Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan utuh. Penulisan peristiwa-peristiwa bersejarah di masa lampau diharapkan membuat kita lebih bijaksana dalam menghadapi dan melaksanakan berbagai penugasan saat ini dan yang akan datang. Dari pengalaman sejarah, kita akan memperoleh sebuah format baru yang ideal. Terlebih pada pembentukan sebuah program maupun lembaga. 1 1 Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat, Sejarah TNI AD 1974-2004, Jakarta : CV Grayuna, 2005, hal, 1. Dalam sebuah negara yang merdeka, membutuhkan adanya kekuatan tentara sebagai pertahanan negara. Tentara ataupun militer merupakan sebuah organisasi yang bertugas untuk mempertahankan keutuhan wilayah nasional bersama-sama dengan segenap komponen- komponen kekuatan pertahanan negara lainnya dan mengembangkan potensi nasional yang menjadi kekuatan pertahanan keamanan negara, serta melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan nasional maka komponen militer mempunyai tugas yang sangat besar dan rumit. Militer harus melaksanakan tugas dan fungsi ini di setiap daerah dan juga penduduk Indonesia. Alasan yang menyeluruh inilah dasar dari pembentukan susunan organisasi militer mulai dari tingkat yang paling tinggi, hingga ke yang paling rendah. Mulai dari markas besar, Kodam, Korem, Kodim, Koramil hingga ke Babinsa, yang terletak di daerah pedesaan. Universitas Sumatera Utara Pertumbuhan dan perkembangan Komando Daerah Militer IIBB sejalan dengan pasang naik dan pasang surutnya sejarah perjuangan dan perlawanan nasional dan sejarah perjuangan ABRI. Militer menjadi alat yang aktif dalam membaca dan menumpas gerakan yang menjadi ancaman, gangguan, hambatan yang datang dari dalam maupun luar negari. Militer dapat dipercaya pemerintah dan masyarakat menjadi lembaga legal negara yang bertugas sebagai baris depan pertahanan dan keamanan dilalui dengan proses yang lama dan perjuangan yang sangat berat. Membangun dan membentuk tentara yang sangat rapi yang terlihat sekarang ini, tentara sudah mengalami perubahan ke arah peningkatan mulai dari keamanan yang sifatnya sebagai rasa simpatik sebagai pejuang hingga organisasi yang mendapat pengakuan dari negara dan masyarakat. Bentuk tentara yang sudah mendapat pengaturan dan ijin dari pemerintah dimulai dari pembentukan Tentara Keamanan Rakyat TKR oleh pemimpin pemerintah pusat Presiden Soekarno tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat sebagai berikut: “Maklumat Pemerintah: Untuk memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat. Djakarta, 5 Oktober 1945 Presiden Republik Indonesia Soekarno” 2 Setelah terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat Komandemen Jawa dan Sumatera, maka di pulau Jawa terdapat 10 divisi dan di Sumatera sebanyak 6 divisi. Saat menghadapi tentara Dengan demikian organisasi kemiliteran di Indonesia, berdiri secara resmi yang di mulai dari markas tertinggi TKR beserta komandemen-komandemennya ke wilayah-wilayah. Seperti di Jawa didirikan 3 Komandemen yaitu Komandemen Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur, sedangkan untuk Sumatera hanya 1 Komandemen yaitu Komandemen Sumatera. 2 A.H.Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid II, Bandung: Angkasa Bandung, 1977, hal, 210. Universitas Sumatera Utara Sekutu dan Belanda, organisasi TKR terus mengalami penyempurnaan yang dilakukan dengan berbagai konfrensi. Tahapan selanjutnya, pada tanggal 13 Desember 1945 dibentuklah Komando Tentara dan Teritorium Sumatera Utara KOTT-SU yang wilayahnya meliputi Aceh, Sumatera Timur, Tapanuli, Sumatera Barat,dan Riau yang bermarkas di Medan. Sesuai dengan keadaan dan keselamatan negara serta rakyat, TKR diubah menjadi TRI Tentara Republik Indonesia berdasarkan PP No 4SD tanggal 25 Januari 1946. Penyesuaian ini bertujuan untuk menjadikan TRI sebagai satu-satunya organisasi militer yang mempunyai tugas khusus dalam bagian Darat, Laut, dan Udara.Tentara Republik Indonesia organisasi Resmi kenegaraan setelah Indonesia merdeka. Selain bentuk struktur organisasi yang semakin rapi, TRI juga mengalami banyak pertempuran menuju pengakuan kedaulatan, dan sudah terlibat dalam masalah pertahanan nasional maupun masalah pertahanan internasional, seperti keterlibatan tentara Indonesia dalam beberapa perjanjian dengan pihak Belanda dan internasional. Fungsi dan peranan inilah TRI sebagai organisasi yang semakin rapi dan menjadi sektor organisasi biayanya ditanggung oleh sektor pendapatan negara. Keputusan ini dibuat atas pertimbangan banyaknya organisasi laskar pada masa itu, yang mengakibatkan perlawanan tidak dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, Akhirnya tanggal 3 Juni 1947 disyahkan Tentara Nasional Indonesia TNI. 3 Perjuangan menuju pengakuan kedaulatan didukung oleh 3 komponen negara republik Indonesia, yaitu tentara rakyat, masyarakat, dan laskar rakyat. Kelompok masyarakat yang bergabung dengan salah satu komponen ini telah menunjukkan nilai semangat perjuangan yang tinggi dalam mempertahanan negara. Kelompok masyarakat yang mimiliki sifat militansi yang 3 Marwati Doened dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984, hal, 145. Universitas Sumatera Utara sangat besar ini menjadi salah satu keyakinan bagi pemerintah untuk menjadikan mereka menjadi Angkatan Perang yang digabungkan dalam prajurit TNI. Anggota laskar yang pada awalnya merupakan bagian dari underbow partai, setelah proses rasionalisasi dan rekonstruksi syah menjadi anggota TNI. Proses inilah salah satu cara rekrutmen prajurit TNI. Beberapa hari kemudian dilaksanakan serah terima kekuasaan dari Pemerintahan Hindia Belanda kepada RI. Perwakilan Belanda adalah Jendral Mayor P Scholten sedangkan Perwakilan Indonesia adalah Letkol A.E.Kawilarang. Sesudah penyerahan kekuasaan,KASAD dengan penetapan No 83kasad Pdt1950 tanggal 20 Juni 1950 mengalami perubahan dan Komando Tentara Terittorium Sumatera Utara KOTT-SU menjadi KOTT-ISU. Kemudian tanggal 21 Juni 1951 Komando Tentara Terittorium ISU berubah lagi menjadi Komando Tentara Terittorium IIBB yang ditandai dengan peresmian lambang “Bukit Barisan” dengan penetapan Panglima Tentara dan Terittorium ISU No.247IIORG1951. 4 Pada tanggal 27 Desember 1956, Resimen Infantri I dan Resimen IV Sumatera Tengah berpisah dari Komando Tentara dan Teritorium IIBB yang kemudian masing-masing berkembang menjadi Komando Daerah Militer KODAM yaitu Kodam IIskandar Muda di Aceh, Kodam IIBB Medan Sumatera Utara dan Kodam III 17 Agustus di Padang, Sumatera Barat. Komando Tentara Teritorium IIBB dibagi ke dalam 5 Brigade meliputi Brigade AA di Aceh, Brigade BB di Sumatera Timur, Brigade CC di Tapanuli, Brigade DD di Riau, Brigade EE di Sumatera Baratdan 4 Resimen Infantri meliput i Resimen I-IV 5 4 Robert Perangin-angin, Djamin Gintings Maha Putra Utama RI, Aek Kanopan, T.B.Monora Sima Karitama, 1996, hal, 17. 5 Ibid, hal, 18. Universitas Sumatera Utara Pada masa Orde Lama tentara dimasukkan dalam Angkatan Perang Republik Indonesia APRI yang terdiri dari Angkatan Darat AD, Angkatan Laut AL, Angkatan Udara AU. Pada tahun 1959 sebutan APRI diubah menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI, melalui UU Nomor 131961 pasal 3, Keppres Nomor 2251962, sedangkan Keppres Nomor 2901964 menetapkan kepolisian negara RI adalah ABRI. Dengan demikian, ABRI meliputi Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian Negara RI. 6 Banyak hal yang dilakukan oleh tentara dalam mempertahankan keutuhan Negara Republik Indonesia dan juga menunjukkan eksistensi kepada masyarakat, negara, dan kepada pihak internasional, sehingga keberadaan TNI diperhitungkan dalam banyak masalah keamanan dan politik nasional maupun internasional. Perjalanan TRI yang dilalui dengan pengalaman yang sangat berat tetapi TNI selalu dalam keadaan meningkat dan tidak pernah mengalami penurunan. Bagaimana usaha TNI memperoleh keberhasilan ini? Hal inilah salah satu yang menarik bagi penulis mengambil Kodam IIBB menjadi objek kajian. Di samping itu penulis ingin menulis dan mengabadikan perjuangan yang dilakukan oleh TNI Kodam IIBB dalam bentuk karangan ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah