikan anaknya. Setiap orang tua dalam mendidik anaknya mempunyai cara tersendiri antara orang tua yang satu dengan orang tua yang lainnya berbeda. Melihat bangsa Indonesia yang sekarang ini orang tua belum memberikan dukungan sangat kondusif bagi anaknya. Banyak sekali anak- 4 anak yang dari keluarga miskin mendapatkan fasilitas terbatas tanpa melihat bagaimana anak itu ke masa depannya. Problem ini sangat meresahkan dalam konsep perkembangan individu dalam usia pra sekolah menjadi dasar bentuk pembentukan karakter kepribadian anak yang sangat lama dan membentuk satu generasi. Seiring kondisi tersebut perlu ada pemikiran yang khusus untuk pendidikan bagi keluarga miskin. Dalam keluarga terdapat ayah dan ibu dalam memberikan pendidikan pada anaknya, akan tetapi sekarang di suatu keluraga hanya dibebankan pada ibunya dibandingkan sama ayahnya, karena dalam pengasuhan anak hanya di berikan pada ibunya, sedangkan ayahnya hanya mencari uang padahal pendidikan itu adalah tanggung jawab keduanya. Tidak semua orang tua memiliki pola pendidikan yang sama dalam hal mendidik anakn, tidak semua memiliki kesamaan dalam mengambil kebutuhan dan sikap sehingga orang tua kurang memperhatikan dan kurang memperhatikan proses belajar anak. Terkadang anak juga disuruh lebih baik bekerja dari pada mengeyam pendidikan seperti yang terjadi di keluarga miskin di Desa Goyudan. Berdasarkan observasi awal di temukan kularga miskin berkerja sebagian buruh penambang pasir dan bertani sehingga pendapatan orangtua terbilang rendah, setiap pagi anak harus ikut anak membantu orangtua menambang pasir. Anak yang seharusnya masih mengeyam pendidikan malah harus membantu orang tua bekerja. Sehingga anak kurang mendapatkan pendidikan dan mengakibatkan sikap anak berperilaku negatif karena berpengaruh terhadap lingkungan bebas dan pola asuh orang tua yang 5 kurang diperhatikan. Dalam permasalahan ini maka bisa di lihat bahwa pendidikan di lingkungan keluarga miskin lebih mementingkan bekerja dari pada harus mengenyam pendidikan dahulu baru bekerja. Dalam hal ini orang tua lebih senang anaknya bekerja ikut mencari orang tua dari sekolah menghabiskan uang untuk biaya sekolah, karena dalam keluarga miskin untuk membiayai hidupnya saja kurang apalagi untuk biaya sekolah walaupun sekarang ada program dari pemerintah sekolah gratis. Selain faktor itu dari segi latar belakang orang tua juga kurang mengenyam pendidikan, sehingga untuk pola asuh pendidikan anaknya seperti pola pendidikan pada saat orang tua waktu kecil. Keluarga mengalami kehidupan dikatakan miskin atau kurang mampu adalah keluarga bermata pencahariannya sebagai penambang pasir atau sebagai buruh di sawah. Karena menambang pasir di sungai atau menjadi buruh mencangkul bisa di katakana hasilnya pas-pasan untuk biaya hidup apalagi untuk biaya sekolah. Pola pengasuhan anak sangatlah berpengaruh terhadap lingkungan dan memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kehidupan social anak. Pola pengasuhan anak yang diterapan oleh penduduk desa tersebut kebanyakan mengguanakan pola asuh permisif. Anak sebenarnya masih ingin menikmati masa sekolah seperti anak-anak yang lainnya tetapi pada masa itu yang terjadis pada keluarga miskin anaknya di suruh bekerja dari pada menuntut ilmu. Selain itu anak juga menjadi kurang beradaptasi dengan masyarakat sekitar dalam bidang pergaulan karena penerapan pola pengasuhan pada anak yang salah.