Variasi Mengajar KAJIAN TEORI

2.1.2 Variasi Mengajar

2.1.2.1 Pengertian Variasi Mengajar Demi tercapainya pembelajaran yang efektif dan efisien, kemampuan mengelola pembelajaran merupakan hal penting bagi guru agar terwujud kompetensi profesionalnya. Salah satunya yaitu dengan menguasai keterampilan dalam mengadakan variasi. Variasi dalam mengajar merupakan keanekaan perbuatan guru yang dilakukan dalam proses belajar mengajar untuk mengurangi kebosanan dan dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Didukung pendapat beberapa ahli, diantaranya yaitu Usman 2013:84 menyatakan bahwa variasi diartikan sebagai suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Sejalan dengan Hasibuan 2012:64 yang menjelaskan bahwa variasi adalah perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Anitah 2008:7.38 menyatakan bahwa variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berupa perubahan- perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakandibuat untuk memberikan kesan yang unik. Mulyasa 2011:78 menyatakan bahwa variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Sementara itu, Aqib 2013:86-87 menyatakan variasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. 2.1.2.2 Tujuan Variasi Mengajar Variasi mengajar sangat diperlukan dalam suatu proses pembelajaran. Siswa akan mengalami kebosanan apabila seorang guru mengajar dengan cara yang sama setiap harinya. Oleh karenanya guru perlu menguasai keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan yang terjadi pada diri siswa. Selain itu, kegiatan memberikan variasi pada saat mengajar juga dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang diinginkan dalam pembelajaran. Menurut Anitah 2008:7.39 variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan antara lain untuk hal-hal berikut. 1. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. 2. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu. 3. Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal baru. 4. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam. 5. Meningkatkan kadar keaktifanketerlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Usman 2013:84 menyampaikan tujuan dan manfaat variasi mengajar adalah sebagai berikut. 1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek belajar mengajar yang relevan. 2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru. 3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. 4. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya. Mulyasa 2011:78-79 menyatakan variasi dalam pembelajaran bertujuan antara lain: 1. Meningkatkan perhatian siswa terhadap materi standar yang relevan. 2. Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran. 3. Memupuk perilaku positif siswa terhadap pembelajaran. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya variasi mengajar yang dilakukan oleh seorang guru. Variasi mengajar dilakukan dengan berbagai tujuan seperti untuk menghilangkan kebosanan siswa, memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, menarik perhatian siswa, mengaktifkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan dapat memacu semangat siswa untuk menemukan hal-hal baru dalam pembelajaran. Dengan variasi yang dilakukan guru, bukan hanya siswa yang akan memperoleh kepuasan belajar, guru juga akan memperoleh kepuasan dalam mengajar. 2.1.2.3 Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar Dalam melaksanakan variasi mengajar saat proses pembelajaran berlangsung, agar variasi yang dilakukan dapat berfungsi secara efektif, guru perlu memperhatikan prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Menurut Anitah 2008:7.47, prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut. 1. Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar belakang sosial budaya, materi yang sedang disajikan, dan kemampuan guru menciptakan variasi tersebut. 2. Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak mengganggu terjadinya proses belajar. 3. Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak merusak suasana kelas, dan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar. 4. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam rencana pembelajaran. Hasibuan 2012:66 menyatakan prinsip-prinsip yang perlu dipahami dalam variasi mengajar sebagai berikut: 1. Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif. 2. Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat. 3. Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan sebelumnya. 4. Penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa. Selain itu, pendapat Usman 2013:85 menyatakan prinsip penggunaan variasi adalah sebagai berikut. 1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. 2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran. 3. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran. Jadi agar penggunaan variasi mengajar yang dilakukan guru dapat efektif terlaksana dalam pembelajaran, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan variasi mengajar, seperti penggunaan variasi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, variasi juga harus terjadi secara wajar dan lancar, serta saat akan mengadakan variasi pengajaran maka perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan baik. Dengan begitu, proses terlaksananya pembelajaran dapat berjalan baik dan sesuai seperti tujuan yang diharapkan. 2.1.2.4 Komponen Variasi Mengajar Selain memperhatikan prinsip saat menggunakan variasi dalam mengajar, perlu pula dimengerti berbagai komponen variasi mengajar sebagai panduan dalam pelaksanaan dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya, variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1 variasi dalam gaya mengajar; 2 variasi dalam penggunaan alat bantu pembelajaran; 3 variasi dalam pola interaksi dan kegiatan siswa. Ketiga jenis variasi tersebut mempunyai prinsip penggunaan dan tujuan masing-masing. 1. Variasi dalam gaya mengajar. Hal-hal yang berkaitan dengan variasi gaya mengajar yang dilakukan oleh seorang guru meliputi penggunaan variasi suara teacher voice, pemusatan perhatian siswa focusing, kesenyapan atau kebisuan guru teacher silence, mengadakan kontak pandang eye contact and movement, gerakan badan dan mimik, serta perubahan dalam posisi guru teachers movement. a. Penggunaan variasi suara. Menurut Anitah 2008:7.41 suara guru merupakan faktor yang sangat penting di dalam kelas karena sebagian besar kegiatan di kelas akan bersumber dari hal-hal yang disampaikan guru secara lisan. Sementara itu, menurut Usman 2013:85 variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Sardiman 2012:202-203 menyatakan bahwa yang termasuk dalam pengertian suara ialah kekuatan atau kekerasan, lagu bicara intonasi, tekanan bicara dan kelancaran bicara. Guru yang baik akan terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan dapat mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Demikian pentingnya suara untuk diperhatikan karena merupakan alat komunikasi dalam interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran. b. Pemusatan perhatian siswa. Dalam mengajar, guru sering menginginkan agar siswa memperhatikan butir-butir penting yang sedang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus disertai isyarat atau gerakan seperlunya. Misalnya guru mengucapkan kata-kata berikut. 1. “Ini penting diingat”, sambil menulis istilah yang perlu diingat 2. “Perhatikan baik-baik”, sambil menunjuk gambar di papan tulis 3. “Jangan lupakan ini”, sambil menggarisbawahi kata-kata yang dimaksud 4. “Para ahli selalu membicarakan ini”, sambil memperlihatkan gambar tentang hal yang dibicarakan Anitah, 2008:7.41. c. Kesenyapan atau kebisuan guru. Adanya kesenyapan, kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi Usman 2013:85. Hasibuan 2012:66 juga menyatakan pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan semacam ini bertujuan meminta perhatian siswa. Ada kalanya kesenyapan dikerjakan bila guru akan berpindah dari segmen mengajar satu ke segmen mengajar yang lain. d. Mengadakan Kontak Pandang. Menurut Sardiman 2012:199 yang dimaksud dengan kontak dalam hal ini menyangkut hubungan batiniah antara guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan yang sedang dibahas bersama. Hal ini tercermin terutama dalam tanggapan siswa baik mengenai sinar matanya maupun gerakan- gerakan anggota badannya. Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid- murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa Usman 2013:85. e. Gerakan badan dan mimik. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan rasa kagum, tercengang, atau heran. Gerakan kepala bermacam-macam, misalnya menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan sesuatu atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti “tidak”, mengangkat tangan keduanya dapat berarti “apa lagi?” Usman 2013:85-86. f. Perubahan dalam posisi guru. Posisi guru ketika mengajar di dalam kelas juga berpengaruh kepada kegairahan siswa belajar. Menurut Hasibuan 2012:66, perhatian siswa dapat ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi dan komunikasi. Sebagai seorang guru, selama mengajar guru tidak seharusnya terpaku di satu tempat. Guru dapat memvariasikan posisinya secara wajar, misalnya berdiri di depan kelas, pindah ke samping atau ke tengah, ke belakang atau duduk sebentar. Ada kalanya karena tujuan tertentu guru berjalan-jalan diantara siswa untuk melihat siswa yang sedang bekerja, di saat lain guru mungkin berdiam agak lama di satu tempat membantu siswa yang mendapat kesukaran. Perubahan posisi guru harus dilakukan dengan niat tertentu serta terkesan wajar dan tidak dibuat-buat Anitah, 2008:7.43. 2. Variasi penggunaan alat bantu pengajaran. Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Konsep yang sukar dan membosankan untuk disimak akan menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan media dan alat yang tepat Anitah, 2008:7.45. Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat inderanya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya Usman 2013:86. Menurut Hasibuan 2012:66-67 variasi di dalam setiap jenis media atau variasi antarjenis media perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Ditinjau dari reseptor penerima rangsang yang disampaikan, maka media dan bahan pengajaran penerima dapat digolongkan menjadi: 1 media dan bahan pengajaran yang dapat didengar oral; 2 media dan bahan pengajaran yang dapat dilihat visual; 3 media dan bahan pengajaran yang dapat disentuh, diraba, atau dimanipulasikan media taktil. Dapat diartikan bahwa variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran merupakan salah satu faktor penting untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Adapun bila ditinjau dari indera yang digunakan media dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. 3. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan Usman 2013:87. Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi Aqib 2013:87. Anitah 2008:7.44 memberikan berbagai contoh variasi pola interaksi sebagai berikut: a. Kegiatan klasikal 1 mendengarkan informasi dan tanya jawab secara klasikal 2 demonstrasi oleh guru atau siswa tentang satu keterampilan b. Kegiatan kelompok kecil 1 mendiskusikan pemecahan suatu masalah 2 menyelesaikan suatu proyek 3 melakukan suatu percobaan 4 melakukan latihan suatu keterampilan c. Kegiatan berpasangan 1 merundingkan jawaban pertanyaan 2 latihan menggunakan alat tertentu d. Kegiatan perorangan 1 membaca atau menelaah suatu materi 2 mengerjakan tugas-tugas individual. Dari beberapa contoh tersebut, jelas bahwa variasi pola interaksi siswa sangat beragam. Pola interaksi dapat diubah dari interaksi satu arah ke interaksi dua arah sampai ke semua arah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sebaiknya seorang guru melakukan variasi dalam mengajarnya. Dengan melakukan variasi dalam mengajar, maka suasana kelas tidak terasa membosankan bagi siswa. Guru yang banyak melakukan improvisasi dalam variasi mengajar tentunya akan menarik perhatian siswanya untuk mengikuti pelajaran sehingga berpengaruh pada peningkatan dalam prestasi belajarnya. Seorang guru hendaknya selalu mengusahakan agar variasi yang digunakan dalam mengajar dapat mendukung penjelasan yang disampaikan. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan tersebut, untuk mengetahui variasi mengajar yang dilakukan guru dalam penelitian ini, maka ditetapkan indikator sebagai berikut: a variasi suara; b pemusatan perhatian siswa; c kesenyapan atau kebisuan guru; d mengadakan kontak pandang; e gerakan badan dan mimik; f perubahan dalam posisi guru; g variasi penggunaan alat bantu pengajaran; dan h variasi interaksi. Variasi mengajar guru dapat dikatakan baik apabila telah mencakup indikator-indikator tersebut. Dengan penggunaan variasi mengajar, diharapkan proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa dan lebih memotivasi siswa dalam kegiatan belajarnya. Hal tersebut dikarenakan dengan kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi, siswa akan merasa lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa yang membuatnya lebih giat, tekun, dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang belangsung.

2.1.3 Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI DI KECAMATAN TEMANGGUNG KOTATEMANGGUNG

2 60 212

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

0 17 212

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DENGAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 128 293

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUGUS WIBISONO KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS

1 12 323

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 064037 MEDAN TEMBUNG.

2 11 26

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 2 16

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 1 10

HUBUNGAN MOTIVASI GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KARANGREJO HUBUNGAN MOTIVASI GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KARANGREJO KECAMATAN KERJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 1 14

Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Kemampuan Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA BELAJAR MANDIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

0 3 59