Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

37

F. Kerangka Pemikiran

Jumlah anak jalanan yang bertambah banyak sekarang ini salah satunya disebabkan keadaan ekonomi di Negara kita yang tidak jelas kapan akan membaik. Keadaan tersebut membuat semakin banyak keluarga yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada akhirnya seluruh anggota keluarga harus mencari nafkah termasuk anak-anak, banyak anak-anak yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Mereka adalah anak yang berusia dibawah 18 tahun, tingkat pendidikannya rendah serta tidak memiliki keterampilan yang memadai, membuat mereka sulit mencari nafkah disektor formal sehingga terpaksa mencari nafkah di sektor informal seperti jalanan. Pekerjaan tersebut kerapkali berkaitan dengan perlakuan kasar atau perbuatan buruk dari segolongan orang seperti diperas, dicabuli ataupun tindakan kekerasan lainnya. Mereka sering menyaksikan perilaku-perilaku menyimpang. Ini secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan kepribadian anak. Walaupun demikian, mereka yang menjadi anak jalanan bukan saja berasal dari keluarga miskin. Ada juga mereka yang berasal dari keluarga kaya tetapi tidak terjadi keharmonisan didalam keluarga tersebut. Sehingga membuat anak merasa tidak bahagia dan tidak merasa betah berada di lingkungan keluarga. Ini membuat mereka mencari pelarian kejalanan. Mereka bergabung dengan ank-anak jalanan untuk bekerja dengan tujuan untuk mencari kesenangan yang tidak diperoleh dalam keluarga. Oleh karena itu, setiap anak jalanan yang menjadi anak jalanan memiliki beberapa sebab yang berbeda. Lembaga atau yayasan yang turun langsung untuk membantu mereka sangat diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan adanya suatu lembaga atau yayasan yang memperhatikan hak-hak anak dan Universitas Sumatera Utara 38 kesenjangan anak khususnya anak jalanan akan membuat anak jalanan merasa aman. Lembaga atau yayasan yang sesuai dengan hal diatas adalah rumah singgah anak jalanan. Suatu rumah singgah mempunyai fungsi sebagai perantara antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan mereka seperti keluarga. Kondisi rumah singgah akan mempengaruhi anak jalanan yang singgah ditempat tersebut. Perkembangan anak jalanan berhubungan dengan akses negatif dari strategi pengembangan kawasan perkotaan, pertambahan anak-anak yang putus sekolah, terjadinya disharmonisasi keluarga, lemahnya faktor ekonomi serta adanya rangsang konsumtif anak. Keberhasilan suatu rumah singah dalam memberikan pelayanan yang dapat menunjang atau meningkatkan daya kreatifitas ataupun keterampilan anak sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan sosial, fasilitas yang ada sebagai pendukung pelayanan program kerja yang jelas seperti: pertama, keterampilan yang terdiri dari keterampilan olah raga sepak bola, kesenian seni musik. Kedua: pendidikan seperti pemberian beasiswa uang SPP, pendidikan Luar Sekolah paket A,B,C bekerja sama dengan Badan Pelatihan Pendidikan luar Sekolah dan Pemuda BPPLSP. Ketiga: keterampilan life skill seperti pelatihan sablon, belajar mengemudi, menjahit, saloon, tenun dan lain-lain. Keempat, bidang kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan yang dilakukan 1 kali dalam seminggu dan pemberian makanan tambahan 1 kali dalam 1 bulan. Keefektifan pelayanan rumah singgah serta kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia akan sangat meningkatkan kualitas keahlian dan keterampilan anak jalanan. Keterampilan yang diperoleh anak dari rumah singgah akan dapat menjadi bekal hidup yang berharga kelak bila sudah keluar dari dunia anak jalanan. Penyediaan rumah singgah merupakan upaya agar hak-hak anak dari anak jalanan dapat terpenuhi dan dapat Universitas Sumatera Utara 39 mendorong kelancaran proses tumbuh kembang yang pada gilirannya dapat ikut serta dalam pembangunan nasional dengan melaksanakan peran dan tugas sebagai generasi penerus bangsa. Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 1. Kerangka Pemikiran G.Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional G.1. Defenisi Konsep Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu Rumah singgah sebagai bentuk pelayanan sosial bagi anak jalanan Pelayanan Rumah Singgah 1. Penjangkauan dan pendampingan anak jalanan. 2. Identifikasi anak 3. Resosialisasi 4. Pemberdayaan anak jalanan 5. Pemberdayaan orang tua anak jalanan 6. Terminasi 7. Pendidikan 8. Kesehatan 9. Keterampilan Life Skill Keterampilan Life Skill Anak Jalanan: - Salon - Menjahit - Mengemudi - Sablon - Bermain Musik - Tenun Universitas Sumatera Utara 40 sosial. Konsep penelitian sangat diperlukan agar tidak menimbulkan kekacauan atau kesalahpahaman yang dapat mengaburkan tujuan-tujuan penelitian. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Yayasan AGAPE merupakan induk dari Rumah Singgah AGAPE. Segala rencana dan program yang akan dijalankan bersumber dari yayasan AGAPE. 2. Rumah Singgah adalah suatu lembaga sosial atau organisasi sosial yang digunakan untuk memberikan pelayanan sosial bagi anak jalanan agar mereka dapat tumbuh berkembang dengan wajar. 3. Anak jalanan merupakan anak-anak yang berumur dibawah 18 tahun yang mencari nafkah di jalanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya serta membiayai sekolahnya bagi mereka yang masih sekolah. 4. Pelayanan sosial berarti pemberian bantuan kepada orang lain berupa materi maupun non materi, dengan tujuan untuk membantu orang tersebut mengatasi masalahnya. Dalam konteks ini yang dimaksud adalah anak jalanan. 5. Keterampilan adalah kemampuan yang berasal dari pengetahuan, latihan, bakat untuk melakukan sesuatu yang baik. Keahlian khusus untuk melakukan sesuatu yang baik yang diperoleh melalui belajar dan latihan. G.2. Definisi Operasional Defenisi operasional merupakan penguraian indikator-indikator yang termasuk dalam suatu variabel agar dalam melakukan pengukuran menjadi jelas. Dengan defenisi operasional maka akan diketahui indikator-indikator apa saja yang melekat dan perlu untuk Universitas Sumatera Utara 41 diukur. Adapun tingkat program pelayanan rumah singgah dengan indikatornya sebagai berikut: 1. Yayasan AGAPE ditunjukkan oleh seberapa besar pengaruh lembaga terhadap jalannya program yang direncanakan di rumah singgah. 2. Rumah Singgah merupakan fasilitas pendukung, sarana dan prasarana yang tersedia:  Gedung dan bangunan-bangunan  Tempat bermain dan olah raga  Perlengkapan alat keterampilan musik dll  Perlengkapan belajar  Perpustakaan dan media informasi bagi anak jalanan. 3. Pelayanan sosial ditunjukkan oleh program-program pelayanan yang ada dan diberikan rumah singgah bagi anak jalanan yang menjadi bagian dari rumah singgah tersebut. Pelayanan tersebut meliputi pemberian beasiswa, pemberian pendidikan keterampilan, pelayanan kesehatan, bimbingan dan bantuan usaha. 4. Keterampilan anak di ukur dari ada atau berkembang tidaknya keahlian keterampilan anak jalanan seperti keahlian bermain musik drum, gitar, bass, vocal, bermain olah raga sepak bola, pendidikan. Disini akan dilihat perkembangan keterampilan anak jalanan selama menjadi anak binaan AGAPE. 5. Anak jalanan diukur dari jumlah anak jalanan yang menjadi binaan rumah singgah. Batasan terhadap umur anak jalanan juga ditentukan, sehingga anak yang sudah dewasa tidak selamanya tergantung pada rumah singgah. Universitas Sumatera Utara 42

BAB III METODE PENELITIAN