Iklim Kerja Perawat Pelaksana

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Iklim Kerja Perawat Pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim kerja perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan mayoritas kategori kurang 62,7. Iklim kerja yang kurang dapat dianalis dari persepsi perawat tentang kondisi psikologik perawat dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang perawat. Dimensi psikologik yang dipersepsikan oleh perawat mayoritas ketegori kurang 58,2. Responden mempersepsikan bahwa dalam bekerja masih kurang merasakan kebebasan sepenuhnya dalam mengelola asuhan keperawatan. Perawat juga masih merasakan bahwa beban kerja yang dirasakan masih tumpang tindih dimana perawat masih banyak melakukan tugas-tugas non keperawatan. Kondisi tersebut akan menyebabkan rasa ketidak puasaan dalam pekerjaanya. Selain kondisi psikologik, ketersediaan sarana dan prasarana, lingkungan kerja, yang mendukung perawat dalam bekerja juga masih kurang. Dimensi struktural yang dipersepsikan oleh perawat juga masih kategori kurang 57,3. Pencapaian kinerja yang tinggi dibutuhkan kerjasama kelompok, dukungan oleh pimpinan dan dukungan dalam bentuk imbalan. Steer dan Porter 1991 dalam Kusdi 2008 menyatakan bahwa hubungan antara karyawan yang terkoordinir, hubungan organisasi dengan individu merupakan faktor yang mempengaruhi iklim kerja dalam organisasi. Dimensi sosial yang dipersepsikan oleh perawat mayoritas 62 Universitas Sumatera Utara kategori kurang 57,3. Dimensi sosial yang kurang akan mempengaruhi suasana dalam bekerja. Hubungan sesama perawat dan hubungan perawat dengan atasan yang tidak harmonis akan berpengaruh dalam pencapaian hasil kerja. Hal penting yang mendukung dalam penciptaan iklim kerja yang baik dapat bersumber dari kebijakan dan peraturan yang jelas dari organisasi. Kebijakan menguraikan kejelasan tentang tugas dan tanggung jawab . Kebijakan yang tidak jelas akan mempengaruhi motivasi dan kinerja. Pada penelitian ini responden masih merasakan kurang jelas peraturan yang berlaku dalam melaksanakan tugasnya. Peraturan yang berlaku belum sepenuhnya mendukung tugas dan tanggung jawabnya sebagai perawat. Hasil penelitian tentang dimensi birokratik yang dipersepsikan oleh perawat mayoritas kategori kurang 52,7. Perubahan iklim kerja dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Sterrs dan Porter 1991 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari struktur organisasi, kebijakan, teknologi. Lingkungan eksternal struktur organisasi menentukan hubungan antar karyawan, pola-pola interaksi. Struktur yang tidak jelas akan menyebabkan hubungan karyawan yang tidak terkoordinir. Kebijakan menjadi alat bagi pimpinan memberikan arahan bagi karyawan. Teknologi akan mendorong penciptaan kreativitas, dan penerimaan tanggung jawab personal. Kebijakan yang dirasakan oleh responden dalam bekerja masih dirasakan kurang sehingga mempengaruhi iklim kerja para perawat. Iklim kerja dapat diciptakan oleh manajer perawat yang menentukan perilaku perawat praktisi dalam iklim kerjanya Swanburg, 2000. Iklim kerja yang baik dapat Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan melakukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan, perbaikan struktur organisasi, kebijakan dan teknologi. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Lumbantoruan 2005 dimana iklim kerja perawat pelaksana di RSU.Haji Adam Malik mayoritas kategori kurang.

5.2 Kinerja Perawat