Konsep Perancangan Bangunan KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Perancangan Bangunan

Pendekatan perancangan yang digunakan adalah pendekatan perilaku, khususnya pemecahan permasalahan bangunan terhadap perilaku lansia yang berbeda dengan orang pada umumnya dan faktor fisik lansia dengan menggunakan prinsip-prinsip perilaku dalam arsitektur. Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan proyek ini adalah menghasilkan suatu desain yang nyaman dan aman bagi lansia yang akan menggunakannya oleh karena itu proyek ini tergolong dalam desain yang fungsional, yaitu desain yang mengutamakan fungsi sehingga segala sesuatu yang ada sesuai dan berfungsi dengan baik. Penerapan desain yang fungsional pada perancangan bangunan ini akan dijabarkan sebagai berikut: Tahap lansia adalah suatu keadaan yang serba mundur, mundur disini berani mundur dalam semua aspek, yaitu aspek fisik maupun mentalnya. Dalam aspek fisik contohnya adalah keadaan badan yang sudah lemah, tidak kuat, wadah lelah, rapuh, tidak stabil, dan lainnya. Dalam aspek mental contohnya faktor ingatan yang mulai memudar, sifat yang kembali ke kanak-kanak, dan lain sebagainya. • Keadaan fisik yang telah dibahas tadi berpengaruh dalam perancangan bangunan, sebagai contoh, karena keadaannya yang tidak kuat, tidak stabil rapuh, maka lansia tidak akan kuat untuk melakukan sesuatu yang berat seperti contohnya menaiki anak tangga yang tinggi. Untuk mengatasinya, maka dalam perancangan bagaimana akan sedikit mungkin menggunakan anak tangga yang tinggi, atau bahkan akan menyediakan ramp dengan pegangan sehingga mereka para lansia tidak akan kesulitan dalam sirkulasi vertikal. Untuk desain evakuasi kebakaran, dalam perancangan tidak akan menggunakan banyak tangga kebakaran untuk lansia, tetapi akan disediakan sistem evakuasi dengan menggunakan tabung karet yaitu sebuah tabung sirkulasi vertikal yang digunakan untuk evakuasi kebakaran. Tabung ini menggunakan karet yang flesibel mengikuti bentuk benda yang ada didalamnya. • Selain itu faktor mental juga berpengaruh dalam perancangan proyek ini, contohnya, dengan sifat lansia yang kembali ke sifat kanak-kanak, maka akan dirancang suatu tempat bermain dan menampung hobi lansia. sehingga mereka dapat berkreasi dengan baik. Yang berkaitan dengan sifat yang suka marah, maka desain akan dirancang simpel, bersih, sehingga tidak berkesan “ruwet”. • Simpel, bersih, tidak berkesan “ruwet” berarti massa-massa yang ada didisein seragam, dengan bentukan yang mendekati sederhana dengan sedikit permainan dikoratif. Universitas Sumatera Utara • Unik dan menarik berarti desain tersebut mempunyai ciri khusus yang dapat membedakannya dengan lingkungan sekitarnya tanpa mengurangi kesan simpel dan bersih tadi. • Kreatif-rekreatif berarti desain mampu membangkitkan imajinasi serta dapat menimbulkan perasaan rileks, gembira “nyaman”, bebas, dan aman. • Alami berarti selaras dengan alam dalam hal ini dapat memasukkan faktor-faktor alam misalnya vegetasi.

5.2 Diagram Konsep