95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran koopratif model Think Pair Share TPS dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada kelas X TKR C di SMK Muhammadiyah 1
Moyudan pada mata pelajaran menggunakan alat ukur measuring tools. Peningkatan partisipasi dari siklus I siswa yang berpartisipasi sebesar
41.75, pada siklus II sebesar 61.19. Sedangkan peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar tiap-tiap siklus. Pada pra siklus, persentase
kelulusan berdasarkan KKM sebesar 42,96 dan rata-rata kelas sebesar 6,13, pada siklus I persentase kelulusan berdasarkan KKM sebesar 57,14 dan rata-
rata kelas sebesar 6,76, kemudian pada siklus II persentase kelulusan berdasarkan KKM sebesar 82,96 dan rata-rata kelas sebesar 7,47. Dengan demikian pada
siklus I persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM meningkat sebesar 14,18 diikuti dengan peningkat rata-rata kelas pada siklus I sebesar 0,63 poin
dibandingkan dengan pra tindakan. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM meningkat sebesar 14,18 diikuti dengan peningkat
rata-rata kelas pada siklus II sebesar 0,63 poin dibandingkan siklus I.
96
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koopratif teknik Think Pair Share TPS dapat
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada kelas X TKR C di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan pada mata pelajaran menggunakan alat ukur
measuring tools. Hal tersebut terbukti dengan diperoleh data yang menunjukkan peningkatan partisipasi dan hasil belajar pada tiap-tiap siklus.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi. Proses pembelajaran Think Pair Share TPS
dilakukan dengan cara membuat kelompok kecil dan diberikan permasalahan untuk didiskusikan dengan teman sebangku kemudian saling bertukar pendapat
pada kelompok besar, hasilnya dipresentasikan di depan kelas sehingga tugas guru hanya sebagai fasilitator. Pada kondisi tersebut siswa mencoba menemukan
konsep dengan kata-kata mereka sendiri dan menyelesaikan permasalahan dengan berdialog dan berfikir kritis dengan siswa lain. Kondisi ini akan mempermudah
siswa lebih aktif dan lebih kreatif mengeksplorasi kemampuannya dalam menerima materi yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran guru hanya sebagai fasilitator atau pendamping dan siswa dituntut lebih aktif sehingga proses pembelajaran yang menarik akan membangkitkan
semangat siswa dalam belajar. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penerapan metode untuk
meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar sehingga dapat membatu pencapaian pembelajaran sesuai standar yang diharapkan.
97
C. Keterbatasan Penelitian