Kodam –IIBB Menghadapi Pergerakan Maluddin Simbolon

4.2.1 Kodam –IIBB Menghadapi Pergerakan Maluddin Simbolon

Maluddin Simbolon yang menduduk i Panglima dalam TentaraTeritorium-I Bukit Barisan sebelum melakukan rekstrukturisasi organisasi merasa kecewa terhadap pertikaian politik ditingkat nasional. Mereka yang bertugas di daerah merasa dikesampingkan karena urusan politik. Maluddin Simbolon melakukan berbagai usaha untuk memperoleh kesejahteraan anggotanya, seperti penyelundupan teluk nibung yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan pembangunan terhadap gedung TT-I Bukit Barisan. Tindakan Maluddin Simbolon menciptakan hubungan yang sangat serasi dengan anggotanya, hal ini terlihat ketika Maluddi melakukan tindakan revolusionernya. Jumlah anggota yang loyal kepada Maluddin sangat besar. Pemikiran Maluddin Simbolon berkembang setelah menghadiri pertemuan lustrum SSKAD kumpulan para perwira di sejajaran Teritorium –II Bukit Barisan pada tanggal 4 Desember 1956. Sama seperti sikap Maluddin Simbolon yang kecewa terhadap pemerintah pusat, kelompok perwira inipun memberikan penilaian yang sama. Pemerintah pusat sangat sibuk dengan pertikaian politik seperti saat retaknya hubungan antara Presiden dengan wakil Presiden yang juga diawali dengan perbedaan pemikiran. Pertemuan ini mengeluarkan beberapa penilaian negative terhadap situasi politik saat itu antara lain: kabinet yang tidak becus, lebih baik bubarkan saja. DPR jumlahnya terlalu banyak, seharusnya dikurangi atau bubarkan saja, dan pimpinan Angkatan Darat lebih baik diganti saja. Tuntutan para perwira ini dinamakan dengan sikap Radikal Refolusioner”. 43 43 Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat, Sejarah TNI 1945-1973-III, Bandung: Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat . 1979, hal, 18. Universitas Sumatera Utara Letkol A. Wahab Makmur salah seorang dari perwira yang hadir pada pertemuan kelompok perwira tersebut menambahkan poin-poin dari poin-poin yang sudah disampaikan para perwira yang hadir, yaitu: 1. 1.“Ide 4 Desember” terutama harus didukung orang-orang dan tentara dan masyarakat sekurang-kurang 4 propinsi. 2. “Ide 4 Desember” harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung-jawab, kejujuran serta rasa tanggungjawab. 3. “Ide 4 Desember” harus dilancarkan terlebih dahulu persiapan-persiapan dilapangan. Maludddin dalam menindak lanjuti “Ide 4 Desember” meminta kepada para perwira supaya meyerahkan hal ini kepada dirinya sendiri. Maluddin yang menduduki panglima teritorium menjadi pendorong untuk ikut mendukung ide 4 Desember Pada tanggal 22 Desember dihadapan para perwira dan prajurit sejajaran Teritorium –II Bukit Barisan, Maluddin mengucapkan ikrarnya yang bunyinya adalah: 1. Melepaskan hubungan sementara dengan pemerintah pusat 2. Mulai tanggal 22 Desember, tidak lagi mengakui kabinet yang sekarang 3. Mulai tanggal 22 Desember, mengambil alih pemerintahan di daerah TT-I 44 Posisi Maluddin Simbolon sebagai orang nomor satu dalam tataran TT-I Bukit Barisan, menjadi pendorong gerakan, dan sekaligus membuat gerakan menjadi kuat. Saat Maluddin mengucapkan ikrarnya dihadapan para prajurit pada tanggal 22 Desember 1956, tepatnya jam 06.00, terlihat dukungan dan semangat dari kalangan tentara yang bertugas di TT-I Bukit Barisan, hal ini meyakinkan Maluddin terhadap keberhasilan gerakannya. 44 Sejarah Kodam, Op.Cit, hal, 17 Universitas Sumatera Utara Untuk menguatkan posisi Maluddin, Ia mengirimkan pasukan sebagai kurir ke wilayah tentara lainnya untuk meminta dukungan dari satuan tentara lainnya. Sebelum Maluddin mengetahui hasil yang dilakukan oleh pasukannya, sidang kabinet telah melahirkan beberapa poin tentang TT-I Bukit Barisan yaitu: 1. Panglima Maluddin Simbolon diberhentikan sementara dari jabatannya sebagai panglima Teritorium-I, terhitung mulai tanggal 22 Desember 1956, tanggungjawab atas Tentara Teritorium-I diserahkan kepada kepala staf Letkol Jamin Ginting. 2. Resimen Infantri –I Aceh dan Resimen IV Sumatera Tengah, Taktik ditempatkan langsung dalam pimpinan Kasad. Penempatan ini berlangsung sementara. 3. Panglima tertinggi dan GKS akan menyampaikan amanat kepada seluruh angkatan perang. 4. Alat-alat negara sipil dam militer diingatkan untuk tetap berpegang, pada sumpah jabatannya dan menjalankan instruksi-instruksi dari pemerintah pusat. 45 Hasil sidang kabinet menjadi awal dari perlawanan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga pihak TT-I Bukit Barisan kepada Maluddin Simbolon sebagai simbol kekecewaan dari pemerintah pusat terhadap tindakan Maluddin Simbolon. Demikin juga pihak Maluddin Simbolon semakin tidak menerima tindakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, sehingga PRRI Maluddin melakukan perlawanan-perlawanan terhadap pemerintah yang ditunjukkan dengan pendudukan kota Medan dan wilayah Tapanuli. Sebagai perlawanan terhadap tindakan PRRI yang dipimpin oleh Maluddin Simbolon, Tentara Nasional Indonesia di bawah koordinasi tentara Teritorum-II Bukit Barisan, melakukan operasi-operasi militer yang bertujuan untuk membersihkan sifat-sifat separatis dari tubuh 45 Ibid, hal, 19. Universitas Sumatera Utara tentara. Gerakan yang dilakukan oleh TT-I adalah Operasi Sapta Marga, Operasi Bukit Barisan I, dan Operasi Bukit Barisan II.