Motivasi Belajar KAJIAN TEORI

Variasi mengajar guru dapat dikatakan baik apabila telah mencakup indikator-indikator tersebut. Dengan penggunaan variasi mengajar, diharapkan proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa dan lebih memotivasi siswa dalam kegiatan belajarnya. Hal tersebut dikarenakan dengan kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi, siswa akan merasa lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa yang membuatnya lebih giat, tekun, dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang belangsung.

2.1.3 Motivasi Belajar

2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar Dalam proses belajar mengajar, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh guru yang mengajar, melainkan juga ditentukan oleh siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Proses belajar yang dilakukan siswa dipengaruhi dari berbagai faktor, baik faktor intrinsik ataupun ekstrinsik. Salah satu faktor intrinsik yang penting dalam diri siswa adalah motivasi. Menurut Uno 2015:3, istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Kata ”motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi tujuan tertentu. Berawal dari kata ”motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif Sardiman 2010:73. Menurut Slavin dalam Rifa’i 2012:135, motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus. Sedangkan menurut Mc. Donald seperti yang dikutip oleh Sardiman 2012:73 motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardiman 2012:75. Menurut Uno 2015:23 motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hamdani 2011:290 menyatakan motivasi atau minat belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seorang individu. Seorang siswa dapat belajar secara lebih efisien apabila ia berusaha untuk belajar secara maksimal. Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri siswa yang rajin membaca buku dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu masalah. Dari berbagai pendapat ahli tersebut, peneliti dapat mengasumsikan bahwa motivasi belajar diartikan sebagai suatu dorongan pada diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Jadi motivasi belajar dapat menentukan keberhasilan proses belajar seseorang. 2.1.3.2 Macam-macam Motivasi Belajar Motivasi belajar dibedakan menjadi beberapa macam atau jenis motivasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Menurut Sardiman 2012:86-90 motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Berbagai macam motivasi dapat terbagi sebagai berikut. 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. Dilihat dari dasar pembentukanya, motivasi dibedakan menjadi motif- motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari. Motif-motif bawaan, adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya seperti dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, dan untuk beristirahat. Sedangkan motif- motif yang dipelajari adalah motif yang timbul karena dipelajari, seperti dorongan untuk belajar cabang ilmu pengetahuan, dan dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. 2. Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis. Menurut Woodworth dan Marquis, motivasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu 1 motif atau kebutuhan organis yang meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, dan beristirahat; 2 motif- motif darurat yang meliputi dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan untuk memburu; 3 motif-motif objektif, yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. 3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah. Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi jasmaniah yang dimaksudkan seperti misalnya: refleks, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. 4. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti contoh bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatu bukan karena ingin pujian. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Di samping itu, Frandsen dalam Sardiman 2012:87 masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini: a. Cognitive motives. Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. b. Self-expression. Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. c. Self-enhancement. Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi. Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa terdapat bermacam- macam jenis motivasi apabila dilihat dari berbagai sudut pandang. Namun pada intinya, motivasi dalam diri seseorang dapat berasal dari diri siswa sejak dia dilahirkan, dan juga dapat berasal dari proses interaksinya dengan lingkungan yang keduanya baik dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa senantiasa memberikan dorongan kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. 2.1.3.3 Fungsi Motivasi Belajar Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Prestasi belajar yang didapat siswa akan menjadi lebih optimal, jika anak tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam dirinya. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi, yaitu: 1 mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2 menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3 menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut Sardiman 2012:84-85. Uno 2015:27 menyatakan bahwa ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam 1 menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar; 2 memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai; 3 menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar; dan 4 menentukan ketekunan belajar. Menurut Hamdani 2011:292-293 fungsi motivasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar antara lain sebagai berikut. 1. Fungsi penggerak dalam motivasi. Penggerak dalam motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan metode penemuan, motivasi kompetensi, belajar terpogram, dan prosedur brainstorming. 2. Fungsi harapan. Guru memberi harapan-harapan untuk menggugah motivasi belajar dengan cara antara lain merumuskan tujuan instruktusional sekhusus mungkin, perubahan-perubahan harapan, dan tingkat aspirasi. Di samping itu, ada juga fungsi lain yaitu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik Sardiman 2012:84. 2.1.3.4 Ciri-ciri Motivasi Belajar Motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa dapat dilihat dari berbagai ciri yang ditunjukkan siswa tersebut dalam kegiatan belajarnya. Untuk mengetahui apakah seorang siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam proses belajarnya, maka diperlukan ciri-ciri yang menunjukkan bahwa anak memliki motivasi belajar dalam dirinya. Sardiman 2012:83 mengemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. b. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. f. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu. g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu. h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Sementara itu, Hamzah B. Uno 2015:23 menyatakan bahwa motivasi belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Dengan demikian, apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti yang dijelaskan tersebut, berarti orang tersebut memiliki motivasi yang kuat. Ciri- ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, jika siswa terdorong untuk tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. 2.1.3.5 Bentuk-bentuk Motivasi Mengingat pentingnya motivasi belajar dalam diri siswa, maka dalam proses pembelajaran di sekolah, motivasi belajar pada diri siswa dapat ditimbulkan dengan berbagai cara yang dapat dilakukan guru. Sardiman 2012:91-95 mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu: 1. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai raport yang angkanya yang baik. 2. Hadiah Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi. Misalnya guru menjanjikan hadiah bagi siswanya yang berhasil mencapai angka standar, atau berhasil menjawab pertanyaan. 3. Saingan atau kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong semangat belajar siswa. Persaingan, baik individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar. 4. Ego-involvement Guru harus menumbuhkan kesadaran pada siswanya agar merasakan dan menyadari betapa pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan yang harus diselesaikan. Sehingga siswa akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. 5. Memberi ulangan Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Sehingga memberi ulangan merupakan sarana motivasi. 6. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaannya, akan mendorong siswa agar lebih giat lagi dalam belajar. Semakin mengetahui bahwa hasil belajar meningkat, maka ada motivasi diri siswa untuk belajar dengan harapan hasilnya terus meningkat. 7. Pujian Pujian adalah bentuk motivasi yang baik dan positif akan memupuk suasana yang menyenangkan dan meningkatkan gairah belajar. 8. Hukuman Hukuman tidak selamanya berdampak negatif jika diberikan pada saat yang tepat dengan alasan yang jelas, dan dengan jenis hukuman yang logis sesuai dengan kesalahannya. Hukuman yang demikian akan menjadikan siswa menyadari kesalahannya dan memunculkan gairah untuk mengubahnya dan meningkatkan prestasi belajarnya. 9. Minat Minat merupakan instrumen motivasi yang kedua setelah kebutuhan. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika dilandasi minat untuk belajar. 10. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang muncul dalam diri siswa, yang mengakibatkan siswa mau belajar lebih giat lagi. 11. Tujuan yang diakui Tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa merupakan instrumen motivasi yang sangat penting. Sebab, dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan adanya motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatifnya, serta dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Mengingat begitu pentingnya motivasi belajar dalam diri siswa, maka dalam penelitian ini untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa, ditetapkan indikator motivasi belajar sebagai berikut: a tekun menghadapi tugas; b ulet menghadapi kesulitan; c menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; d lebih senang bekerja mandiri; e cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; f dapat memepertahankan pendapatnya; g tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya; dan h senang mencari dan memecahkan soal-soal. Dengan adanya motivasi belajar pada diri siswa dalam proses belajar mengajar akan menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Pembelajaran akan lebih bermakna dan pencapaian prestasi siswa akan lebih optimal dengan adanya motivasi belajar. Oleh karenanya, penting bagi guru untuk dapat memunculkan motivasi belajar pada setiap diri siswanya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memaksimalkan keterampilan guru dalam menciptakan variasi mengajar untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar.

2.1.4 Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI DI KECAMATAN TEMANGGUNG KOTATEMANGGUNG

2 60 212

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

0 17 212

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DENGAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 128 293

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUGUS WIBISONO KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS

1 12 323

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 064037 MEDAN TEMBUNG.

2 11 26

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 2 16

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Pengaruh Keterampilan Menggunakan Variasi Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Negeri Dawungan 1.

0 1 10

HUBUNGAN MOTIVASI GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KARANGREJO HUBUNGAN MOTIVASI GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KARANGREJO KECAMATAN KERJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 1 14

Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Kemampuan Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA BELAJAR MANDIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

0 3 59