Apabila penampung destilat digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam klorida
0,1 N dengan indikator tashiro. Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari hijau menjadi ungu Sudarmadji, 1992.
2.5.6. Kadar Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensasi polimer-polimernya yang tebentuk Sudarmadji, 1992. Dalam bahan-
bahan pangan nabati, karbohidrat merupakan komponen yang relatif tinggi kadarnya. Beberapa zat yang termasuk golongan karbohidrat adalah gula, dekstrin, pati,
selulosa, hemiselulosa, pektin, dan beberapa karbohidrat yang lain. Unsur-unsur yang membentuk karbohidrat hanya terdiri dari karbon C, hidrogen H, dan oksigen O,
kadang-kadang juga nitrogen N Winarno, 1980.
Ada beberapa cara analisis yang dapat digunakan untuk memeperkirakan kandungan karbohidrat dalam bahan makanan. Yang paling mudah adalah dengan
cara perhitungan kasar proximate analysis atau juga disebut Carbohydrate by Difference.
proximate analysis adalah suatu analisis dimana kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui bukan melalui analisis tetapi melalui perhitungan,
sebagai berikut: karbohidrat = 100 - protein + lemak + abu + air
Perhitungan Carbohydrate by Difference adalah penentuan dalam bahan makanan secara kasar, dan hasilnya ini biasanya dicantumkan dalam daftar komposisi
bahan makanan Winarno, 1992.
2.6. Keutuhan
Universitas Sumatera Utara
Keutuhan diukur berdasarkan pada kehilangan berat mi setelah mi dimasak pada waktu pemasakan sesuai dengan waktu optimum pemasakan, sehingga satuan dari
keutuhan adalah 100 dikurangi persentase berat mi yang hilang selama pemasakan. Persentase berat mi yang hilang selama pemasakan tersebut dianggap sebagai jumlah
padatan yang keluar selama pemasakan AOAC, 1996.
2.7. Daya Serap Air
Daya serap air menunjukkan jumah air yang dapat diserap oleh bahan untuk mencerminkan kebutuhan bahan akan air untuk membentuk hasil pemasakan yang
baik. Jenis tepung akan mempengaruhi daya serap air dari mi yang dihasilkan Sediaoetama, 1989.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Gelas beaker 250 mL
pyrex - Gelas ukur
1000mL,10 mL pyrex
- Gelas Erlenmeyer 250 mL,500 mL
pyrex - Pipet volume
50 mL pyrex
- Labu alas pyrex
- Labu kjeldhal 100 mL
pyrex - Labu takar
100 mL pyrex
- Kondensor - Indikator universal
- Termometer 100
C - Oven
- Hot plate - Buret
50 mL pyrex
- Kertas saring whatman 42
- Corong Buchner - Desikator
- Neraca analitis presisi 0,0001
- Statif dan klem - Digester
- Ampia
- Sopwatch
Universitas Sumatera Utara
3.1.2. Bahan
- H
2
SO
4p
p.a E.Merck
- NaOH
s
p.a E.Merck
- Selenium p.a
E.Merck - H
3
BO
3s
p.a E.Merck
- HCl
p
p.a E.Merck
- Akuadest - Indikator Tashiro
- KOH 0,1 N - n – Heksan
- Tepung terigu - Tepung Tapioka
- Garam Dapur - Baking Soda
- Metil merah p.a
E.Merck - Bromo cresol green
p.a E.Merck
Universitas Sumatera Utara
3.2. Prosedur Penelitian
3.2.1. Pembuatan Larutan Pereaksi
3.2.1.1. Pembuatan larutan NaOH 30
Ditimbang 150 g NaOH
s
, kemudian dilarutkan 150 g NaOH
s
dengan akuadest di dalam labu takar 500 mL, dan diencerkan hingga garis tanda.
3.2.1.2. Pembuatan Larutan H
3
BO
3
3
Ditimbang 15 g H
3
BO
3s
, kemudian dilarutkan 15 g H
3
BO
3s
dengan 500 mL akaudest. Setelah dingin dipindahkan ke dalam botol bertutup gelas. Campur 500 mL
H
3
BO
3l
dengan 5 mL indicator
3.2.1.3. Pembuatan Larutan NaOH 3,25
Ditimbang 8,13 g NaOH
s
, kemudian dilarutkan 8,13 g NaOH
s
dengan aquadest di dalam labu takar 250 mL, dan diencerkan hingga garis tanda.
3.2.1.4. Pembuatan Indikator Tashiro
Universitas Sumatera Utara
Disiapkan larutan bromrcresol green 0,1 dan larutan metil merah 0,1 dalam alcohol 95 secara terpisah. Dicampur 10 mL bromocresol green dengan 2 mL metil
merah
3.2.1.5. Pembuatan HCl 0,1 N
Sebanyak 8,89 mL HCl 37 diencerkan dengan aquadest dalam labu takar 1 L sampai garis tanda.
3.2.1.6. Pembuatan HCl 25
Sebanyak 67,6 mL HCl 37 diencerkan dengan aquadest dalam labu takar 100 mL sampai garis tanda.
3.2.1.7. Pembuatan H
2
SO
4
1,25
Dipipet 3,13 mL larutan H
2
SO
4p
, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL, diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda.
3.3. Pembuatan Mi
Ditimbang 90 g tepung terigu dan ditambahkan 10 g tepung tapioka. Kedalam campuran ditambahkan 0,5 g garam dapur dan 0,4 baking soda. Campuran
dimasukkan kedalam wajan dan ditambahkan 40 mL air. Diaduk selama 10 menit dan
Universitas Sumatera Utara
dicetak dengan menggunakan ampia. Diulangi perlakuan yang sama dengan perbandingan tepung terigu : tepung tapioka masing masing 100:0; 80:20, dan 70:30.
Kemudian dikeringkan didalam oven pada suhu 55 C selama 10 jam. Hasilnya
dilakukan uji karakteristik yang meliputi persen keutuhan dan daya serap air dan kadar nutrisi yang meliputi kadar air, abu, lemak, protein, serat, dan karbohidrat.
3.4. Parameter yang Diamati
3.4.1. Penentuan Kadar Air
Mi ditimbang sebanyak 1-2 g dalam cawan timbang yang telah diketahui beratnya. Dikeringkan di dalam oven pada suhu 105
C selama 3 jam. Didinginkan di dalam desikator. Kemudian ditimbang hingga diperoleh bobot tetap.
����� ��� = ����� ��� ���
����� ������ � 100
3.4.2. Penentuan Kadar Abu
Mi ditimbang sebanyak 2-3 g dalam sebuah cawan porselen yang telah diketahui beratnya. Dikeringkan di dalam oven. Diabukan di dalam tanur pengabuan pada suhu
maksimum 550 C selama 3 jam. Didinginkan dalam desikator. Kemudian ditimbang
hingga diperoleh bobot tetap. ����� ��� =
����� ��� ����� ������
� 100
3.4.3. Penentuan Sadar Serat
Universitas Sumatera Utara
Mi ditimbang sebanyak 2-4 g. kemudian dicuci dengan n-heksan sebanyak 3 kali untuk membersihkan dari lemak. Dikeringkan dan dimasukkan kedalam gelas
Erlenmeyer 500 mL. ditambahakan 50 mL larutan H
2
SO
4aq
1,25, kemudian dididihkan selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tegak. Tambahkan 50
mL NaOH
aq
3,25 dan didihkan selama 30 menit. Dalam keadaan panas, saring dengan corong Buchner yang berisi kertas saring whatmann yang telah dikeringkan
dan diketahui bobotnya. Cuci endapan yang terdapat dalam kertas saring berturut- turut dengan H
2
SO
4aq
1,25 panas, air panas, dan etanol 96. Angkat kertas saring, keringkan pada suhu 105
C di dalam oven. Dinginkan dan timbang hingga bobot tetap.
����� ����� = ����� �����
����� ������ � 100
3.4.4. Penentuan Kadar Lemak
Mi ditimbang sebanyak 1-2 g, dimasukkan kedalam selongsong kertas yang dialasi dengan kertas. Dikeringkan dalam oven pada suhu tidak lebih dari 80
C selama lebih kurang 1 jam. Kemudian dimasukkan kedalam alat soxhlet yang telah dihubungkan
dengan labu alas yang telah berisi batu didih. Diekstraksi dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama lebih kurang 6 jam. Disuling heksana dan dikeringkan ekstrak
lemak dalam oven pada suhu 105 C. Didinginkan dan ditimbang hingga bobot tetap.
����� ����� = ����� �����
����� ������ � 100
3.4.5. Penentuan Kadar Protein
Universitas Sumatera Utara
Mi ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan kedalam labu kjeldhal 100 mL. tambahkan 2 g selenium dan 25 mL H
2
SO
4p
. Dipanaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan sekitar 2
jam. Dibiarkan dingin, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda. Dipipet 5 mL NaOH
aq
40 dan 1-2 tetes indikator campuran. Disuling selama lebih kurang 10 menit. Ditampung NH
3g
di dalam gelas erlenmeyer yang berisi 10 mL larutan borat 2 yang telah dicampur indikator. Bilas ujung pendingin dengan aquadest. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N.
����� ������� = �1 − �2 � � � 14,008 � �. � � �. �
� � 1000 � 100
3.4.6. Penentuan Kadar Karbohidrat by difference
Penentuan karbohidrat termasuk kadar serat secara by difference dihitung sebagai 100 dikurangi kadar air, abu, protein, dan lemak.
����� �����ℎ����� = 100 − ������� + ����� + ��� + ��� winarno, 1992.
3.4.7. Penentuan persen keutuhan
Sampel mi kering sebanyak 5 g direndam dengan 150 mL air yang telah dididihkan hingga mencapai waktu optimum pemasakan, kemudian mie disiram dengan air
dingin 50 mL sebanyak 2 kali utuk menghentikan pemanasan dan melarutkan padatan yang berada pada permukaan mi. Mi ditiriskan selama 5 menit lalu dikeringkan pada
suhu 105
o
C selama 1 jam, kemudian ditimbang sampai berat konstan.
3.4.8. Penentuan Daya Serap Air
Universitas Sumatera Utara
Dimasukkan 2 g sampel mi instan kedalam 150 mL air yang dipanaskan pada temperatur 80
o
C, didiamkan selama 20 menit. Tiriskan dan dikeringkan lalu ditimbang kembali berat mi setelah dimasak.
3.5. Bagan Penelitian
3.5.1. Pembuatan Mi
Hasil 90 g Tepung Terigu
Dimasukkan kedalam baskom Ditambahkan 10 g tepung terigu
Diaduk hingga rata Ditambahkan 0,4 g baking soda
Ditambahkan 0,5 g garam dapur Ditambahkan 15 mL air
Diaduk selama 10 menit Dicetak mie dengan menggunakan ampia
Dikeringkan dalam oven pada suhu 55 C selama 10 jam
Diulangi perlakuan yang sama untuk perbandingan 80:20 ; 70:30 ; dan 100:0.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Penentuan Kadar Air Mi
3.5.3. Penentuan Kadar Abu
2 g Mi Dimasukkan kedalam cawan porselen yang telah
diketahui beratnya
Diulangi sampai berat konstan Dihitung kadar airnya
2 g Mi Didinginkan di dalam desikator selama 20 menit
Dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama 3 jam
Dimasukkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya
Hasil Ditimbang berat sampel kering
Dipanaskan dalam tanur pada suhu 550 C selama 3 jam
hingga diperoleh abu berwarna keputih-putihan
Abu
Diulangi sampai diperoleh berat konstan Dihitung kadar abunya
Didinginkan dalam desikator Ditimbang
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.5.4. Penentuan Kadar Lemak Mi
2 g Mi Dimasukkan ke dalam gelas beaker
Lemak Ditambahkan 30 mL HCl
aq
25 dan 20 mL aquadest serta beberapa butir batu didih
Dibungkus dengan paper thimbal Disaring dalam keadaan panas dan cuci dengan aquadest panas
hingga tidak bereaksi asam lagi Ditutup gelas beaker dengan kaca arloji dan dididihkan selama
15 menit
Dimasukkan kedalam alat soxhlet Dikeringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100-105
C
Diekstraksi dengan larutan heksana selama 2-3 jam pada suhu ± 80
C Didestilasi larutan heksana dari ekstrak lemak pada suhu
100-105 C
Didinginka di dalam desikator Ditimbang sampai berat konstan
Dihitung kadar lemaknya
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.5.5. Penentuan Kadar Serat Mi
4 g Mi Dihilangkan kandungan lemaknya dengan n-heksan
menggunakan metode soxhlet selama 2 jam
Dicuci dengan aquadest panas Disaring dengan kertas saring whatman no 41
Dimasukkan ke dalam cawan timbang yang telah diketahui beratnya Dicuci dengan H
2
SO
4aq
1,25 panas
Dicuci dengan etanol 96 Residu
Dikeringkan Ditambahkan 50 mL H
2
SO
4aq
1, 25 dan dididihkan selama 30 menit
Ditambahkan 50 mL NaOH
aq
3,25 dan dididihkan selama 30 menit
Dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C
Didinginkan di dalam desikator
Diabukan di dalam tanur
Ditimbang sampai berat konstan Didinginkan di dalam desikator
Ditimbang sampai berat konstan
Dihitung kadar seratnya
Hasil filtrat
Universitas Sumatera Utara
3.5.6. Penentuan Kadar Protein Mi
2 g Mi Dimasukkan kedalam labu kjeldhal 100 mL
Larutan jernih kehijau-hijauan
Dibilas ujung pendingin dengan aquadest Didestilasi selama lebih kurang 10 menit
Ditunggu sampai larutan dingin
Ditambahkan 5 mL NaOH
aq
30 Ditambahkan 2 g campuran selenium dan 25 mL H
2
SO
4p
Dipipet 5 mL larutan yang telah diencerkan dan dimasukkan ke dalam alat destilasi
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan aquadest
Dipanaskan diatas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijauan
Ditampung destilat di dalam 10 mL larutan asam borat 2 yang telah dicampur dengan indikator
Dititrasi dengan larutan HCl
aq
0,1 N Destilat dalam asam borat 2
Larutan ungu
Hasil Dihitung N
Universitas Sumatera Utara
3.5.7. Penentuan kadar karbohidrat Mi karbohidrat by difference
3.5.8. Penentuan persen keutuhan
Kadar nutrisi 100 Dikurang dengan kadar air
Dikurang dengan kadar protein Dikurang dengan kadar lemak
Hasil Dikurang dengan kadar abu
5 g Mi Dimasukkan ke dalam air yang mendidih selama waktu
optimumnya
Dihitung Kadar padatan yang berkurang Ditiriskan selama 5 menit
Disiram dengan 50 mL air dingin sebanyak 2 kali
Hasil Dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C selama 1 jam
Universitas Sumatera Utara
3.5.9. Penentuan Daya Serap Air
2 g Mi Dimasukkan kedalam 150 mL air pada temperatur 80
o
C Didiamkan selama 20 menit
Hasil Timbang sampai beratnya konstan
Keringkan dengan tissue Ditiriskan
Dihitung jumLah air yang diserap
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian pengaruh campuran tepung terigu dan tepung tapioka untuk pembuatan mi instan yang telah dilakukan, diperoleh karakteristik dan kandungan
nutrisi mi instan salam Tabel 4.1 berikut : Table 4.1. Hasil analisa karakteristik Mi Instan Tepung Terigu : Tepung
Tapioka dengan beberapa perbandingan.
Keterangan : 4 : Sangat Suka 3 : Suka
2 : Kurang Suka
1 : Tidak Suka
No Parameter
Tepung Terigu : Tepung Tapioka 100 : 0
90 : 10 80 : 20
70 : 30 1.
a. b.
c. d.
Rasa
Organoleptik
Aroma Warna
Tekstur 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3
2 a.
b. c.
d. e.
f. Air
Kadar Nutrisi
Abu Lemak
Protein Karbohidrat
Serat 11,3000
0,5000 1,3000
11,0241 75,8759
0,9000 11,5000
0,4750 1,1400
10,7000 76,1850
0,7900 11,6000
0,4860 1,1100
10,5200 76,2840
0,7700 11,9000
0,4960 1,0100
10,1500 76,4440
0,7400 3.
a. b
Keutuhan
Karakteristik
DSA 93,142
70,1638 92,7568
78,4426 92,2438
83,6592 91,1876
83,9742
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pembahasan