83
3. Analisis Data  Kompetensi Kewirausahaan
Data  tentang    kompetensi  kognitif  Kewirausahaan  diperoleh  melalui  tes objektif  pilihan  ganda.  Menurut  Sri  wening  1996:74  pengolahan  data
kompetensi  dilakukan  dengan  membuat  suatu  distribusi  nilai  dan  selanjutnya dicari  besarna  indeks  tendensi  sentral  suatu  distribusi.  Indeks  tendensi  sentral
yang  banyak  digunakalah  mean,  median,  modus  dn  simpangan  baku  standar deviasi.  Berdasarkan  bentuk  distribusi  nilai  maka  dapat  dibuat  suatu
interpretasi tentang  kompetensi siswa. Untuk mengetahui peningkatan kompetensi siswa pada setiap silkus, maka
digunakan rumus sebagai berikut: =
Rumus 7
keterangan :
f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya
n = jumlah frekuensi banyak subjek penilaian
p = angka presentase
Anas Sudjono, 2006:40 a.  Rata-rata
Mean  atau  rata-rata  adalah  merupakan  penjelasan  kelompok  yang  didasrkan atas rata-rata kelompok tersebut. Rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan
data  seluruh  individu  dalam  kelompok  itu  kemudian  dibagi  dengan  jumlah individu  yang  ada  pada  kelompok  tersbut.  Adapun  rumusnya  dalah  sebagai
berikut :
84
= ∑
Rumus 8
Keterangan :
Me = mean atau rata-rata
∑ = epsilon jumlah X
= nilai x ke pertama sampai n
N = jumlah subjek penelitian
Sugiyono, 2010:49 b.  Nilai tengah
Median adalah teknik penjelasan data  kelompok yang didasarkan atas nilai  tengah  dari  kelompok  data  ynag  telah  disusun  urutannya  dari  yang
terkecil  sampai  yang  besar,  atau  kebalikanya  dari  yang  terbesar  sampai terkecil Sugiyono, 200:48.
c.  Modus mode Mode  adalah  teknik  penjelasan  data  kelompok  yang  didasarkan  atas
nilai  yang sedang popular nilai  yang sedng menjadi mode atu nilai  yang sering muncul dalam kelompok tersebut Sugiyono, 2010:47
KKM  untuk  kompetensi  kognitif  Kewirausahaan  adalah  75.  Apabila siswa sudah mencapai nilai 75 dan di atas 75, maka siswa tersebut dinyatakan
tuntas,  agar  memudahkan  dalam  memahami  data  hasil  kompetensi  siswa, kriteria ketuntasan minimal disajikan berdasarkan dua kategori yaitu tuntas dan
belum  tuntas.  Berikut  adalah  tabel  kategori  penilaian  kompetensi
85
Kewirausahaan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 10. Kriteria Ketuntasan Minimal
Nilai Kategori
75 Belum
tuntas atau
belum memenuhi KKM
≥75 Tuntas atau memenuhi KKM
Berdasarkan kategori tabel diatas, jika nilai yang diperoleh siswa kurang dari 7.5, maka siswa dinyatakan belum tuntas. Namun  jika nilai  yang diperoleh siswa
lebih dari atau sama dengan 75, maka siswa dinyatakan Tuntas.
I. Indikator Keberhasilan
Kriteria merupakan patokan untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau  program,  dikatakan  berhasil  apabila  mampu  mencapai  kriteria  yang  telah
ditentukan  dan  gagal  apabila  tidak  mampu  melampaui  kriteria  yang  telah ditentukan. Oleh karena itu setiap evaluasi terhadap suatu program membutuhkan
suatu  kriteria.  Keberhasilan  suatu  tindakan  biasanya  didasarkan  pada  sebuah standar norma  yang harus dipenuhi. Penelitian tindakan kelas keberhasilannya
dapat  ditandai  dengan  pembahasan  ke  arah  perbaikan,  baik  terkait  dengan  guru maupun  siswa.  Keberhasilan  suatu  penelitian  tindakan  yaitu  dengan
membandingkan hasil sebelum diberi tindakan dengan hasil setelah tindakan. Penelitian  ini  dimulai  dengan  pra  siklus  dan  dihentikan  ketika  telah
memenuhi  taget  yang  ditetapkan.  Sebagai  acuan  untuk  mempertimbangkan  dan memberikan  makna  terhadap  apa  yang  telah  dicapai  sesudah  tindakan.  Dalam
86
penelitian  tindakan  kelas  ini  digunakan  kriteria  normatif,  yaitu  dengan membandingkan hasil sebelum tindakan dengan sesudah tindakan. Kriteria yang
dimaksud  adalah  apabila  keadaan  sebuah  tindakan  menunjukkan  siswa  keadaan lebih  baik  dari  sebelum  tindakan,  maka  dikatakan  bahwa  tindakan  tersebut
berhasil.  Adapun  kriteria  keberhasilan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah:
1. Terlaksananya pembelajaran pada mata pelajaran kewirausaaan  dengan penerapan  metode  kancing  gemerincing  sesuai  yang  direncanakan  dan
pembelajaran  dengan  metode  kancing  gemerincing  terlaksana  dengan kategori  sangat baik
2.  Banyaknya  siswa  yang  memperoleh  kategori  keaktifan  belajar  siswa pada mata  pelajaran kewirausahan  adalah 80  yang dikatakan berhasil
dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 80 siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang berada
pada ketegori tinggi 3.  Kenaikan  jumlah  siswa  yang  nilainya  tuntas  memenuhi  kriteria
ketuntasan  minimal  yaitu  80  dari  jumlah  siswa  mendapat  nilai minimal 75.
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari peningkatan  keaktifan  dan  kompetensi  kognitif  siswa.  Penelitian  ini  dapat
dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan keaktifan dan kompetensi belajar siswa  pada  ranah  kognitif  pada  setiap  siklusnya.  Bila  data  peningkatan  setiap
siklusnya  belum  mencapai  ketiga  indicator  diatas,  maka  penelitian  dilanjutkan
87
pada  siklus  berikutnya.  Namun,  bila  data  peningkatan  setiap  siklusnya  sudah mencapai ketiga indicator diatas, maka penelitian diakhiri.
88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Tempat Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  di  SMK  Karya  Rini  Yogyakarta  yang berlokasi  di  Jl.  Laksada  Adi  Sucipto,  Depok,  Kabupaten  Sleman,  Propinsi
Daerah  Istimewa  Yogyakarta.  SMK  Karya  Rini  merupakan  salah  satu Sekolah Kejuruan jurusan Pariwisata yang terdiri dari bidang keahlian Tata
Busana dan Akomodasi Perhotelan AP yang berstatus Swasta. SMK Karya Rini Yogyakarta mempunyai 3 kelas teori yaitu: kelas X
ada  1  kelas  terdapat  21  siswa,  kelas  XI  ada  1  kelas  terdapat  28  siswa  dan kelas  XII  ada  1  kelas  yang  terdapat  30  siswa,  dan  ruang  praktek  menjahit
terdapat  3  ruangan.  Jumlah  jam  tatap  muka  pelajaran  Kewirausahaan seminggu satu kali pada hari  Senin dengan jumlah jam 2 x 45. Penggunaan
media  belajar  di  SMK  Karya  Rini  berupa  LKS  yang  dibagikan  kepada siswa.  Guru  produktif  yang  mengampu  program  keahlian  tata  busana
berjumlah  5  guru,  Guru  yang  menjadi  kolaborator  peneliti  adalah  ibu Rahayu  Indriyani  S.Pd.  beliau  bertugas  disekolah  SMK  Karya  Rini
mengajar mata pelajaran Kewirausahaan. Kewirausahaan  adalah  salah  satu  mata  pelajaran  produktif  keahlian
busana butik di SMK kelompok pariwisata. Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan
kepada siswa
tentang pengetahuan
berwirausaha. Kewirausahaan  diajarkan  untuk  siswa  kelas  X  busana  butik  SMK  Karya