rentan dengan masalah pertahanan nasional. Munculnya pemberontakan dalam negri sebagai wujud ketidak puasan terhadap pelaksanaan sistem pemerintahan sehingga banyak kelompok
fundamental yang beranggapan bahwa jalan memberontak dan lepas dari pemerintah pusat bagaikan jalan terbaik. Tugas sebagai perekat nasional terlihat pada babakan ini. Tentara
menyambung kembali pengingkaran terhadap sistem kedaulatan negara Indonesia. Tugas Kodam- IIBB dalam posisi tidak dalam keadaan perang dominan sebagai
pelayanan terhadap masyarakat, dalam hal ini adalah masyarakat Sumatera Utara.
4.1.2 Penugasan Prajurit Kodam –IIBB
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia bertugas mengamankan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia secara totaliter. TNI sebagai bagian dari organisasi tersebut
mengemban tugas prajurit Tentara Nasonal Indonesia. Bentuk penugasan yang dibebankan kepada pasukan TNI adalah ikut dalam operasi terhadap gejolak daerah, gejolak nasional, dan
bahkan gejolak internasional. Timbulnya sejumlah pemberontakan ataupun gerakan separatis mewajibkan Kodam –
IIBB membentuk operasi militer ataupun bergabung dengan sejumlah operasi yang dibentuk oleh markas Militer lainnya. Penugasan ini sering dilakukan oleh Kodam –IIBB pada tahun
1950 hingga tahun 1960an karena pada saat itu keadaan nasional mengalami pemberontakan- pemberontakan di daerah. Pemberontakan menuju pemisahan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia oleh Repulik Maluku selatan RMS pada tahun 1950 hingga tahun 1954 merupakan salah satu contoh gejolak nasional. Untuk meredam tindakan RMS, dibentuklah
Gerakan Operasi Militer IV. Kolonel Maluddin Simbolon sebagai Panglima Teritorium
Universitas Sumatera Utara
menugaskan Batalyion 102 dipimpin oleh Kapten Wiji Alfisah, Batalyon 105 dipimpin oleh Nip Xarim, Batalyon 106 pimpinan Burhanuddin, Batalyon 108 dibawah pimpinan A.J.W Aipassa,
Batalyon 110 dipimpin oleh Kapten Hasan Saleh, Batalyon 113 pimpinan Bisara Sinaga, Batalyon 117 dibawah pimpinan Bahari Evendi. Dalam operasi tersebut operasi selanjutnya
adalah pengiriman pasukan tentara pada masa penumpasan Darul Islam Tentara Islam Indonesia DITII dipimpin oleh Kartosuwiryo di Jawa Tengah. Operasi ini dinamakan dengan Operasi
Militer VI yang dipimpin oleh Kapten Barus. Pasukan ini bergabung dengan pasukan Teritorium IV Diponegoro. Operasi Militer juga diikuti oleh pasukan Teritorium I Bukit Barisan Kodam
IIBB menumpas pemberontakan yang sama yaitu D.IT.I.I di daerah Sumatera Selatan dan di Jawa Barat bergabung dengan pasukan Teritorium IIISiliwangi.
41
Pada tahun 1962, Kodam –IIBB pertama kali mengirimkan pasukannya sebagai misi perdamaian ke negara Kongo Afrika. Pengiriman pasukan pertama ini tergolong sukses
sehingga pada tahun berikutnya pasukan TNI Kodam-IIBB semakin sering ikut dalam misi Tahun 1956, Kodam –IIBB masa itu namanya adalah TT-I harus berhadapan dengan
tubuhnya sendiri, yang dipimpin oleh orang pertama di Kodam tersebut yaitu Letkol. Maluddin Simbolon bersama sejumlah perwira dalam sejajarannya di TT-I, dengan organisasinya disebut
dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia PRRI. Pemberontakan ini dilumpuhkan dengan operasi Sapta Marga oleh tentara dari tubuh TT-I sendiri.
Penugasan anggota Kodam-IIBB juga dilakukan keluar, sebagai bukti bahwa Indonesia mewujudkan isi Undang-Undang Dasar 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia pasukan
yang mereka kirim keluar negeri pada dasarnya adalah untuk melaksanakan misi perdamaian, bukan misi perang. Operasi ini juga menjadi existensi TNI pada umumnya.
41
Team Asisten Pangdam IIBB, Sejarah Perjuangan Komando Daerah Militer II Bikit Barisan, Medan: Kodam IIBukit Barisan, 1977, hal, 718-719.
Universitas Sumatera Utara
perdamaian internasional, seperti yang dilakukan ke Timur Tengah pada tahun 1979
42
Kekecewaan menjadi alasan untuk memisahkan diri dari pemerintah pusat. Para kaum pemberontak membentuk regional tertentu berdasarkan wilayah, suku, ataupun kelompok
tertentu. Pemberontakan ini bersifat frontal yang menggunakan senjata. Tindakan frontal Maluddin Simbolon menjadi salah satu tugas besar Kodam IIBB untuk menuntaskannya.
dan misi lainnya.
Pada babakan berikutnya penugasan yang sering dilakukan oleh pasukan TNI terhadap personilnya yang ada di Kodam-IIBB diutamakan untuk kegiatan sosial, seperti ABRI masuk
desa dan kegiatan lainnya.
4.2 Masa Pergerakan Maluddin Simbolon