Pembahasan Analisa Pola Asuh Anak Pada Keluarga Miskin Di Desa Goyudan

79 aanak menjadi lebih mempunyai sikap percaya diri dalam menenpuh masa pendidikannya. Anak juga memiliki rasa tanggung jawab yang besar saat bersekolah. Dalam Pola asuh demokrasi anak memiliki kesempatan luas untuk mendiskusikan segala permasalahan- permasalahannya dengan orang tua. Sedangkan orang tua bersedia untuk mendengarkan apa yang menjadi keluhan anak sekaligus memberikan pandangan atau pendapat anaknya. Sehingga pendapat dan keinginan anak dihargai oleh orang tua. Orang tua selalu memperhatikan bagaimana perkembangan anak-anaknya, kemudian saling terbuka dan mau mendengarkan saran serta kritik dari anak. Jadi secara sederhana orang tua mendukung sekaligus memberikan penjelasan atas perintah atau keputusan yang diberikanya. Orang tua mendorong anak untuk dapat mandiri berdiri sendiri semua keinginan dibuat berdasarkan persetujuan antara orang tua dengan anak. Keputusan yang di ambil adalah keputusan bersama, antara anak dan orang tua. Jadi, anak memiliki rasa percayadiri, memiliki orientasi pestasi dan mampu mengendalikan diri mereka masing-masing. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa peranan keluarga miskin di Desa Goyudan sangat besar, hal tersebut terbukti dari sikap orang tua dalam mendidik anak-anaknya yang cukup keras, sehingga berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak. Sikap orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari sikap orang tua yang 80 menanamkan sikap keras terhadap anak seperti mengajarkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua, arahan dan teguran kepada anaknya ketika anak melakukan kesalahan dan bahkan tidak segan- segan untuk memukul anaknya jika anak melakukan hal-hal yang dianggap salah atau anak melakukan hal-hal yang dianggap kurang sopan oleh orang tua. Harapan kedepan dari masyarakat di Desa Goyudan adalah ingin memperbaiki kualitas hidup agar lebih baik dari sekarang. Jadi untuk dapat memperbaiki kualitas yang lebih baik maka pendidikan sejak dini harus diperbaiki terlebih dahulu yaitu dengan cara pola asuh yang tepat dan pemahaman tentang pentingnya pendidikan bagi generasi muda dimasa yang akan datang. 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak anak merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi Hak-hak Anak KHA atau Convention on the Rights of Child CRC yang disetujui oleh Majelis Umum PBB tanggal 20 November 1989 dan telah terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Peraturan tersebut mencerminkan bahwa dalam diri setiap anak sudah melekat harkat dan martabat sebagai seorang manusia yang harus dijunjung tinggi, dijaga, dan dipelihara. Namun, tidak selamanya anak mendapatkan pengasuhan dan perlindungan dalam lingkungan yang aman dan nyaman bagi tumbuh dan kembang anak. Keluarga sebagai lembaga pengasuhan terbaik bagi anak tidak selamanya selalu memberikan kehidupan yang nyaman bagi anak. Seperti yang ada di Desa Goyudan, dimana berdasarkan penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti, menyimpulkan bahwa: 1. Pola asuh orang tua yang diterapkan pada keluarga miskin di Desa Goyudan berbeda-beda, namun ada yang lebih dominan yaitu pola asuh permisif dan pola asuh otoriter. Disebutkan sebagai pola asuh permisif dikarenakan orang tua pada keluarga miskin di Desa Goyudan tidak terlalu membatasi anak dalam melakukan sesuatu, mereka hanya berpesan kepada anak bila bermain jangan terlalu jauh dan pulang terlalu sore. Tidak ada aturan-aturan khusus yang orang tua terapkan untuk anak, mereka juga 82 jarang mendesak ataupun memaksa anak untuk melakukan sesuatu apabila memerintah, hal ini dikarenakan sebagaian besar warga miskin di Desa Goyudan terutama kaum laki-laki jarang berada dirumah kegiatan mereka sehari-hari bekerja sebagai buruh pasir jadi anak tidak terlalu dibatasi dalam pergaulan dan bahkan mereka juga jarang berkomunikasi. Apabila anak melakukan kesalahan, orang tua jarang sekali menghukumnya, hanya memarahi dan menasehati anak untuk tidak melakukannya lagi. Sedangkan pada pola asuh otoriter yang dimaksud disini seperti yaitu pada saat-saat tertentu untuk menghindari kesalahan anak yang lebih besar banyak orang tua di Desa Goyudan khususnya pada keluarga miskin bersikap memaksakan kehendak seperti pendidikan anak, dimana orang tua selalu mengatur tanpa memperhatikan kemauan dan perasaan anak, menghukum bila anak bertindak tidak sesuai dengan kehendaknya dan orang tua juga kurang berkomunikasi baik dengan anaknya, sehingga anak tidak dapat berkembang sesuai dengan cita-citanya. 2. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh orang tua pada keluarga miskin di Desa Goyudan khususnya dalam menerapkan pola asuh diantaranya yaitu pendapatan keluarga yang kurang mencukupi kebutuhan, dengan kata lain hidup serba kekurangan sehingga para orang tua akan lebih fokus terhadap kebutuhan sehari-hari dari pada memikirkan pendidikan anak maupun pergaulanya. Selain itu mayoritas pendidikan orang tua yang rendah juga memperngaruhi cara berfikir mereka dalam mendidik anak-anaknya. Kemudian adanya pengaruh dari lingkungan di desa Goyudan sendiri, 83 sebagian besar anak-anak dari warga miskin hanya lulus SMP bahkan ada yang hanya lulus SD. 3. Pola pengasuhan yang dilakukan terhadap anak-anak warga miskin di Desa Goyudan memunculkan beberapa dampak atau akibat, antara lain yaitu berdampak terhadap pemahaman nilai-nilai dan norma-norma dimana anak-anak dari warga miskin itu sendiri nilai kedisiplinannya sangat rendah, hal ini dikarenakan orang tua yang kurang membatasi pergaulan. Selain itu juga berdampak terhadap sikap dimana anak-anak warga miskin cenderung acuh tak acuh dalam menyikapi sesuatu kurang peka terhadap lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan mereka cenderung berperilaku nakal atau malas baik dilingkungan masyarakat maupun dilingkungan sekolah. Adapun dampak terhadap prestasi sekolah dimana anak-anak warga miskin di Desa Goyudan kurang memiliki motivasi untuk belajar sehingga prestasi di sekolah juga tidak maksimal, hal ini dikarenakan orang tua kurang memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan judul pola pengasuhan anak pada keluarga miskin di desa goyudan magelang, maka saran yang dapat peneliti berikan diantaranya yaitu: 1. Untuk orang tua, hendaknya para orang tua memberikan kesempatan bagi anak-anak mereka untuk mengutarakan pendapatnya guna menentukan keinginan anak seperti untuk bersekolah lebih lanjut. Kemudian para orang 84 tua khususnya pada keluarga miskin di Desa Goyudan hendaknnya memberikan dukungan penuh terhadap cita-cita anaknya baik moril maupun materil. Dalam hal komunikasi, sebaiknya para orang tua menjaga dan menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan anak dalam berbagai hal baik itu pendidikan, maupun dalam pergaulan sehari-hari sehingga tidak merugikan masa depan anak. Sedangkan bagi orang tau yang menitipkan anak-anaknya ke keluarga dekat, sebaiknya juga dikomunikasikan bagaimana dengan sikap, perilaku, dan prestasi di sekolahnya. 2. Untuk anak-anak, hendaknya anak harus menunjukkan prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik sehingga para orang tua dapat termotivasi untuk mendukung prestasi anak. Kemudian hendaknya anak harus dapat berkomunikasi baik dengan orang tuanya bagaimana bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. 3. Untuk pemerintah, hendaknya pemerintah menambah dan memaksimalkan anggaran untuk pendidikan sehingga masyarakat tidak akan merasa terbebani dengan biaya pendidikan itu sendiri. Selain itu anggaran- anggaran yang ada untuk pendidikan juga dapat tersalurkan dengan baik yaitu untuk anak-anak dalam hal ini dana yang ada benar-benar diberikan kepada anak-anak yang membutuhkan. Selain itu pemerintah hendaknya ikut mendorong kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan. 85 DAFTAR PUSTAKA A . Utomo Budi S . 2005. Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga Nelayan di Kab. Pekalongan . Skripsi. tidak diterbitkan . PLS: FIP UNNES. Aji Andri Widodo. 2013. Partisipasi Masyarakat Dalam Implementasi Kebijakan Wajib Belajar 9 Tahun di Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Skripsi. FIP UNY. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 1993. Peran Perkembangan dalam Mengatasi Kemiskinan. Yogyakarta :BPPN. BKKBN. 1996. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2004. Jakarta: BKKBN. Black, James A. Dan Dean J. Champion. 2001. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. BPS. 2000. Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pendapatan Penduduk Provinsi DIY. Jakarta: BPS. BAPPENAS. 2002. Kebijakan Dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan. Jakarta: BAPPENAS. Clemes, Harris Bean, Reynold. 2001.Melatih Anak Bertanggung Jawab. Alih bahasa: Anton Adiwiyoto. Jakarta: mitra utama. Conny R. Semiawan. 2009. Penerapan Pembelajaran Pada Anak Jakarta: PT.Indeks. Casmini.2007 Emotional Parenting: Dasar-dasar Pengasuhan Kecerdasan Emosi. Yogyakarta: Kelompok Pilar Media. Dewantara, Ki Hajar. 1977. Karya Ki Hajar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Elizabeth B, Hurlock. 1999. Perkembangan Anak: jilid 2 edisi keenam. Jakarta: Erlangga. Euis Sunarti. 2004. Mengasuh Dengan Hati Tantangan yang Menyenangkan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Hadi Supeno. 2010. KRIMINALISASI ANAK; Tawaran Gagasan Radikal Peradilan Anak Tanpa Pidana. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.