Partisipasi siswa dalam pembelajaran

peran dan fungsi siswa, guru serta instruktur sebagai pelaku pendidikan yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

1. Partisipasi siswa dalam pembelajaran

Partisipasi diadopsi dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keit Davis dalam Suryosubroto 2009 : 294 menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Dalam defenisi partisipasi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Dapat dikatakan bahwa sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi dari siswa dalam pembelajaran. keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan pembelajaran. Suryosubroto 2009:59-60 menjelaskan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran tampak dalam kegiatan: 1 Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan 2 Mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan. 3 Merasakan sendiri bagaimanan tugas-tugas yangdiberikan oleh guru kepadanya. 4 Belajar dalam kelompok 5 Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu 6 Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penelitian. Sedangkan menurut Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin 2007:84-86 kegiatan partisipasi dalam proses pembelajaran mempunyai 8 poin penting yaitu 1 kegiatan-kegiatan visual, 2 kegiatan-kegiatan lisan, 3 kegiatan-kegiatan mendengan, 4 kegiatan- kegiatan menulis, 5 kegiatan-kegiatan menggambar, 6 kegiatan metric, 7 kegiatan-kegiatan mental, 8 kegiatan-kegiatan emosional. Beberapa kegiatan partisipasi dalam proses pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2 Kegiatan-kegiatan lisan oral Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi 3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permaianan, mendengarkan radio. 4 Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. 5 Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola 6 Kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pemeran, menari dan berkebun. 7 Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8 Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu sama lain. Dari uraian diatas dapat simpulkan bahwa berbagai macam partisipasi siswa pada pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang bermakna. Dengan berpartisipasi siswa akan berperan dalam proses perkembangan dirinya sendiri sehingga secara sadar akan menuntun kemandirian sekaligus belajar bagaimana berinteraksi sosial dengan sesama. Mc Keachie dalam Martinis yamin 2007:77 menjelaskan bahwa terdapat 7 aspek yang dapat menimbulkan partisipasi dalam proses pembelajaran, yaitu: 1 Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan pembelajaran kegiatan pembelajaran 2 Tekanan pada aspek afektif dalam belajar 3 Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa 4 Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. 5 Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. 6 Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran. Secara garis besar partisipasi merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi menerima respon dari luar, menanggapi suatu permasalahan, dan menjawab dari suatu permasalahan yang dibahas. Partisipasi siswa di dalam kelas akan mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri, dimana dengan partisipasi yang tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif. Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadarbobot keaktifan anak didik dalam belajar. kadar keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Guru dapat meningkatkan partisipasi siswa dengan melakukan berbagai kegiatan yang dapat direncanakan sebelumnya. Kebanyakan siswa tidak akan melakukan partisipasi aktif dengan inisiatif mereka sendiri tanpa stimulus dan dorongan yang dilakukan oleh guru melalui berbagai metode yang telah disiapkan. Untuk itu diperlukan kreatifitas dan komitmen guru dalam memberikan dorongan-dorongan tersebut agar siswa terbiasa dan dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pengajarguru tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa akan tetapi guru harus mampu membawa sikap untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar. Dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan pembelajaran, berarti kita mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki siswa secara penuh.

2. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

IMPLEMENTASI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) SEBAGAI SOLUSI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK NEGERI 1 NGAWI

0 6 64

PENGARUH KEMAMPUAN KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK MATA PELAJARAN PRODUKTIF ALAT UKUR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

1 9 169

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 1 163

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 0 1