Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
98 banyak subjek yang mempersepsikan orang tua nya menerapkan pola asuh
autoritatif daripada pola asuh autoritarian dan permisif. Dari hasil analisis data yang telah disajikan di atas, maka dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri siswa yang ditinjau dari pola asuh orang tua pada siswa kelas VIII SMP N 2
Berbah. Pola asuh orang tua terdiri dari tiga macam, masing-masing pola asuh orang tua mempengaruhi pembentukan konsep diri siswa yaitu konsep
diri positif maupun konsep diri negatif. Perbedaan yang terlihat terletak pada pembentukan konsep diri positif atau negatif, dimana pola asuh autoritarian
dan permisif cenderung membentuk konsep diri negatif, sedangkan pola asuh autoritatif cenderung membentuk konsep diri positif. Masing-masing pola
asuh orang tua dapat mempengaruhi konsep diri siswa karena setiap pola asuh memiliki karakteristik yang berbeda dalam teknik mengasuh dan mendidik
anak. Siswa yang diasuh dengan pola asuh autoritarian cenderung memiliki konsep diri negatif. Siswa yang diasuh dengan pola asuh autoritatif cenderung
memiliki konsep diri positif. Siswa yang diasuh dengan pola asuh permisif cenderung memiliki konsep diri negatif.
Hasil wawancara yang peneliti lakukan bersama enam siswa yang terdiri dari IA, LE, SW, MU, NA, UT menjelaskan bahwa masing-masing siswa
mempersepsikan pola asuh yang berbeda dan memiliki dampak yang berbeda juga dalam perkembangan dirinya. Siswa yang diasuh dengan pola asuh
permisif mudah memperoleh apa yang diinginkan, orang tua memberikan kelonggaran tanpa batas sehingga anak dapat melakukan hal apa saja yang
99 dikehendakinya. Keadaan seperti itu cenderung membuat individu merasa
kurang tertantang untung memperoleh sesuatu dengan usahanya sendiri, individu terkesan manja, kurang mandiri dan cenderung menganggap remeh
sesuatu. Pola asuh yang lain yaitu pola asuh autoritarian ditandai dengan adanya
hubungan yang kurang dekat antara anak dengan orang tua. Konflik yang terjadi di dalam keluarga dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan seorang
anak. Anak cenderung merasa tidak dipedulikan, merasa tidak pantas dicintai, anak juga merasa terbebani dan merasa bingung harus berbuat apa dengan
keadaan itu. Keadaan yang demikian membuat individu merasa rendah diri dan minder dalam berinteraksi dengan orang lain. Selain lingkungan keluarga,
pengaruh dan sikap teman sebaya yang berkaitan dengan penampilan diri juga turut
mempengaruhi pembentukan
konsep diri
siswa. Hal
tersebut mempengaruhi pola kepribadian, pemikiran dan penialainnya terhadap diri
sendiri. Individu menilai dirinya melalui cerminan dari anggapan teman sebayanya tentang dirinya.
Hasil pengamatan tersebut sejalan dengan pendapat Diana Baumrind Santrock, 2003: 185-186 yang menyatakan bahwa pola asuh autoritarian
menekankan tidak adanya hubungan yang hangat antara orang tua dan anak, batasan maupun aturan
yang kaku dan tegas, bersifat menghukum,
memaksakan kehendak kepada anak. Individu yang mempersepsikan orang tuanya menerapkan pola asuh autoritarian cenderung memiliki konsep diri
negatif seperti pendapat William D Brooks dan Philip Emmert Jalaludin
100 Rahmat, 2005: 105 bahwa ciri-ciri konsep diri negatif yaitu merasa tidak
disenangi oleh orang lain dan bersikap pesimis terhadap segala sesuatu. Keberadaan faktor lain seperti faktor ekonomi dan mata pencaharian
turut mempengaruhi pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak- anaknya. Kebiasaan yang seringkali dilakukan dalam pekerjaan dapat
mempengaruhi sikap dan perlakuan orang tua di dalam rumah. Mata pencaharian berkaitan dengan pola pikir dan cara pandang orang tua. Orang
tua akan membawa prinsip dan etika yang diperolehnya dari pekerjaan yang ditekuninya Danudjerajat dkk, 1989: 67. Pendapat lain dipaparkan oleh Rita
Eka Izzaty, dkk 2008: 151 yang menjelaskan bahwa latar belakang keluarga, seperti orang tua broken home, situasi yang memaksa, orang tua yang bekerja
seharian, kurang adanya perhatian, orang tua yang hanya memenuhi kebutuhan materi, orang tua yang over protective, orang tua yang sangat
memanjakan, status ekonomi yang rendah serta orang tua yang berperilaku buruk dapat menimbulkan masalah pada remaja seperti munculnya perilaku
anti sosial atau yang sering dikenal dengan istilah Juvenile Delinguince. Perilaku orang tua merupakan wahana, lahan peniruan dan identifikasi bagi
anak-anak untuk usaha mengembangkan dirinya. Ketika seorang anak sudah mulai memasuki masa remaja terjadi banyak
perubahan pada diri remaja, untuk itu remaja perlu mengadakan penyesuaian yang baik. Sistem atau pola asuh yang diterapkan orang tua akan mulai
mengalami perubahan. Melalui cara mengasuh orang tua tersebut, anak belajar, beradaptasi dan memahami berbagai aspek tentang kehidupan di dunia
101 ini. Peran keluarga sangat dominan dalam pembentukan karakter dan
kepribadian anak. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus menyadari fungsi nya sebagai orang tua yang bertanggung jawab pada perkembangan anak-
anaknya E.B Surbakti, 2012: 88. Orang tua perlu senantiasa menjaga hubungan dan kedekatan dengan seluruh anggota keluarga. Kedekatan dan
keakraban yang terjalin antara orang tua dengan anak akan menciptakan komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang penuh kehangatan dan
keakraban. Suasana keluarga yang demikian menunjukkan suasana keluarga yang demokratis Moh Shocib, 2010: 74.
Keluarga demokratis dapat diciptakan melalui aturan-aturan bersama yang dibuat untuk ditaati bersama dengan adanya keterbukaan, kesadaran akan
kewajiban dan tanggung jawab pada setiap anggota keluarga. Pola asuh autoritatif cenderung memberikan kebebasan pada anak dengan tetap
memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan anak, memiliki hubungan yang hangat, komunikasi terbuka serta adanya sikap saling
menghargai kedudukan dan peran masing-masing. Pola mengasuh dan mendidik anak yang demikian cenderung membuat anak merasa dihargai,
diperhatikan serta mampu menghargai dirinya sendiri dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan
datang. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang ideal
adalah pola asuh autoritatif dengan memberikan kebebasan disertai batasan pada setiap tingkah laku anak. Pola asuh autoritatif merupakan pola
102 komunikasi yang timbal balik, hangat dan memberikan kebebasan individu
untuk beraktualisasi diri. Orang tua memberikan kebebasan pada individu untuk mengembangkan dirinya dengan tetap memberikan arahan dan batasan
pada setiap
perilakunya. Dengan
ini, diharapkan
individu dapat
mengembangkan konsep diri dan kepribadiannya menjadi remaja yang senantiasa berfikiran baik, berperilaku baik dan menjaga hubungan baik
dengan semua orang.
103