24
c. Fungsi Pendidikan Edukatif Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi
anak. Keluarga berfungsi sebagai “transmitter budaya atau mediator” sosial budaya bagi anak. Fungsi keluarga dalam pendidikan adalah
menyangkut penanaman, pembimbingan atau pembiasan nilai-nilai agama, budaya dan ketrampilan-ketrampilan tertentu yang bermanfaat
bagi anak. d. Fungsi Sosialisasi
Lingkungan keluarga merupakan faktor penentuan determinant factor yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang,
Keluarga berfungsi
sebagai miniatur
masyarakat yang
harus dilaksanakan oleh para anggotanya. Keluarga merupakan lembaga yang
mempengaruhi perkembangan
kemampuan anak
untuk menaati
peraturan disiplin, mau berkerjasama dengan orang lain, bersikap toleransi, menghargai pendapat gagasan orang lain, mau bertanggung
jawab dan bersikap matang dalam kehidupan heterogen etnis, ras, agama, budaya.
e. Fungsi Perlindungan Protektif Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para anggota keluarganya
dari gangguan,
ancaman atau
kondisi yang
menimbulkan ketidaknyamanan fisik psikologi bagi para anggotanya.
25
f. Fungsi Rekreatif Keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan
kenyamanan, keceriaan,
kehangatan dan
penuh semangat
bagi anggotanya.
Maka dari itu, keluarga harus ditata sedemikian rupa, seperti menyangkut aspek dekorasi interior rumah, komunikasi yang
tidak kaku, makan bersama, bercengkraman dengan penuh suasana humor dam sebagainya.
g. Fungsi Agama religious Keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-nilai agama kepada anak
agar mereka
memiliki pedoman
hidup yang
benar. Keluarga
berkewajiban mengajar, membimbing atau membiasakan anggota keluarga yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap tuhan yang
memiliki mental yang sehat, yakni mereka terhindar dari beban-beban psikologi dan mampu menyesuikan dirinya secara harmonis dengan
orang lain, serta berpartisipasi aktif dalam memberikan kontribusi secara konstruktif terhadap kemajuan serta kesejahteraan masyarakat.
Dari beberapa fungsi yang telah diutarakan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi disebut juga dengan tugas, fungsi keluarga merupakan tugas
yang harus dilakukan keluarga untuk anggotanya, keseluruhan fungsi tersebut pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia seorang anggota keluarga, adapun pendidikan disini dipandang sebagai suatu investasi sumber daya manusia yang tentunya turut pula
menuntut peranserta keluarga. Tujuan yang diharapkan yakni untuk
26
memberikan kemajuan pada anak dan memperkenalkan nilai, serta memberikan perlindungan dan kebutuahan. Fungsi keluarga lebih dominan
dijalankan oleh generasi tua sebagi senior dalam keluarga terhadap generasi muda sebagi pendidik, pelindung dan pemenuh kebutuhan.
Sebagi pendidik
dapat dicontohkan
orang tau
memberikan pengetahuan
dalam perkawinan
yang ada
dalam fungsi
biologis, memberikan pengajaran dan contoh nilai agama dan sosial yang keduanya
terdapat dalam fungsi agama dan sosial. Orang tua sebagi pelindung dimana orang tua menyediakan perlindungan berupa rumah dan menyukupi sarana
pelengkap lainya yang merupakan bagian dari fungsi ekonomi dan pemeliharaan.
D. Pengertian dan Konsep Miskin
1. Pengertian Kemiskinan Menurut Parsudi Suparlan 1995: 11 kemiskinan didefinisikan
sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada jumlah golongan orang dibandingkan
dengan standar kehidupan yang umumnya belaku dalam masyarakat. Standar kehidupan yang rendah secara langsung berpengaruh terhadap
tingkat kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri mereka yang tergolng sebagai orang miskin.
Badan Perencanaan
Pembangungan Nasional
1993: 3
menjelaskan kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena dapat dihindari
dengan kekuatan yang ada padanya. Kemiskinan menurut Kantor Menteri
27
Negara KependudukanBKKBN 1996: 10, kemiskinan adalah keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri derngan taraf
kehidupan yang dimilikinya. 2. Konsep Kemiskinan
Miskin atau kurang sejahtera dalam pengertian pembangunan keluarga sejahtera diiidentifikasikan dengan kondisi keluarga miskin
sebagai keluarga pra sejahtera dan keluarga pra sejahtera I, Indikator keluarga prasejahtera pada dasarnya merupakan pokok pikiran yang
terkandung dalam undang-undang no. 10 Tahun 1992, disertai dengan asumsi bahwa sejahtera murapakan variable yang terdiri dari berbagai
indicator spesifik dan oprasional. Karenan indicator yang dipilih akan di gunakan kader desa, yang pada umumnya tingkat pendidikan kepala
keluarga miskin rendah, untuk mengukur kesejahteraan para anggota dan sekaligus sebagai pegangan untuk melakukan intervenes, maka indekator
tersebut selain harus memiliki validasi, juga dirancang secara sederhana dan proposionnal agar dapat dipahami oleh masyarakat desa.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka indikaotr atau kriteria keluarga pra sejahtera diterapkan sebagai berikut;
a. Keluarga Pra Sejahtera Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih dari 5 dasarnya basic needs sebagai keluarga sejahtera 1, seperti kebutuhan pengajaran agama, papan,
pangan, kesehatan, sandang dan kesehatan.
28
b. Keluarga Pra Sejahtera 1 Keluarga Pra Sejahtera 1, adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara maksimal, yaitu; 1
Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.
2 Pada umumnya anggota keluarga makan 2 dua kali sehari atau
lebih. 3
Seluruh anggota memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerjasekolah, dan berpergian.
4 Bagian yang terluas dari rumah bukan dari tanah.
5 Bila anak sakit atau pasangan usia subur atau ber KB dibawa ke
sarana kesehatanpetugas kesehatan. Keadaaan serba kekurangan ini terjadi bukan seluruhnya karena
kehendak yang bersangkutan tetapi karena keterbatasan yang dimiliki oleh keluarga sehinggga telah membuat mereka termasuk keluarga pra
sejahtera dan keluarga sejahtera 1. Keluarga Pra Sejahtera dan sejahtera 1 dibagi dalam dua kelompok, yaitu;
1 Karena alasan ekonomikeluarga miskin yaitu ;
Keluarga yang menurut kemampuan ekonominya lemah dan miskin.Keluarga semacam ini mempunyai sifat seperti indicator
yang dikembangkan BPS dan Bappenas, yaitu keluarga yang secara ekonomis memang miskin atau sangat miskin dan belum bisa
menyediakann keperluan pokok dengan baik.
29
2 Karena alasan non ekonominya yaitu ;
Keluarga yang kemiskinannya bukan karena paa hartauang atau kemampuan untuk mendukung ekonominya keluarga tetapi miskin
kepeduliannya untuk mengubah hidupnya menjadi lebih sejahtera misalnya dalam hal partisipasinya dalam pembangunan dan
kesehatan dengan membiarkan rumanya masih lantai tanah padahal sebenarnya ia mampu mengabah lantai rumahnya atau kalau
anaknya sakit tidak dibawadiperiksakan kepuskesmas. 3. Jenis Kemiskinan
Menurut Sudantoko dkk 2009: 43, kemiskinan menjadi 6 enam jenis kemiskinan, yaitu kemiskinan absolut karena tingkat pendapatnanya
rendah, kemiskinan relative, akibat kebijakan pembangunan, kemiskinan kultural akibat budaya masyarakat, kemiskinan structural kareana rendah
akses, kemiskinan buatan karena adanya pengaruh atau dampak dari moderenisasi, berikut merupakan penjelasan dari jenis-jenis kemiskinan;
a. Kemiskinan Absolute Kemiskinan Absolute, merupakan kondisi kemiskinan dimana
seseorang memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, seperti makanan, pakaian, serta
perumahan, dan pendidikan yang dibutuhkan untuk bisa hidup dan bekerja.
30
b. Kemiskinan Relatif Kemiskinan relatif merupakan kondisi seseorang pengaruh
kebijakan pembangunan
yang belum
menjangkau ke
seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pendapatan.
c. Kemiskinan Kultural Kemiskinan kultural, mengacu pada persoalan atau perilaku
masyarakat yang di sebabkan oleh factor budaya masyarakat, seprti pola hidup malas, boros, tidak mau berusaha serta tidak kreatif meskipun
telah mendapatkan berbagai bantuan dari luar. d. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan structural, merupakan kondisi yang di sebabkan oleh rendahnya akses terhadap sumber daya yang dimiliki dalam system
social dan
social politik
yang tidak
mendukung pembebasan
kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan. e. Kemiskinan Natural
Kemiskinan alamiah berkaitan dengan kelangkaan sumber daya alam dan prasarana umum serta keadaan tanah yang tandus.
f. Kemiskinan Artifisial Kemiskinan buatan lebih banyak diakibatkan karena adanya
sistem moderenisasi atau perkembangan masyarakat yang tidak menguasai sumber daya, sarana prasarana.