5.4 Hubungan Dimensi Psikologikal dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara dimensi psikologikal dengan kinerja perawat pelaksana p= 0,002. Kinerja perawat yang baik
mayoritas ditemukan pada perawat yang mempersepsikan dimensi psikologikal baik dan perawat yang memiliki kinerja buruk mayoritas ditemukan pada perawat yang
memiliki persepsi kurang tentang dimensi psikologikal. Nilai OR =3,753 menunjukkan bahwa perawat yang memiliki dimensi psikologikal baik berpeluang
memiliki kinerja baik 3,75 kali dibanding perawat yang memiliki kinerja kurang. Hasil penelitian ini mendukung teori Gibson dalam Ilyas 2002 yang
menyatakan bahwa salah satu variabel yang mempengaruhi kinerja adalah variabel psikologis. Variabel tersebut akan mempengaruhi kinerja kelompok yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kinerja personal. Sedangkan menururut Davies 1989, dalam Adiono 2002 menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian
kinerja adalah kemampuan, motivasi dan inovasi. Dimensi psikologikal meliputi variabel beban kerja yang dirasakan dalam
organisasi, otonomi dan inovasi. Perawat dalam menjalankan pekerjaanya harus sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Dengan demikian
perawat lebih mudah dan terampil dalam menjalankan tugas sehari-hari yang pada akhirnya akan mencapai kinerja yang diharapkan. Selain beban kerja, perawat juga
harus diberikan kemandirian dan tanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai perawat. Kebebasan
atau otonomi akan menimbulkan kreativitas perawat dalam mengelola tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Gibson 1987 menggambarkan bahwa disain pekerjaan akan mempengaruhi hasil kerja karyawan.
Menejer perawat sangat penting menciptakan hubungan yang baik dengan bawahannya. Hubungan yang baik tercipta dengan memberikan tanggung jawab yang
penuh dalam mengelola asuhan perawatan. Dengan kemandirian ini akan menimbulkan semangat kerja dan tanggung jawab moral sehingga perawat akan
melaksanakan tugasnya dengan baik. Selain otonomi sangat penting juga mempertimbangkan beban tugas yang
diberikan kepada perawat dalam bekerja. Tugas seorang perawat adalah menjalankan asuhan keperawatan. Uraian tugas seorang perawat sesuai dengan standar asuhan
keperawatan. Perawat yang melakukan pekerjaan tumpang tindih dimana perawat masih melakukan tugas non keperawatan akan menimbulkan beban kerja yang
berlebuhan. Kondisi tersebut akan menciptakan kondisi psikologis yang tidak nyaman ketika bekerja. Ketidaknyaman akan mempengaruhi perawat dalam bekerja yang
akan berdampak dalam kualitas kerjanya. Dimensi psikologikal memuat poin kebebasan, kenyamanan dan aktualisasi
diri. Hal tersebut merupakan suatu kebutuhan dasar manusia. Sesuai dengan pendapat Abraham Maslow dalam PerryPotter, 2005 tentang teori Hirarki kebutuhan dasar
manusia bahwa hal tersebut merupakan kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar yang terpenuhi akan menghasilkan kepuasan dan motivasi sehingga tercapai kinerja yang
baik.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Luthans 2008 yang menyatakan bahwa optimisme mempengaruhi kinerja. Demikin juga
penelitian Hanan 2008 yang menyatakan bahwa kepuasan memiliki hubungan dengan kinerja. Dalam dimensi psikologikal mencantumkan kebebasan, semangat dan
optimis yang berpengaruh terhadap kinerja. Hal yang sama ditemukan dalam peneitian Setiadi 2010 dimana ditemukan bahwa dimensi psikologikal memiliki
hubungan dengan produktivitas perawat.
5.5 Hubungan Dimensi Struktural dengan Kinerja Perawat Pelaksana