Mistar Penggaris Jangka Sorong

81

C. Dasar Teori

1. Definisi Pengukuran

Memahami ilmu fisika dapat dilakukan dengan mempelajari bagaimana mengukur besaran yang ada dalam fisika. Di antara besaran-besaran tersebut adalah besaran panjang, waktu, massa, suhu, tekanan, dan arus listrik. Mengukur adalah proses membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran tertentu yang telah diketahui atau ditetapkan sebagai acuan. Dalam melakukan pengukuran besaran-besaran fisis dibutuhkan alat ukur yang berbeda.

2. Alat Ukur Panjang

Besaran panjang merupakan salah satu besaran pokok. Dalam Sistem Internasional SI, standar satuan untuk panjang adalah meter m. Satuan panjang awalnya dinyatakan oleh jarak antara dua goresan yang dibuat pada sebuah batang kayu yang terbuat dari platinum-iridium yang disimpan di International Bureau of Weights and Measures di Sevres, Prancis. Panjang ini dipilih agar jarak dari khatulistiwa ke Kutub Utara sepanjang meridian yang melalui Paris menjadi 10 juta meter. Sekarang meter standar didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama waktu 1299.792.458 sekon. Meter standar digunakan untuk membuat meter standar sekunder yang digunakan untuk mengkalibrasi alat ukur panjang di seluruh dunia Paul A. Tipler, 1998: 2.

a. Mistar Penggaris

Pengertian Mistar Mistar atau penggaris merupakan salah satu alat ukur panjang benda yang tidak terlalu panjang. Pada umumnya mistar memiliki skala terkecil 1 mm sehingga nilai ketidak pastipastiannya adalah 12 x skala terkecil atau 0,5 mm, 0,05 cm. Petunjuk Penggunaan Alat Ukur Mistar a Meletakkan skala nol pada mistar tepat pada salah satu ujung benda yang diukur b Membaca skala utama dengan cara melihat ujung benda yang satunya dan membaca skala yangg tertera pada mistar. 82 c Membaca hasil pengukuran, posisi pengamat mata tegak lurus dengan skala yang diukur. Hal ini dimaksudkan untuk menghidari kesalahan paralaks penglihatan.

b. Jangka Sorong

Pengertian Jangka Sorong Jangka sorong vernier calliper merupakan alat ukur linear yang mempunyai ketelitian cukup tinggi untuk mengukur panjang bagian luar, bagian dalam, maupun kedalaman ukuran dari suatu benda. Jangka sorong memiliki dua bagian terpenting yaitu rahang tetap, memiliki skala panjang yang disebut juga dengan skala utama. Rahang sorong, memiliki skala yang lebih teliti yang disebut skala nonius atau skala vernier. Skala nonius memiliki panjang 9 mm yang terbagi atas 10 skala, sehingga skala terkecilnya adalah 0,1 mm. Petunjuk Penggunaan Alat Ukur Jangka Sorong Mengukur Diameter Luar 1. Membuka pengunci agar rahang bisa bergerak 2. Menggeser rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat masuk di antara dua rahang rahang geser dan rahang tetap 3. Meletakkan kedua benda yang aan diukur di antara kedua rahang 4. Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang 83 5. Mengencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu kuat karena akan merusak ulir dari baut pengunci Mengukur Diameter Dalam 1. Membuka pengunci agar rahang geser dapat bergerak 2. Memasukkan kedua rahang bagian atas ke dalam lubang benda yang akan diukur 3. Menggeser rahang geser ke kanan sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh bagian dinding dalam benda yang akan diukur 4. Mengencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser. Mengukur Kedalaman 1. Membuka pengunci agar rahang bisa bergerak 2. Meletakkan benda yang akan diukur dengan posisi tegak 3. Meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung 84 4. Menggeser rahang geser ke bawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh bagian dasar benda 5. Mengencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan melihat kedudukan strip nol pada rangka rahang geser, misalnya menunjukkan strip ke-21 pada rangka skala utama berarti hasil pengukuran 21 m, kemudian melihat kedudukan strip pada skala nonius yang paling segaris dengan skala utama. Hasil pengukurandapat dituliskan sebagai berikut: x = SU x 1 mm + SN x 0,05 mm.

b. Mikrometer Sekrup

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demonstrasi Pada Konsep Jamur

0 7 168

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap pemahaman konsep pada materi pengukuran waktu siswa Kelas V MIN 15 Bintaro : penelitian quasi eksperimen di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan.

0 8 240

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA.

0 0 39

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 1 4

PERBEDAAN PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES DAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK.

0 0 70

PERBEDAAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN METODE SIMULASI KOMPUTER DAN METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN EDA (Easier Demonstration for Archimedes’s law) PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS.

0 0 1

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI KALOR | Sah | Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 8408 18999 1 SM

0 0 7

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI

0 1 11