Analisis data hasil observasi

79 yang penting dan yang akan dipelajari dan membuuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain. Dalam penelitian ini terdapat bentuk analisis data yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono 2011:207, statistik deskriptif adalah deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan apa adanya kemudian analisis deskriptif untuk mendapatkan sebagaimana adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran fakta yang ada, sedangkan untuk kuantitatif hasil kompetensi dengan teknik statistik. Data yang akan dibuat menggunakan mean, median, modus, sedangkan hasil nilai observasi diperoleh berdasarkan nilai rata- rata pada masing-masing aspek. Berikut adalah teknik analisis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti:

1. Analisis data hasil observasi

Menurut Sukardi 2003 untuk instrumen dalam bentuk non tes kriteria penilaian menggunakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan jumlah butir valid dan nilai yang dicapai dari skala nilai yng diguanakan. Data observasi ini berupa data interval dengan skala 1 sampai dengan 4. Langkah-langkah penghitungnya sebagai berikut: a. Menentukan skor minimal, yaitu 1 x jumlah soal b. Mennetukan skor maksimal, yaitu 4 x jumlah soal 80 c. Menentukan jumlah kelas interval, dalam penelitian ini subyek 4 kelas interval. d. Menghitung panjang kelas yaitu rentang data dibagi jumlah kelas. e. Menyusun kelas interval dimulai dari data yang terkecil sampai skor terbesar. Tabel 8. Kategori Pelaksanaan Metode Kancing Gemerincing Rentang Kategori 6,25 – 8 Terlaksana dengan sangat baik 4,50 - 6,25 Terlaksana dengan baik 2,75 - 4,50 Teralaksana dengan cukup baik 0 - 2,75 Tidak terlaksana Untuk menghindari subjektivitas dalam pengamatan digunakan pengamatan atau panilai rater. Skor yang diberikan ke 2 observer diolah dan dianalisis dalam bentuk presentase dengan menggunakan rumus: Nilai : ∑ � � � ∑ � � � × Rumus 4 2. Analisis data keaktifan belajar siswa Data tentang keaktifan belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi. Untuk mengatahui keaktifan belajar siswa meningkat dalam setiap siklus, maka digunakan rumus sebagai berikut : Presentase = � � × Rumus 5 81 Keterangan: Skor keaktifan siswa : Jumlah kegiatan yang dilakukan siswadalam waktu pengamatan Skor total keaktifan siswa : jumlah skor maksimal yang dilakukanoleh siswa . Perhitungan tendensi sentralnya meliputi perhitungan rata-rata mean, nilai tengah median, nilai yang sering muncul modus. Adapun rumus perhitunganya adalah sebagai berikut: a. Rata-rata Mean atau rata-rata adalah merupakan penjelasan kelompok yang didasarkan atas rata-rata kelompok tersebut. Rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersbut. Adapun rumusnya dalah sebagai berikut : = ∑ Rumus 6 Keterangan : Me = mean atau rata-rata ∑ = epsilon jumlah Nilai tengah X = nilai x ke pertama sampai n N = jumlah subjek penelitian Sugiyono, 2010:49 82 Median adalah teknik penjelasan data kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang besar, atau kebalikannya dari yang terbesar sampai terkecil Sugiyono, 200:48. b. Modus mode Mode adalah teknik penjelasan data kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang popular nilai yang sedang menjadi mode atu nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut Sugiyono, 2010:47 Keaktifan belajar dapat dikategorikan menggunakan skor ideal maksimal dan skor ideal minimal, adapun kategorinya adalah tinggi, sedang dan rendah. Langkah-langkah pengkategorianya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan skor maksimal 2. Menentukan skor minimal 3. Menghitung mean ideal Mi yaitu + 2 4. Menghitung Standar Deviasi sdi yaitu − 6 Tabel 9. Kategori Keaktifan Belajar Siswa No Kecenderungan Kategori 1. x≥Mi + 1 Sdi Tinggi 2. Mi- 1 Sdi ≤ X Mi + Sdi Sedang 3. X Mi – 1 Sdi Rendah Keterangan X = skor siswa dari variable x Mi = harga mean Sdi = standar deviasi Saefudin Azwar, 2009:199 83

3. Analisis Data Kompetensi Kewirausahaan

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE MENGAJAR BEREGU TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MENGENAL ALAT JAHIT PADA SISWA KELAS X SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

2 7 223

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MEMBUAT POLA LENGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING BERBANTUAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

0 2 313

PENINGKATAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN MELALUI METODEKANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS X SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 3 249

PENINGKATAN MINAT BELAJAR KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) MELALUI MEDIA POWERPOINT DENGAN APLIKASI VIDEO UNTUK SISWA KELAS X DI SMK KARYA RINI YHI KOWANI YOGYAKARTA.

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS X DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 0 244

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR MENGAIT (CROCHET) PADA SISWA KELAS X DI SMK KARYA RINI TOGYAKARTA.

0 12 101

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT TUSUK HIAS PADA SISWA TATA BUSANA KELAS XI DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 9 214