19
2.4.1 Logam
Penambahan logam dapat meningkatkan kekuatan impak dan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Bahan penguat dapat berupa kawat
kobal-kromium, kawat metal, filler perak, alumunium, maupun keramik. Penambahan bahan logam juga dapat meningkatkan konduktivitas termal dan mengurangi
pengerutan saat kuring dan penyerapan air. Akan tetapi bahan ini memiliki estetik
yang buruk, ikatan adhesi antara logam dan resin akrilik yang tidak baik, dan dapat terjadi korosi pada bahan logam.
14,35-7
2.4.2 Kimia
Peningkatan kekuatan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dapat diperoleh dengan penambahan cross-linking agent ke dalam monomer resin
akrilik. Penambahan cross-linking agent dapat menambahan ikatan kovalen sehingga dapat meningkatkan sifat mekanis resin akrilik polimerisasi panas. Bahan kimia
lainnnya yang dapat digunakan sebagai bahan penguat adalah butadiene styrene rubber yang dapat meningkatkan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas.
15
2.4.3 Serat
Bahan penguat serat digunakan untuk meningkatkan kekuatan impak dan transversal bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Kemampuan serat
dalam menguatkan basis gigitiruan bergantung kepada sifat serat dan matriks resin, penyatuan serat dengan resin, adhesi serat terhadap matriks, jumlah serat, orientasi
serat, dan lokasi serat pada gigitiruan.
14
2.4.3.1 Serat Alami
Pada umumnya, serat dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu serat alami dan buatan. Serat alami dapat berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral. Contoh serat
alami yang berasal dari tumbuhan, yaitu kapas dan rami. Contoh serat alami yang
20
berasal dari hewan adalah wol dan sutera. Contoh serat yang berasal dari mineral adalah asbes.
15
2.4.3.2 Serat Buatan
Serat buatan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu serat yang berasal dari alam, namun kemudian mengalami proses polimerisasi lanjutan seperti asetat, serat
yang berasal dari proses polimerisasi seperti serat polietilen, rayon, dan nilon, dan serat buatan yang berbahan dasar anorganik seperti serat kaca dan karbon.
15
Serat nilon merupakan serat poliamida. Keuntungan utama bahan serat nilon terletak pada ketahanannya terhadap shock dan stress. Akan tetapi, serat nilon
memiliki sifat penyerapan air yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanis dan stabilitas dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
11,34
Serat karbon sebagai bahan penguat basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas diperkenalkan oleh Larson dkk 1991. Serat karbon dapat
meningkatkan kekuatan impak dan transversal, tetapi serat karbon sudah jarang digunakan karena serat ini sukar dipoles, warna hitam yang tidak estetis, dan bersifat
toksik.
11,36
Serat kaca merupakan substansi anorganik yang telah dibekukan menjadi bentuk yang kaku tanpa melalui proses kristalisasi. Serat kaca memiliki modulus
elastisitas yang sangat tinggi, sehingga kebanyakan stress dapat diterima tanpa menimbulkan deformasi, tetapi serat kaca memiliki warna putih yang kurang
alami.
11,36
Serat Kevlar merupakan nama komersial dari serat aramid. Serat ini merupakan bahan organik seperti polypara-phenylene terephthalamide dengan rumus
kimia -CO-C6H4-CO-NH-C6H4-NH-n. Serat ini tahan terhadap abrasi kemis serta
memiliki sifat mekanis dan titik leleh yang tinggi, tetapi kekuatan transversal dan kompresi bahan ini kurang. Selain itu, serat Kevlar memiliki permukaan yang kasar
sehingga sukar dipoles dan kurang estetis.
11,36
21
2.5 Serat Polietilen
2.5.1 Pengertian