Pengukuran Kekasaran Permukaan Pengukuran Penyerapan Air

42

3.6.3 Pengukuran Kekasaran Permukaan

a Pengkalibrasian alat profile meter. b Sampel diletakkan di atas meja sejajar dengan alat profile meter dan alat profile meter dijalankan. c Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali pada permukaan sampel yang dipoles. Pengukuran pertama dilakukan pada tepi sampel yang ditandai dengan spidol, kemudian alat dijalankan dan membentuk suatu garis lurus melewati titik tengah sampel. Setelah hasil pengukuran pertama dicatat, sampel diputar 90 dan alat dijalankan sehingga garis pengukuran kedua tegak lurus dengan garis pengukuran pertama. Hasil pengukuran kedua dicatat dan rata-rata dari kedua hasil pengukuran dihitung dan dicatat dengan satuan µm. Gambar 14. Sampel yang sedang diukur kekasaran permukaannya dengan menggunakan profile meter 43

3.6.4 Pengukuran Penyerapan Air

1 Sampel disimpan dalam sebuah wadah kedap udara desiccator vacuum yang berisi silica gel pada suhu 37 C selama 24 jam agar sampel kering dan tidak lembab. 2 Penyimpanan dilakukan berulang hingga sampel kering dan mengalami penurunan berat tidak melebihi 0,5 mg selama 24 jam. 3 Timbang berat sampel sebelum perendaman dengan timbangan digital M1. 4 Sampel direndam dalam aquades dan disimpan dalam inkubator selama 7 hari pada suhu 37 C. 5 Setelah 7 hari, sampel dikeluarkan dari aquades dan dibersihkan serta dikeringkan. Biarkan sampel mengering selama 20 detik. 6 Setelah 1 menit, sampel sudah dapat ditimbang dengan timbangan digital M2. 7 Sampel disimpan kembali ke dalam desikator sampai didapat berat yang konstan. Setelah berat sampel konstan maka sampel ditimbang kembali M3. 8 Pengukuran nilai penyerapan air berdasarkan rumus berikut: 34,43 Water sorption = Keterangan : Water sorption : nilai penyerapan air µgmm 3 M2 : berat sampel sesudah perendaman µg M3 : berat sampel sesudah perendaman dan sesudah dikeringkan dengan desiccator vacuum µg V : volume mm 3 , yaitu πr 2 x t, dimana π = 3,14 r = jari-jari lingkaran = ½ diameter t = tinggitebal 44 Gambar 15. Sampel yang telah direndam 7 hari 45

3.7 Kerangka Operasional

Dokumen yang terkait

Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Ekstrak Daun kemangi (Ocimum basilicum linn) 12,5%

11 118 60

Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Cuka Apel Selama 45, 90, 135 Menit

28 190 66

Pengaruh Penambahan Serat Kaca pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas terhadap Kekuatan Impak dan Transversal

9 81 84

Kekasaran Permukaan Bahan Semen Ionomer Kaca Setelah Perendaman Dalam Obat Kumur Beralkohol Selama 30, 60 dan 90 Detik

4 65 54

Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda

3 82 58

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

2 52 96

Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15