68
Tabel 7 Responden Tinggal dengan siapa
No Tinggal dengan siapa
Frekuensi Persentase
1 Teman
2 10.00
2 Keluarga kandung
15 75.00
3 Saudara
1 5.00
4 Rumah singgah
2 10.00
Jumlah 20
100.00
Sumber: Data Primer 2008 Sebagian besar anak jalanan masih tinggal dengan keluarga kandung mereka karena
jarak antara rumah singgah dengan rumah orang tua mereka tidak terlalu jauh. Ada sebagian kecil anak jalanan tinggal dengan temannya, dengan alasan agar mereka lebih
bebas dibandingkan apabila mereka tinggal bersama saudara. Anak-anak yang tinggal dengan sesamanya adalah mereka yang berasal dari luar kota yang memiliki persamaan
nasib, salah satu anak mengatakan; “… tinggal dengan saudara bukan buat kita senang, enakan kayak gini nggak ada
yang ngatur-ngatur dan ngelarang apa yang kami lakukan. Lagian kalo tinggal dengan saudara, bikin beban saudara bertambah saja” RN, 18 Tahun.
C. PekerjaanProfesi Responden
Anak jalanan yang dibina Yayasan AGAPE memiliki pekerjaan yang beragam, tergantung umur dan keinginan masing-masing anak. Bagi mereka yang berumur 15 tahun
kebawah, mereka biasanya melakukan pekerjaan ringan seperti sablon, sedangkan bagi mereka yang berumur 15 tahun keatas cenderung memiliki pekerjaan yang lebih berat
seperti supir dan bekerja di bengkel-bengkel. Seperti yang terlihat dalam tabel ini.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 8 Jenis Pekerjaan Tetap Responden
No Pekerjaan
Frekuensi Persentase
1 Usaha Sablon
10 50.00
2 Salon
2 10.00
3 Menjahit
1 5.00
4 Tenun
1 5.00
5 Supir
2 10.00
6 Main musik
4 20.00
Jumlah 20
100.00
Sumber: Data Primer 2008 Data pada tabel ini menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan anak jalanan
dampingan yayasan AGAPE adalah usaha sablon, yang mana telah membuka usaha di beberapa lokasi. Sebagian lagi anak-anak yang menjadi responden disini bekerja sebagai
pemain musik, salon, supir dan sebagian kecil berprofesi sebagai penjahit dan bertenun.
Tabel 9 Rata-rata Penghasilan Responden Dalam Satu Hari
No Penghasilan
Frekuensi Persentase
1 Rp 5.000 - Rp 10.000
8 40.00
2 Rp 11.000 – Rp 15.000
5 25.00
3 Rp 16.000 – Rp 20.000
3 15.00
4 Rp 21.000 – Rp 25.000
2 10.00
5 Lebih Rp 25.000
2 10.00
Jumlah 20
100.00
Sumber: Data Primer 2008
Universitas Sumatera Utara
70 Bagi anak-anak yang kerjanya seperti usaha sablon memperoleh penghasilan rata-
rata dibawah Rp.10.000; ini disebabkan sudah begitu banyaknya anak yang memiliki pekerjaan yang sama sehingga perolehan uang ditentukan oleh rajin tidaknya anak tersebut.
Semakin giat anak dalam bekerja, maka semakin banyak uang yang didapatkannya. Semua jenis pekerjaan yang disebutkan diatas harus dilakukan dengan giat dan penuh persaingan.
Sebagian lagi anak-anak jalanan memperoleh penghasilan yang lumayan banyak, sebut saja misalnya anak yang bekerja di bengkel mereka mampu mendapatkan penghasilan
perhari antara Rp.11.000 – Rp.15.000; dan anak yang bekerja sebagai supir memperoleh penghasilan sekitar Rp. 21.000 – Rp. 25.000 dan kadang-kadang sekitar Rp. 25.000 keatas.
Tabel 10 Alokasi Penghasilan Yang Diperoleh Responden
No Keperluan
Frekuensi Persentase
1 Biaya sekolah
6 30.00
2 Beli rokok
1 5.00
3 Kasih orang tua
2 10.00
4 Makan
7 35.00
5 Disimpan
2 10.00
6 Jajan
2 10.00
Jumlah 20
100.00
Sumber: Data Primer 2008 Ket. jawaban bisa lebih dari Satu
Sebagian anak jalanan menggunakan penghasilannya untuk biaya makan dan untuk disimpan bila ada kelak keperluan mendadak. Sebagian lagi anak jalanan menggunakan
uangnya untuk jajan, kasih orang tua, beli rokok, serta keperluan-keperluan lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang anak jalanan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
71 “… penghasilan kami untuk biaya makan, untuk jajan sendiri, dan kasih sama orang
tua”, RS, 17 tahun.
Hasil wawancara dengan salah satu responden menyatakan bahwa sebagian dari mereka masih sekolah, oleh sebab itu mereka menggunakan penghasilannya untuk sekolah,
tetapi yang utamanya adalah biaya untuk makan. Bagi anak yang memiliki pemikiran kemasa depan, maka mereka menyisihkan uang yang diperoleh untuk ditabung.
Berdasarkan hasil dari angket dan wawancara yang dilakukan dengan beberapa responden dapat diketahui bahwa secara umum penghasilan anak jalanan adalah untuk
membantu biaya sekolah dan membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk mendapatkan penghasilan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dan membantu perekonomian orang tuanya maka anak jalanan terpaksa harus bekerja. Dengan usia yang masih sangat muda seharusnya mereka harus focus di bangku
sekolah atau masih menjadi tanggung jawab orang tua tanpa harus ikut mencari nafkah, namun karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan atau tidak mencukupi dalam
memenuhi kebutuhan keluarga maka seorang anak harus rela ikut bekerja.
Tabel 11 Distribusi Anak Jalanan Menurut Lamanya Bekerja di Jalanan Dalam Sehari
Lamanya keberadaan anak di jalanan menentukan besarnya pengaruh buruk yang terbentuk dalam diri anak tersebut. Karena faktor lingkungan memegang peranan penting
dalam pembentukan gaya hidup seseorang dan tidak terkecuali pada anak. Anak selain bekerja mereka juga harus belajar sehingga, keberadaan anak yang semakin lama di jalanan
akan mengurangi aktifitas belajar mereka di rumah. Lamanya anak berada di jalanan dalam sehari dapat kita lihat pada tabel berikut;
Universitas Sumatera Utara
72 No
Lama di jalananhari Frekuensi
Persentase 1
Kurang dari 3 jam 1
5.00 2
4 – 5 jam 7
35.00 3
6 – 7 jam 10
50.00 4
Lebih dari 8 jam 2
10.00
Jumlah 20
100.00
Sumber: Data Primer 2008 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 50 anak-anak yang dibimbing yayasan
AGAPE berada di jalan selama 6 – 7 jam. Ini membuktikan bahwa anak-anak masih meluangkan waktu berada dirumah. Waktu berada di rumah digunakan untuk belajar
maupun beristirahat. Seperti halnya, Iman S salah satu responden yang mana sebelum menjadi anak binaan yayasan AGAPE bekerja sebagai pedagang asongan mengaku bekerja
lebih dari 6 - 7 jam perhari. “… saya pulang sekolah jam 11 kak, habis itu saya bekerja sampai jam 6 sore.
Sesudah itu baru saya pulang kerumah dan malamnya mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru di sekolah”, I. S, 16 tahun.
Sedangkan anak-anak yang frekuensinya di atas 7 jam menghabiskan waktunya di jalanan seperti bekerja, bermain, maupun kumpul-kumpul bersama kawan-kawannya.
Tabel 12 Distribusi Anak Jalanan Menurut Lamanya BeradaBerstatuskan
Sebagai Anak Jalanan
No Lama berstatuskan anak jalanan
Frekuensi Persentase
1 Di bawah 1 tahun
2 10.00
2 1 – 2 tahun
4 20.00
3 3 – 4 tahun
11 55.00
4 5 – 6 tahun
2 10.00
Universitas Sumatera Utara
73 5
6 tahun keatas 1
5.00
Jumlah 20
100.00
Sumber: Data Primer 2008 Mengetahui lamanya responden bekerja sebagai anak jalanan bertujuan untuk
melihat sejauh mana perubahan yang terjadi pada anak. Karena semakin lama anak mengenal dunia jalanan maka semakin sulit untuk membawa anak tersebut keluar dari
jalanan. Dalam tabel dapat dilihat bahwa anak jalanan menjadi dampingan yayasan AGAPE rata-rata sekitar 3-4 tahun bahkan ada yang sudah lebih dari 4 tahun.
Seperti data-data sebelumnya, lamanya anak di jalanan mempengaruhi seberapa banyak perubahan yang terjadi pada anak. Semakin lama anak berada di jalanan maka
semakin banyak pola peniruan pada anak yang di dapat dari luar.
Tabel 13 Persepsi Responden Tentang Pekerjaannya
No Persepsi
Frekuensi Persentase
1 Senang
13 65.00
2 Tidak senang
7 35.00
Jumlah 20
100.00
Sumber: Data Primer 2008 Banyak anak-anak tersebut yang merasa senang dengan pekerjaannya sekarang,
karena tidak memerlukan modal yang banyak. Mereka bisa mendapat banyak teman dan dengan bekerja seperti sekarang ini penghasilan jauh lebih banyak dibandingkan sewaktu
bekerja di jalanan. Mereka yang sudah melakukan pekerjaan tersebut beberapa tahun belakangan ini sangat menikmati pekerjaannya tersebut. Namun demikian, ada sebagian
Universitas Sumatera Utara
74 anak yang merasa tidak menyenangi pekerjaan seperti ini, karena uang yang mereka dapat
belum sesuai dengan yang diinginkan.
D. Keberadaan atau Pelayanan Rumah Singgah Terhadap Responden