25 warga perkotaan. Sementara warga desa terabaikan, dampaknya muncul kesenjangan sosial
ekonomi atau labelisasi kaya-miskin atau maju-terbelakang. Kesenjangan pembangunan antara desa dan kota ini, juga mengakibatkan banyak penduduk desa berduyun-duyun pergi
ke kota untuk mengadu nasib, namun karena tidak cukupnya bekal pengetahuan serta keahlian membuat sebagian dari mereka terlempar dari persaingan dan dengan terpaksa
hidup di tempat-tempat kumuh, bahkan di kolong-kolong jembatan untuk mempertahankan hidup. Buruknya lagi mereka datang dengan anak-anak mereka. Dengan kondisi mereka
yang buruk, mengakibatkan anak-anak dipaksa untuk ikut menanggung beban hidup keluarga Fanggidae, 1993;104.
Pembangunan juga telah mengorbankan ruang bermain bagi anak lapangan, taman dan lahan-lahan kosong. Dampaknya sangat terasa pada daerah-daerah kumuh perkotaan
dimana anak-anak menjadikan jalanan sebagai ajang bermain dan bekerja. Selain hal tersebut, meningkatnya angka anak putus sekolah juga telah mengakibatkan sebagian anak
mencari pekerjaan, dan jalanan mereka jadikan sebagai salah satu tempat untuk mencari uang. Fenomena keberadaan mereka semakin dirasakan ketika krisis ekonomi menghantam
Indonesia pada tahun 1997. Berdasarkan penelitian diperoleh gambaran umum yang menunjukkan 60 anak jalanan telah putus sekolah dan 80 anak jalanan masih tinggal
dengan orang tua mereka Depsos kerjasama YKAI, 1999;61.
C. Pelayanan Sosial Bagi Anak Jalanan
Pada hakekatnya manusia atau lebih khususnya lagi anak jalanan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia pasti membutuhkan orang lain dan
lingkungannya, sebab pada awalnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang harus
Universitas Sumatera Utara
26 hidup berdampingan dengan orang lain. Seiring dengan perkembangan teknologi maka
banyak yang menjadi tuntutan kebutuhan hidup manusia. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut manusia mempunyai keterbatasan, oleh karena itu manusia
membutuhkan pelayanan sosial, baik yang diberikan oleh perorangan, masyarakat, ataupun lembaga tertentu.
Alfred J. Khan dalam Sumarnugroho 1987;35 memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian pelayanan sosial sebagi berikut:
“Pelayanan sosial terdiri dari program-program yang diadakan tanpa
mempertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkatan dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, dan
kesejahteraan untuk meningkatkan kehidupan bermasyarakat serta kemampuan perorangan untuk memperlancar kemampuan menjangkau dan menggunakan
pelayanan-pelayanan serta lembaga-lembaga yang telah ada, dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran”.
Defenisi di atas menjelaskan adanya kewajiban dan keyakinan masyarakat akan perlunya penyediaan fasilitas pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan
kemampuan setiap warga negara untuk menjangkau dan menggunakan setiap pelayanan yang sudah menjadi haknya. Disamping itu pelayanan sosial hanya diberikan kepada
sekelompok orang atau masyarakat yang memang secara sosial tidak dapat atau terhambat dalam menjalankan fungsinya.
Pelayanan sosial meliputi kegiatan-kegiatan atau intervensi-intervensi kasus yang dilaksanakan secara diindividualisasikan langsung dan terorganisasi, yang bertujuan
membantu individu atau kelompok dan lingkungan sosial dalam upaya saling penyesuaian. Disebut pelayanan dalam arti bahwa program ini memberikan jasa kepada orang-orang dan
membantu mewujudkan tujuan-tujuan mereka, bukan untuk kepentingan atau keuntungan sendiri Nurdin, 1990;50.
Universitas Sumatera Utara
27 Pelaksanaan pelayanan sosial mencakup adanya perbuatan yang aktif antara
pemberi dan penerima. Bahwa untuk mencapai sasaran sebaik mungkin maka pelaksanaan pelayanan sosial mempergunakan sumber-sumber tersedia sehingga benar-benar efisien dan
tepat guna. Dalam pelaksanaan pelayanan sosial maka adanya metode akan mempermudah pelaksanaan suatu pekerjaan guna mencapai suatu tujuan.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan Salim, 2002;973.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka metode adalah cara teratur yang paling mudah dan efisien yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan guna
mencapai suatu tujuan. Tujuan memakai metode adalah supaya setiap kegiatan dapat terlaksana dengan baik, rasional, dan terarah sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal
dan optimal. Dalam melaksanakan usaha untuk mengembalikan fungsi sosial seseorang atau sekelompok orang maka harus ada usaha atau cara tertentu yang disebut metode yang
harus diberikan, demikian halnya dalam usaha menangani masalah anak jalanan. Setiap lembaga sosial atau panti dan yayasan yang menangani kasus anak jalanan juga memiliki
metode sendiri dalam memberikan pelayanan terhadap kliennya. Menurut Dra. Susilawati, M.Si seorang staf pengajar sosiologi di Universitas
Indonesia dalam membantu kehidupan anak jalanan ada tiga metode pendekatan yaitu: Pertama
, eliminasi yaitu berangkat dari asumsi bahwa kehidupan keluarga adalah kehidupan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, untuk itu seorang
anak yang selama ini telah meninggalkan rumah, harus ditarik lagi kembali ke rumah dan
Universitas Sumatera Utara
28 melakukan reintegrasi dengan keluarga. Oleh karena itu pendekatan ini lebih menenkankan
pada bagaimana anak dapat kembali ditarik kerumah. Kedua
, pendekatan penguatan komunitas atau yang biasa dikenal dengan subkultur, ini adalah kebalikan dari pendekatan eliminasi. Gagasan ini lebih dekat dengan gerakan
budaya yang telah terbangun di jalanan. Pendekatan ini lebih menekankan bagaimana membangun dan mengembangkan komunitas dan budaya di jalan dimana tempat tersebut
sebagai tempat dan sekaligus media untuk mengembangkan segala potensi dan nilai-nilai yang dibangun secara bersama oleh anak jalanan.
Ketiga, yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada pengembangan skill dan
kemampuan anak. Gagasan ini dilatar belakangi oleh asumsi bahwa siapapuan orangnya. Jika memiliki keterampilan dan kemampuan, maka ia akan dapat lebih mandiri. Media-
media pengembangan dapat dilakukan dengan media, melukis, musik, bengkel. Titik tekan dari pendekatan ini adalah bagaimana anak lebih berdaya dengan skill dan dengan
kemampuan yang dimilikinya. Idealnya dalam program anak jalanan ini melibatkan multi disiplin agar bisa berhasil sesuai harapan. Untuk mengangkat ekonomi anak jalanan, maka
organisasi masyarakat juga bisa memberdayakan dan memberikan pendidikan serta meningkatkan kualitas SDM mereka agar tidak terbuka pikirannya untuk tidak melakukan
aktifitas ekonomi di jalanan Susilawaty, 2007 httpwww.pikiranrakyat.com
Untuk menjalankan ketiga metode diatas tersebut maka ada dua metode pekerja sosial seperti yang dinyatakan oleh Warner dan Walter berikut: Warner Boehm 1959:44,
menyatakan bahwa bimbingan sosial perseorangan merupakan suatu metode pekerja sosial yang melakukan intervensinya dalam aspek-aspek psikologis dari kehidupan seseorang
untuk meningkatkan, memperbaiki, memulihkan atau mengembangkan fungsionalitas .
Universitas Sumatera Utara
29 sosialnya melalui peningkatan kemampuannya untuk melaksanakan peranannya sesuai
dengan statusnya. Dari defenisi Boehm dapat disimpulkan bahwa bimbingan sosial perseorangan merupakan suatu metode pekerja sosial yang menjadikan individu sebagai
sasaran pelayanan dan bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan keberfungsian seseorang dan juga memusatkan perhatian pada interaksi diantara individu dengan individu
lain dan dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan, Walter menyatakan bahwa metode pokok untuk membantu seseorang dalam masalahnya adalah social group work atau
bimbingan sosial kelompok dimana dapat diuraikan bahwa social group work mempunyai sasaran ganda yaitu: individu sebagai anggota kelompok dan kelompok sebagai tempat
individu bernaung, dan disini lebih menekankan pengembangan individupribadi agar mampu berpartisipasi dengan sempurna didalam kelompok atau masyarakat dimana ia
menjadi anggotanya.
D. Rumah Singgah sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan Sosial bagi Anak