B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian Suyatmi 2012: 7, menyimpulkan bahwa; 1 tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar ranah kognitif materi energi
pada siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi, 2 ada perbedaan hasil belajar ranah
psikomotorik materi energi pada siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi, 3
pembelajaran berbasis masalah dengan metode eksperimen lebih efektif daripada dengan metode demonstrasi jika dilihat dari hasil belajar ranah
psikomotorik. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Andri Astuti 2013: 7,
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada ketercapaian keterampilan psikomotorik antara siswa yang menggunakan metode
eksperimen terbimbing dengan siswa yang menggunakan metode
demonstrasi. Keterampilan psikomotortik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing cenderung lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi. Penelitian yang dilakukan Zulaeha 2014: 6, menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh keterampilan proses sains antara kelas yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE Predict, Observe,
Explain dengan kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Peningkatan keterampilan proses siswa rendah pada pembelajaran dengan
metode POE Predict, Observe, Explain.
6
C. Kerangka Pikir
Fisika adalah salah satu pelajaran yang tidak bisa lepas dari percobaaneksperimen terhadap gejala-gejala alam. Dalam pembelajaran fisika
di dalam kelas, peserta didik yang bereksperimen mengenai materi yang sedang dipelajari masih jarang ditemui. Pembelajaran fisika di dalam kelas
masih berpusat pada guru teacher center, sehingga peserta didik tidak terlatih untuk melakukan percobaan terkait materi yang sedang dipelajari.
Fisika masih dipandang sulit bagi sebagian besar peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan dari rendahnya kemampuan sains peserta didik. Berdasarkan rilis
PISA tahun 2013 menyebutkan bahwa kemampuan sains sekolah menengah di Indonesia secara umum berada di peringkat terbawah dari 65 negara. Hal ini
menandakan bahwa pembelajaran sains di sekolah menengah khususnya pada mata pelajaran fisika belum efektif sehingga kemampuan sains sekolah
memperoleh peringkat terbawah dari 65 negara. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan sains di sekolah menengah adalah
penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat. Dalam penelitian ini akan digunakan metode pembelajaran berbasis metode demonstrasi dan
metode eksperimen. Metode Demonstrasi memiliki kelebihan, yakni dapat merangsang
peserta didik untuk lebih giat belajar, dapat menambah pengalaman pada peserta didik, memperkuat ingatan
peserta didik pada materi ajar,
meminimalisir kesalahpahaman konsep karena pembelajaran dilakukan secara
nyata, serta dapat menjawab pertanyaan peserta didik secara langsung karena diamati secara nyata oleh peserta didik.
Selain metode demonstrasi, terdapat metode lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika yaitu metode eksperimen. Metode
eksperimen sangat membantu peserta didik dalam memahami konsep dan meningkatkan keterampilan sains yang dimiliki peserta didik karena
pembelajaran dipraktikkan langsung oleh peserta didik. Dalam pembelajaran dengan metode eksperimen peserta didik secara nyata mempelajari materi
yang sedang dipelajari. Hal tersebut sangat membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dilakukan kajian tentang perbedaan peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara peserta
didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi dan metode eksperimen pada materi pengukuran besaran panjang, massa dan waktu.
Perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara kedua kelas eksperimen dengan metode pembelajaran yang berbeda dapat diketahui dari hasil posttest
kedua kelas eksperimen. Sedangkan perbedaan peningkatan keterampilan proses sains antara kedua kelas eksperimen dapat diketahui dari hasil lembar
observasi yang diperoleh pada saat pembelajaran dengan materi pengukuran besaran panjang, massa dan waktu berlangsung.
8
Gambar 9. Bagan kerangka pikir
9
D. Hipotesis Penelitian