Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

2.1.1.1 Belajar Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar diartikan sebagai usaha sadar seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik, yang merupakan hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Didukung pula pendapat beberapa ahli, diantaranya Daryanto 2010:2 menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sardiman 2012:21 menerangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Sementara itu, Uno 2015:15 mengungkapkan bahwa belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Perubahan perilaku diakibatkan adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek pengetahuan, atau melalui suatu penguatan reinforcement dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar. Belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Belajar dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Pada intinya, secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu: 1 ingin mendapatkan pengetahuan, yang ditandai dengan kemampuan berpikir siswa; 2 penanaman konsep dan keterampilan, yang berhubungan dengan penguasaan keterampilan siswa, baik keterampilan jasmaniah yang menitikberatkan pada keterampilan gerak tubuh seseorang yang sedang belajar ataupun keterampilan rohani yang menyangkut keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan suatu masalah; dan 3 pembentukan sikap, yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan kepribadian anak didik Sardiman 2012:26. Dalam mencapai tujuan belajar yang diharapkan, suatu kegiatan belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar untuk dijadikan acuan agar proses belajar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Daryanto 2010:23-24 menyatakan bahwa calon guru seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi berbeda oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1 Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2 Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 3 Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. 4 Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 5 Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 6 Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. 7 Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 8 Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 9 Belajar adalah proses hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan, stimulus yang diberikan respon yang diharapkan. 10 Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian dan keterampilan atau sikap itu mendalam pada siswa. Dengan demikian untuk mencapai keberhasilan dalam belajar, prinsip-prinsip belajar harus dimengerti dan diterapkan oleh seorang guru agar proses belajar menjadi lebih efektif dan bermakna bagi siswa. Dengan penggunaan cara mengajar yang tepat oleh seorang guru, akan ikut menentukan keberhasilan siswa dalam melaksanakan proses belajarnya di sekolah. 2.1.1.2 Mengajar Belajar dan mengajar merupakan dua konsep berbeda yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Belajar mengacu kepada kegiatan yang dilakukan siswa, sedangkan mengajar lebih mengacu kepada kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru. Pada dasarnya, mengajar merupakan aktivitas yang dilakukan guru dalam menciptakan sistem lingkungan yang mendukung siswa dalam proses belajar sehingga tujuan belajar siswa dapat tercapai. Hal tersebut didukung pernyataan dari berbagai ahli, diantaranya Hasibuan 2012:3 yang menyatakan bahwa mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. Menurut pendapat Alvin W. Howard yang dikutip Daryanto 2010: 162 mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude ideal cita-cita, apprectons penghargaan, dan knowledge. Sementara pendapat Mursell dalam Slameto 2010: 33 mengajar digambarkan sebagai “mengorganisasikan belajar”, sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna bagi siswa. Guru yang mengajar di depan kelas harus memperhatikan prinsip- prinsip dalam mengajar sebagai pedoman guru dalam mengajar. Pendapat Mursel dalam Daryanto 2010: 169-179 mengemukakan prinsip-prinsip mengajar yang disimpulkan menjadi enam prinsip sebagai berikut: 1 konteks, yang berkaitan dengan perhatian guru terhadap situasi problematik yang mencakup tugas untuk belajar; 2 fokus, guru perlu memperhatikan bahwa belajar yang penuh makna dan efektif harus diorganisasikan di suatu fokus; 3 sosialisasi, bahwa dalam proses belajar guru perlu melatih siswa bekerja sama dalam kelompok; 4 individualisasi, bahwa dalam mengorganisasi belajar mengajar guru perlu memperhatikan taraf kesanggupan siswa; 5 Sequence, yang berkaitan dengan keterkaitan antar unit dalam kegiatan belajar; dan 6 evaluasi, yang bertujuan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar. Selain memperhatikan berbagai prinsip mengajar yang disampaikan tersebut, seorang guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam melakukan tugas mengajarnya dengan baik. Diperlukan keterampilan- keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam mengajar untuk kelancaran proses belajar mengajar agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Turney dalam Mulyasa 2011:69 mengungkapkan delapan keterampilan mengajar yang dianggap berperan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan Bertanya. Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh guru, hal ini karena hampir pada setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan. Bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik akan memberikan dampak positif terhadap siswa. 2. Keterampilan Memberi Penguatan. Memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. 3. Keterampilan Mengadakan Variasi. Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan siswa agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi adalah perubahan dalam proses kegiatan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kebosanan dan kejenuhan. 4. Keterampilan Menjelaskan. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. 5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru. Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. 6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil. Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Diskusi kelompok kecil bertujuan untuk berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah. 7. Keterampilan Mengelola Kelas. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Keterampilan dasar mengajar tersebut penting dikuasai oleh seorang guru untuk menjadi pendidik yang profesional. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan lebih memotivasi siswa dalam belajar sehingga pencapaian prestasi belajar siswa akan lebih baik. Seorang guru juga harus mampu menyesuaikan penggunaan keterampilan mengajar dengan tujuan belajar dan kebutuhan siswa. Dalam kaitannya dengan motivasi siswa dalam belajar, diantara delapan keterampilan mengajar guru tersebut, keterampilan mengadakan variasi perlu mendapat perhatian lebih oleh seorang guru. Hal ini dikarenakan dengan adanya variasi mengajar yang dilakukan guru, kegiatan belajar siswa akan lebih bervariasi dan tidak monoton sehingga siswa akan lebih tertarik dan tidak merasakan kebosanan dalam proses belajarnya. Dengan kegiatan belajar mengajar yang bervariasi juga diharapkan akan lebih menimbulkan semangat, ketekunan, keantusiasan, dan juga akan lebih memotivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran akan dirasa lebih menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, guru perlu menguasai keterampilan dasar mengajar dan mampu menggunakannya sesuai dengan kebutuhan siswa dalam proses belajarnya. Pengggunaan keterampilan mengajar akan membantu dalam pencapaian tujuan belajar dan proses pembelajaran akan berlangsung lebih efektif dan efisien. 2.1.1.3 Pembelajaran Pembelajaran atau yang bisa juga disebut sebagai proses belajar mengajar, dapat diartikan sebagai interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa dalam rangka memberikan pengalaman untuk merubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik. Dalam proses pembelajaran, guru membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan serta memfasilitasi siswa mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Hal tersebut didukung pendapat dari Winataputra 2008:1:18 yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Sejalan dengan pendapat tersebut, Aqib 2013:66 menjelaskan proses belajar mengajar pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sementara itu, Huda 2014:6 menyatakan bahwa pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang jelas, ia merupakan rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau suatu kelompok. Hamdani 2011:71-72 menjelaskan pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa. Darsono dalam Hamdani 2011:47 berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut: 1 pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; 2 pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar; 3 pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang siswa; 4 pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik; 5 pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; 6 pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis; 7 pembelajaran menekankan keaktifan siswa; dan 8 pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja. Pembelajaran apabila ditinjau dari pendekatan sistem, maka dalam prosesnya akan melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1 . Tujuan tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembelajaran adalah instructional effect biasanya itu berupa pengetahuan, dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara ekspisit dalam tujuan pembelajaran khusus semakin spesifik dan operasional. 2 . Subjek belajar subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subjek karena peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar-mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. 3 . Materi pelajaran materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. 4 . Strategi pembelajaran strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5 . Media pembelajaran media pembelajaran adalah alatwahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. 6 . Penunjang komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya Rifa’i 2012:159. Ciri-ciri dan komponen pembelajaran yang diuraikan tersebut dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam memperlancar dan mempermudah untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila guru sebagai pemimpin dalam kelas mampu merancang pembelajaran yang akan dilaksanakannya dengan baik pula. Peran guru sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Seorang guru perlu memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa dan menyiapkan siswa sebaik mungkin untuk siap menerima dan mengikuti proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Motivasi dan kesiapan siswa dapat dimunculkan oleh guru dalam proses pembelajaran melalui penerapan berbagai keterampilan mengajar guru, terutama keterampilan dalam mengadakan variasi. Dengan penggunaan variasi mengajar, maka diharapkan akan memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran, siswa akan lebih tertarik dan pembelajaran menjadi bermakna dalam diri siswa.

2.1.2 Variasi Mengajar

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI DI KECAMATAN TEMANGGUNG KOTATEMANGGUNG

2 60 212

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

0 17 212

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DENGAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 128 293

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUGUS WIBISONO KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS

1 12 323

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 064037 MEDAN TEMBUNG.

2 11 26

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 2 16

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 1 10

HUBUNGAN MOTIVASI GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KARANGREJO HUBUNGAN MOTIVASI GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KARANGREJO KECAMATAN KERJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 1 14

Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Kemampuan Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA BELAJAR MANDIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

0 3 59