109
a Dengan tindakan penerapan metode kancing gemerincing, maka dalam mengajar, guru dapat menggunakan variasi metode
pembelajaran. Dengan demikian guru dapat menggunakan variasi metode pembelajaran yang tidak membosankan bagi siswa. Siswa
melakukan keaktifan berdiskusi, bekerjasama dan siswa menjadi lebih aktif berpendapat selama pembelajaran.
b Dengan demikian perbaikan pada tindakan penerapan metode kancing gemerincing mulai dari siklus pertama sampai siklus kedua,
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan materi mengelola konflik. Dan pada siklus ini
peneliti mengakhiri penelitian karena dalam kompetensi sudah
meningkat.
4. Peningkatan
Keaktifan Belajar
Siswa dalam
Pembelajaran Kewirausahaan setelah diterapkan Metode Kancing Gemerincing
a. Siklus I
Pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa, meliputi perhatian, kerjasama dan hubungan sosial, mengemukakan gagasan, pemecahan
masalah, disiplin. Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat proses belajar mengajar dengan menerapkan metode kancing gemerincing.
Pengamatan pada siklus I dilakukan dengan bantuan lembar obsevasi keaktifan belajar siswa dapat dikategorikan pada tabel kaektifan belajar
siswa berikut ini :
110
Tabel 16. Kategori Keaktifan Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Kancing Gemerincig Siklus I
Rentang Kategori
Frekuensi Persentase
36-48 Tinggi
- -
24-36 Sedang
15 71,4
12-24 Rendah
6 28,6
Total 21
100
Hasil penilaian keaktifan belajar siswa menggunakan lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah siswa yang
menunjukkan sikap aktif dalam kategori sedang 15 71,4, siswa yang menunjukkan rendah 6 28,6. Sehingga penilaian keaktifan belajar siswa
dengan penerapan metode pembelajaran kancing gemerincing ada siklus I dapat dikategorikan sedang yang berjumlah 15 71,4.
Dari hasil observasi keaktifan belajar siswa di atas masih menunjukkan siswa yang belum aktif masih terlihat 28,6 ini dikarenakan
siswa tersebut masih kurang mengetahui metode pembelajaran kancing gemerincing, siswa tersebut masih malas-malasan pada pembelajaran
Kewirausahaan, masih seenaknya sendiri dalam proses belajar mengajar, dan ada juga pula yang tidak berminat dalam sekolah di SMK Karya Rini
sehingga menjadikan siswa tidak mau memperdulikan pembelajaran. Dari hasil di atas peneliti menyimpulkan untuk memperbaiki dalam
pembelajaran tersebut dengan menggunakan metode kancing gemerincing dengan cara memberikan motivasi penuh kepada siswa tersebut, dan selalu
menghimbau siswa tersebut.
111
b. Siklus II
Dari pengamatan siklus I masih terdapatnya kekurangan dalam pembelajaran Kewirausahaan sehingga, peneliti melakukan perbaikan pada
siklus II tujuanya agar siswa tersebut lebih aktif dalam pembelajaran Kewirausahaan, menyenangkan dan agar bisa memahami dalam mata
pelajaran Kewirausahaan standar kompetensi Kewirausahaan. Pengamatan disini dilakukan oleh peneliti pada saat proses belajar mengajar dengan
menerapkan metode kancing gemerincing. Pengamatan pada siklus II dilakukan dengan bantuan lembar obsevasi keaktifan belajar siswa dengan
penerapan metode pembelajaran kancing gemerincing pada siklus II dapat dikategorikan pada tabel keaktifan belajar siswa berikut ini:
Tabel 17. Kategori keaktifan Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Kancing Gemerincig Siklus II
Rentang Kategori
Frekuensi Persentase
36-48 Tinggi
19 90,5
24-36 Sedang
2 9,5
12-24 Rendah
- Total
21 100
Hasil penilaian aktivitas belajar siswa menggunakan lembar obsevasi kekatifan belajar siswa pada siklus II adalah siswa yang
menunjukkan sikap aktif dalam kategori tinggi 19 90,5, siswa yang menunjukkan sedang 2 9,5, sehingga penilaian aktivitas belajar siswa
112
dengan penerapan metode pembelajaran kancing gemerincing meningkat 19,1 .
Dari hasil perbaikan dalam siklus II ternyata masih adanya siswa yang kurang aktif sebesar 9,5 padahal peneliti dengan guru berkolaboratif
sesuai dengan kekurangan dari siklus I. tetapi masih adanya siswa yang kurang aktif. Disini peneliti mencoba bertanya kepada siswa tersebut, dan
akhirnya siswa itu mengatakan karena siswa tersebut tidak berminat di sekolah tersebut dikarenakan dari pendaftaran di SMK tersebut terpaksa
jadi siswa tersebut terlihat arogan dan seenaknya sendiri.
5. Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan setelah Menerapkan Metode