10
2 Termoset Bahan termoset adalah bahan yang mengalami perubahan kimia selama
proses pembuatannya dimana produk yang terbentuk berbeda dari bahan awalnya. Setelah proses pembuatan selesai, bahan termoset tidak dapat menjadi lunak oleh
pemanasan. Polimer bahan ini mempunyai cross-linked kovalen di antara rantai polimer yang berdekatan. Pada saat peningkatan temperatur, ikatan ini mengikat
rantai polimer untuk menahan gerakan vibrasi dan rotasi rantai sehingga menyebabkan bahan ini tidak melunak pada saat terjadi penurunan temperatur.
Contoh bahan termoset adalah vulkanit, fenol-formaldehid, dan resin akrilik.
8,10,24
2.2 Resin Akrilik
2.2.1 Pengertian
Resin akrilik merupakan bahan yang terdiri dari bubuk dan cairan. Bahan ini mulai digunakan sejak diperkenalkan oleh Dr. Walter Wright pada tahun 1937
sebagai bahan basis gigitiruan.
11,12
Resin akrilik dapat diaktivasi dengan panas, cahaya, atau secara kimiawi swapolimerisasi sehingga molekul-molekul monomer
akan bergabung membentuk molekul yang lebih besar polimer yang dikenal dengan polimetil metakrilat. Konsistensi bahan resin akrilik tergantung pada suhu, bentuk
dan ukuran partikel polimer, jumlah plasticizer dalam polimer, derajat polimerisasi, dan rasio polimer monomer selama proses pengadukan.
24
2.2.2 Jenis
Resin akrilik dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu resin akrilik polimerisasi sinar, resin akrilik swapolimerisasi, dan resin akrilik polimerisasi panas.
5,8
Resin akrilik polimerisasi sinar terdiri dari matriks uretan dimetakrilat, microfine silica, dan
camphorquinone yang berperan sebagai inisiator. Proses polimerisasinya menggunakan unit kuring khusus dengan sinar tampak sebagai aktivator dengan
panjang gelombang 400-500 nm selama kira-kira 10 menit. Bahan resin akrilik
11
polimerisasi sinar memiliki kekuatan yang lebih rendah dan permukaan yang lebih kasar.
5,7,8,12
Resin akrilik swapolimerisasi merupakan resin akrilik yang mengalami polimerisasi pada suhu kamar. Resin akrilik swapolimerisasi mengandung aktivator
kimia yang berfungsi untuk mengaktifkan benzoil peroksida yang terdapat di dalam polimer sehingga dapat terjadi proses polimerisasi. Aktivator kimia yang biasanya
digunakan adalah amina tersier, contohnya adalah dimetil paratoluidin. Kekuatan resin akrilik swapolimerisasi cukup rendah, stabilitas warna dan stabilitas dimensi
kurang baik, jumlah monomer sisa yang dihasilkan lebih banyak daripada monomer sisa yang dihasilkan oleh resin akrilik polimerisasi panas.
5,8,12,24
Resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari bubuk dan cairan dimana setelah mengalami proses pencampuran dan pemanasan akan membentuk suatu bahan yang
kaku.
8
Resin akrilik polimerisasi panas digunakan untuk hampir semua basis gigitiruan. Bahan basis gigitiruan ini memerlukan energi panas untuk proses
polimerisasi, yaitu dengan menggunakan waterbath.
12
2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas