Pengertian Persyaratan Pengertian Basis Gigitiruan

7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Basis Gigitiruan

2.1.1 Pengertian

Basis gigitiruan merupakan bagian gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak mulut, terutama pada daerah kehilangan gigi. Basis gigitiruan mendapatkan dukungan dari mukosa rongga mulut pada daerah tidak bergigi. Basis berfungsi sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan yang akan mengembalikan fungsi pengunyahan. 2 Pada awalnya, bahan-bahan seperti kayu, tulang, gading, keramik, logam, aloi, dan beberapa jenis polimer digunakan sebagai basis gigitiruan. Selanjutnya, digunakan bahan lain sebagai basis gigitiruan, antara lain vulkanit, nitroselulosa, dan fenol-formaldehid, tetapi bahan-bahan tersebut mempunyai banyak kelemahan, seperti vulkanit yang memiliki sifat tidak toksik, tidak mengiritasi, dan mempunyai sifat mekanis yang baik, namun bahan ini dapat menyerap saliva, susah dibersihkan, kurang estetis, dan mudah terjadi perubahan dimensi, selain itu fenol-formaldehid sulit dibuat dan terjadi perubahan warna di dalam rongga mulut. 5,9

2.1.2 Persyaratan

Bahan basis gigitiruan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 5-10 a Biokompatibel, tidak toksik, dan tidak mengiritasi b Tidak berbau dan tidak berasa c Kekuatan impak dan transversal tinggi d Tahan terhadap abrasi e Konduktivitas termal tinggi 8 f Dimensi stabil dan akurat g Estetis dan stabilitas warna baik h Permukaan halus i Tidak menyerap cairan j Ringan k Mudah direparasi apabila fraktur l Mudah dibuat dan ekonomis

2.1.3 Bahan

Bahan yang digunakan sebagai basis gigitiruan dibagi menjadi dua kelompok yaitu logam dan non-logam. 24,25

2.1.3.1 Logam

Bahan logam biasanya keras, mempunyai kekuatan yang tinggi, berkilat, radiopak, padat, serta penghantar listrik dan panas yang baik. Beberapa jenis logam yang dapat digunakan sebagai bahan basis gigitiruan, antara lain kobal kromium, aloi emas, alumunium, dan stainless steel. 5,9,25 Kelebihan logam sebagai bahan basis gigitiruan, antara lain: 26 a Bahan logam memiliki kekuatan yang tinggi sehingga basis gigitiruan dapat dibuat lebih tipis. Hal ini memungkinkan ruang gerak lidah relatif lebih luas. b Bahan logam tahan abrasi karena memiliki permukaan yang licin dan mengkilat, serta tidak menyerap cairan mulut sehingga deposit makanan dan kalkulus sulit melekat. c Bahan logam merupakan penghantar panas yang baik. Setiap perubahan suhu akan dihantarkan ke jaringan lunak di bawahnya sehingga akan memberikan rangsangan dan mempertahankan kesehatan jaringan rongga mulut. d Basis logam memiliki stabilitas dimensi yang baik sehingga tidak terjadi perubahan bentuk selama pemakaian gigitiruan. Hal ini menciptakan kontak yang baik dengan jaringan mulut di bawahnya sehingga meningkatkan retensi gigitiruan, yang disebut dengan interfacial surface tension. 9 Di samping beberapa kelebihan yang dimilikinya, basis logam juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: 26 a Basis logam tidak mungkin dilapis atau direparasi kembali. b Warna basis logam tidak estetis. c Relatif lebih berat. d Perluasan basis logam sampai ke lipatan bukal maupun pengembalian kontur pipi dan bibir sulit dilakukan dengan basis logam. e Pembuatan basis gigitiruan dengan bahan logam lebih rumit dan mahal. Indikasi pemakaian basis logam: 26 a Penderita hipersensitif terhadap resin b Penderita dengan gaya kunyah abnormal c Ruang intermaksilar kecil d Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral e Pertimbangan khusus, misalnya atas permintaan pasien, pasien mempunyai kebiasaan menyikat gigi secara berlebihan atau kasus dengan tulang pendukung yang stabil.

2.1.3.2 Non-Logam

Berdasarkan sifat termalnya, bahan non-logam dibagi menjadi dua kelompok, yaitu termoplastik dan termoset. 8,10,24 1 Termoplastik Bahan termoplastik adalah bahan yang tidak mengalami perubahan kimia selama proses pembuatannya dimana produk yang terbentuk sama dengan bahan awalnya, kecuali dalam hal bentuk. Bahan ini dapat dilunakkan melalui proses pemanasan dan mengeras saat didinginkan, serta dapat dibentuk menjadi bentuk lain. Saat peningkatan temperatur, gaya ikatan rantai hilang. Sementara saat temperatur diturunkan, ikatan rantai terbentuk kembali dan polimer akan mengeras. Contoh bahan termoplastik yang pernah digunakan sebagai basis gigitiruan adalah polistiren, seluloid, nitrat selulosa, resin vinil, nilon, dan resin akrilik. 8,10,24 10 2 Termoset Bahan termoset adalah bahan yang mengalami perubahan kimia selama proses pembuatannya dimana produk yang terbentuk berbeda dari bahan awalnya. Setelah proses pembuatan selesai, bahan termoset tidak dapat menjadi lunak oleh pemanasan. Polimer bahan ini mempunyai cross-linked kovalen di antara rantai polimer yang berdekatan. Pada saat peningkatan temperatur, ikatan ini mengikat rantai polimer untuk menahan gerakan vibrasi dan rotasi rantai sehingga menyebabkan bahan ini tidak melunak pada saat terjadi penurunan temperatur. Contoh bahan termoset adalah vulkanit, fenol-formaldehid, dan resin akrilik. 8,10,24

2.2 Resin Akrilik

2.2.1 Pengertian

Resin akrilik merupakan bahan yang terdiri dari bubuk dan cairan. Bahan ini mulai digunakan sejak diperkenalkan oleh Dr. Walter Wright pada tahun 1937 sebagai bahan basis gigitiruan. 11,12 Resin akrilik dapat diaktivasi dengan panas, cahaya, atau secara kimiawi swapolimerisasi sehingga molekul-molekul monomer akan bergabung membentuk molekul yang lebih besar polimer yang dikenal dengan polimetil metakrilat. Konsistensi bahan resin akrilik tergantung pada suhu, bentuk dan ukuran partikel polimer, jumlah plasticizer dalam polimer, derajat polimerisasi, dan rasio polimer monomer selama proses pengadukan. 24

2.2.2 Jenis

Dokumen yang terkait

Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Ekstrak Daun kemangi (Ocimum basilicum linn) 12,5%

11 118 60

Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Cuka Apel Selama 45, 90, 135 Menit

28 190 66

Pengaruh Penambahan Serat Kaca pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas terhadap Kekuatan Impak dan Transversal

9 81 84

Kekasaran Permukaan Bahan Semen Ionomer Kaca Setelah Perendaman Dalam Obat Kumur Beralkohol Selama 30, 60 dan 90 Detik

4 65 54

Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda

3 82 58

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dengan Bentuk Reparasi Berbeda Terhadap Kekuatan Transversal

2 52 96

Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15