Evaluasi terhadap 10 perawat pelaksana menunjukkan rangking rata 6,5 dimana nilai tersebut masih kategori yang belum memuaskan.
Penilaian pelaksanaan standar praktik keperawatan yang dilakukan di RSU Sari Mutiara hanya berdasarkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh tim audit asuhan keperawatan. Laporan ketua tim audit keperawatan pada tahun 2012 diperoleh data bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat pelaksana belum memenuhi standar. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap 20 format asuhan keperawatan dalam rekam
medik ditemukan data bahwa masih 56 dokumentasi asuhan keperawatan yang lengkap. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kinerja perawat dalam pelaksanaan
standar keperawatan belum optimal. Hasil pengkajian praktikum pada bulan Desember 2012 dengan teknik
wawancara dengan sepuluh perawat pelaksana terkait dengan kondisi kerja yang dialami di Rumah Sakit Sari Mutiara, 50 menyatakan mereka melaksanakan
asuhan keperawatan sebagai kegiatan rutin saja. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan masih berorienetasi pada fisik saja sehingga asuhan yang
dilaksanakan belum bersipat holistik Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
iklim kerja dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
I.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian yang akan diteliti adalah “ Bagaimanakah hubungan iklim kerja dengan kinerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan?”.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan iklim kerja dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara
Medan. b.
Mengidentifikasi iklim kerja perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
c. Mengidentifikasi kinerja perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
d. Menganalisis
hubungan dimensi psikologis dengan kinerja perawat
pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
e. Menganalisis
hubungan dimensi struktural dengan kinerja perawat
pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
f. Menganalisis
hubungan dimensi sosial dengan kinerja perawat pelaksana
di RSU Sari Mutiara Medan.
g. Menganalisis
hubungan dimensi birokratik dengan kinerja perawat
pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
h. Mengidentifikasi faktor yang dominan berhubungan dengan kinerja
perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan. 1.4
Hipotesis Penelitian
a. Ada hubungan iklim kerja dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Sari
Mutiara Medan.
Universitas Sumatera Utara
b. Ada
hubungan dimensi psikologis dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
c. Ada
hubungan dimensi struktural dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan.
d. Ada hubungan dimensi social dengan kinerja perawat pelaksana di RSU
Sari Mutiara Medan. e.
Ada hubungan dimensi birokrat dengan kinerja perawat pelaksana di RSU
Sari Mutiara Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Bagi Kepala Bidang Keperawatan dan Kepala Ruangan
Sebagai sumber informasi tentang iklim kerja, kinerja perawat di RSU Sari Mutiara serta hubungan antara iklim kerja dengan kinerja perawat
pelaksana yang dapat menjadi sebagai bahan masukan dalam upaya penataan sistim pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan. b.
Bagi Perawat Sebagai bahan masukan bagi perawat dalam mengevaluasi kinerja
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. c.
Bagi peneliti Lain Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian
terkait dengan iklim kerja dan kinerja perawat pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Iklim Kerja 2.1.1 Pengertian Iklim Kerja
Iklim kerja menurut UU. RI No.91995 adalah kondisi yang diupayakan oleh pihak pengambilan keputusan berupa penetapan peraturan dan kebijakan
disetiap kegiatan perusahaan agar setiap staff memperoleh kesempatan yang sama dan dukungan bekerja yang seluas-luasnya sehingga menjadi pekerja yang
tangguh dan mempunyai kinerja yang tinggi UU RI,2002 dalam Tribowono 2013.
Reichers dan Scheinder 1990, dalam Kusdi, 2011 menyatakan iklim kerja diartikan sebagai persepsi tentang kebijakan, praktek-praktek dan prosedur-
prosedur organisasional yang dirasa dan diterima oleh individu-individu dalam organisasi ataupun persepsi individu terhadap tempatnya bekerja.
Swanburg 2000 menyatakan bahwa iklim adalah perasaan para atau persepsi tentang organisasinya. Iklim kerja diciptakan oleh manajer perawat yang
menentukan perilaku perawat praktisi dalam iklim kerjanya. Iklim kerja merupakan kondisi kerja yang dirasakan pada sebuah organisasi sebagai efek
fersonil organisasi yang bekerja bersama-sama. Mill dalam Timpe 2000 menyatakan bahwa iklim kerja adalah serangkaian sifat lingkungan kerja yang
dapat diukur berdasarkan persepsi kolektip dari orang-orang yang hidup dan bekerja dalam lingkungan tersebut.
9 9
Universitas Sumatera Utara