Peserta Didik Batasan Istilah
13
c Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas,
d Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, e Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan,
f Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja,
g Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat,
h Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya,
i Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan
guru. 2
Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara
demokratis, berkeadilan, tidak deskriminatif dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
kemajemukan bangsa dan kode etik profesi. Sebagai pendidik profesional seorang guru juga harus memenuhi ketentuan-
ketentuan yang telah ditentukan, sehingga guru akan menjalankan tugasnya dengan sebaik-bainya. Ketentuan-ketentuan untuk menjadi guru profesional diatur
dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, yaitu:
14
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Selain diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, untuk
memenuhi kriteria professional, guru juga harus sesuai dengan ketentuan yang ada di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Untuk menjelaskan pengertian dan tugas guru PPKn, maka terlebih dahulu
akan dibahas pengertian PPKn. Secara sederhana tujuan PKnPPKn adalah membentuk warga negara yang lebih baik good citizen dan mempersipakan
warga negara untuk masa depan Cholisin, 2000:15. Menurut Mansoer Muhamad Erwin, 2013: 2-3 pendidikan kewarganegaraan adalah hasil sentesis
antara civic education, democracy education, serta citizhenship yang berlandasakan pada Filsafat Pancasila serta mengandung identitas nasional serta
materi tentang bela negara. Dengan hakikat pendidikan kewarganegaraan Indonesia yang berbasis Pancasila tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia merupakan pendidikan bangsa dan kewarganegaraan yang berhadapan dengan keberadaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, demokrasi, HAM dan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat madani Indonesia dengan menggunakan Filsafat Pancasila sebagai alat untuk
menganalisisnya. Sedangkan tujuan dari pendidikan kewarganegaraan menurut A. Ubaedillah dan Abdul Rozak 2012: 6 pada dasarnya adalah menjadikan warga