30 positif, memiliki kelebihan serta kemampuan yang baik. Sedangkan,
konsep diri negatif meliputi cara memandang dan menilai dirinya secara negatif, merasa lemah dan tidak berharga. Konsep diri juga dapat
dibedakan beberapa sudut pandang yaitu konsep diri fisik dan konsep diri sosial, konsep diri emosional dan konsep diri akademis, konsep diri real
dan konsep diri ideal yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
B. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001: 885, pola berarti sistem, cara kerja,
sedangkan asuh dapat berati menjaga merawat dan mendidik anak kecil, membimbing membantu, melatih dan sebagainya supaya dapat berdiri
sendiri Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 73. Lebih jelasnya, kata asuh adalah mencakup segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan,
perawatan, dukungan, dan bantuan sehingga orang tetap berdiri dan menjalani hidupnya secara sehat. Jadi pola asuh adalah cara yang
dilakukan untuk merawat, mendidik serta membimbing anak. Sri Utami 2010: 23 menyatakan pola asuh orang tua merupakan
suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku,
pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan
31 optimal. Sedangkan, menurut Chabib Thoha 1996: 109, pola asuh orang
tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.
Dari pendapat tersebut menjelaskan bahwa tugas dari orang tua meliputi mendidik, melindungi dan mengajar anak-anak agar tumbuh dan
berkembang mencapai suatu kondisi yang sehat, sehingga dengan segala kemampuan yang dimilikinya dapat merealisasikan dirinya secara utuh.
Orang tua perlu memiliki kesadaran akan kebutuhan anak untuk memperoleh perlindungan dan didikan yang baik sehingga nantinya
perkembangan anak pun dapat berjalan dengan baik. Orang tua menentukan aturan dan bersikap tegas supaya anak dapat berperilaku
dengan baik dan bertanggung jawab atas semua perilakunya. Pola asuh merupakan suatu keterlibatan partisipasi aktif yang
mengandung pengertian berulang, artinya kegiatan mengasuh anak bukan suatu kegiatan yang selesai dalam sehari melainkan berkesinambungan
dari waktu ke waktu, dari tahap perkembangan ke tahap perkembangan selanjutnya. Pendapat ini berarti bahwa selama masa perkembangan
individu, pola asuh yang diterapkan orang tua akan memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman yang positif maupun negatif dan hal
tersebut akan mempengaruhi sikap, pemikiran dan perilaku individu. Berdasarkan pada beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa pola asuh orang tua merupakan cara mengasuh, mendidik, mendisiplinkan, memenuhi kebutuhan serta memberikan perlindungan
32 kepada
anak secara
berkesinambungan dengan
tujuan untuk
mengoptimalkan perkembangan anak.
2. Dimensi Pola Asuh Pola Orang Tua
Menurut Hetherington Parke
1979: 432 pola asuh orang tua dapat dikonseptualisasikan sebagai sarana interaksi antara dua dimensi
perilaku orang tua, yaitu: a. Berkenaan dengan hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Dimensi ini mempunyai sebaran mulai sikap penerimaan, responsif dan memusatkan perhatian pada anak hingga sikap penolakan pada anak,
perilaku tidak responsif dan orang tua yang memusatkan perhatian kepada kebutuhan dan keinginan diri sendiri.
b. Cara-cara orang tua dalam mengontrol perilaku anaknya. Kontrol orang tua dapat bersifat membatasi restrictive bahkan ada orang tua yang
tidak membatasi perilaku anak. Pendapat lain disampaikan oleh Siti Rahayu Haditono 1979: 40-41
yang menyatakan bahwa terdapat lima dimensi pola asuh orang tua didalam mengasuh anak-anaknya, yaitu:
a. Acceptance sikap menerima. b. Rejection sikap menolak.
c. Authoritative and authoritarian parental behaviour tingkah laku orang tua yang berkuasa dan menuntut kepatuhan.
d. Parental severity and parental support kekerasan orang tua dan dukungan orang tua.
33 e. Parental ambition ambisi orang tua.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi pola asuh orang tua meliputi perlakuan yang diberikan orang tua kepada
anaknya, sikap penerimaan dan adanya kontrok dalam perilaku anak.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Menurut Danuderajat,
dkk 1989:
67, faktor-faktor
yang mempengaruhi pola asuh orang tua, antara lain:
a. Latar belakang budaya Tradisi, norma dan nilai yang diterapkan dalam keluarga
mempengaruhi sikap orang tua dalam mendidik anak-anaknya supaya anak dapat bersikap dan berperilaku dengan baik sejalan dengan
tradisi, norma dan nilai yang telah ditetapkan. b. Pendidikan orang tua
Pendidikan mempengaruhi pembentukan pola pikir orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak. Pendidikan
memberikan pengetahuan dan informasi kepada orang tua tentang bagaimana cara
mengasuh anak yang baik dan benar. c. Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial atau kedudukan keluarga dalam masyarakat akan memberikan pedoman dan rambu-rambu untuk orang tua dalam
mendidik dan mengasuh anak-anaknya.