45
2. Tujuan Program
Setiap program pastinya memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai, begitu pula program farming school yang ada di Rumah Pintar Pijoengan ini, seperti
yang disampaikan oleh OS bahwa : “Sebenarnya tujuan diadakannya Farming School di rumah pintar ini
untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak yang didasarkan pada tumbuh kembang anak, meningkatkan minat bertani masyarakat,
mengenalkan teknologi dan informasi, mengembangkan kemampuan berkreativitas bagi masyarakat berbasis potensi lokal, dan melestarikan
budaya masyarakat” Selain itu GJ juga mengungkapkan bahwa :
“Tujuan diadakannya Farming School ini mbak dengan adanya minat masyarakat dan warga belajarnya, kususnya untuk anak-anak, Rumah
Pintar Pijoengan ini memiliki tujuan agar warga belajar yang di ajarkan
dapat memetik hasil dari pembelejaran selama berlangsung” Selain itu UG juga menegaskan bahwa :
“Tujuan pembelajaran program Farming School ini agar anak dapat berkreasi dan aktif si dalam suatu bidang, Farming School mengajarkan
bahwa belajar tak hanya di kelas saja melainkan di luar outdoor itu juga perlu di lakukan, selain itu pembelajaran Farming School mengajarkan
pada anak apa arti mengenal alam sekitar sejak usia dini, dan anak dapat
menghargai alam sekitar” Berdasarkan wawancara yang diperoleh peneliti dari tiga narasumber di
atas, “bahwa program Farming School tidak hanya dilakukan oleh warga belajar orang dewasa saja, namun untuk anakpun juga sangat perlu. Dikarenakan anak
masih memiliki rasa ingin tau dan mencoba mengeksplor apa yang mereka ketahui, selain itu juga mengajarkan anak untuk daoat saling menghargai alam
sekitar, meningkatkan kreativitas anak dalam menggunakan media saat pembelajaran berlangsung”
46
3. Indikator Ketercapaian Program
Sebuah indikator pasti mempunyai ketercapaian program. Indikator di gunakan sebagai acuan pengelola atau fasilitator untuk mengetaui sampai dimana
warga belajar mencapai indikator tersebut. Seperti yang di tuturkan oleh OS sebagai fasilitator satu-satunya,bahwa :
“Agar anak-anak dekat dengan alam dan mengenal lebih dekat dengan pertanian, supaya anak lebih dapat menghargai apa yang mereka makan
bukan hanya sekedar makan saja tapi tau bagaimana proses awal mula sebelum menjadi instan
” Selain itu GJ sependapat dengan OS juga seperti yang di ungkapkan, bahwa :
“Mayoritas masyarakatnya kan bertani, jadi kami memperkenalkannya kepada anak-anak, agar anak-anak dapat menghargai alam sekitar, dan tau
bagaimana proses dan merawat hasil bumi ”
Seperti yang dituturkan oleh UG sebagai fasilitator Farming School, bahwa : “Anak-anak kan jarang berinteraksi dengan alam di karenakan anak jaman
sekarang lebih suka bermain gajet dan berdiam diri di rumah, jadi Rumah Pintar ingin membuat program agar anak-anak lebih kreatif, bergerak dan
lebih mendekatkan diri lagi dengan alam sekitar
” Berdasarkan hasil wawancara terhadap kegiatan persiapan pembelajaran
yang diperoleh peneliti dari tiga narasumber di atas bahwa “Banyaknya minat
anak-anak yang mengikuti program Farming School ini sehingga Rumah Pintar berinisiatif untuk mengembangkan lagi potensi-potensi, selain itu juga mengajak
anak untuk lebih membiasakan berinteraksi dengan alam sekitar dari pada harus berdiam diri di rumah dengan bermain game ataupun gajet”
Adapun indikator yang menunjukan bahwa peserta didik sudah berkreasi melalui kegiatan Farming School di Rumah Pintar Pijoengan, seperti yang di
sampaikan oleh OS bahwa : “Ada yang mempraktekkan langsung di rumah dengan polybag menanam
sayur- sayuran”