2.3.5.1. Kriteria Ruang Pada Pembagian Elderly
1 TIPE MANDIRI
Pada masing-masing kamar terdapat 2 lemari yang terpisah, tiap ruang tidur terdapat 1 kamar mandi di dalam untuk memudahkan lansia buang air di
malam hari. Ruang interaksi yang disediakan cukup besar, sedangkan ruang tidurnya tidak
terlalu besar karena 60 kegiatan sehari-hari mereka dilakukan di luar ruangan.
2 TIPE SEMI MANDIRI
Dimensi ruang tidur relative besar, disediakan ‘space’ khusus untuk melekatkan alat-alat bantu seperti : kursi roda, kaca mata, tongkat, di dekat
tempat tidur. Ruang untuk sirkulasi relative besar, minimal 1.60 meter untuk berpapasan 2
kursi roda Perabotan seperti meja, lemari, kaca dirancang tidak terlalu tinggi, dapat
dijangkau sambil duduk dengan kursi roda. Tidak ada ruang menyudut dan pintu yang bersebelahan langsung
Zona ruang tidur dipisahkan dari zona ruangan lainnya karena ruang tidur membutuhkan ketenangan ekstra, karena sehari-hari lansia beraktifitas di
dalam ruangan kamar 60 di kamar Penerangan di ruangan dimaksimalkan, tetapi untuk penerangan alami
dirancang bukaan yang tidak langsung menghadap matahari untuk menghindari silau.
Perbedaan ketinggian lantai diminimalkan agar mudah dilalui kursi roda dan meminimalkan kecelakaan terjatuh
Disetiap unit hunian terdiri dari 6 kamar yang dihuni oleh 2 orang, terdapat ruang tidur perawat untuk 2 orang perawat dan ruang dokter , perawat ini
berganti sift 1X24 jam, perawat bertugas membersihkan ruangan dan membantu penghuni melaksanakan kegiatan tertentu yang tidak dapat
dilakukannya sendiri. Dari ruang tidur ke kamar mandi terdapat pegangan tangan atau ‘handrail’ di
sepanjang dinding penghubungnya, hal ini akan sangat membantu lansia, demikian pula pada setiap sisi dinding di dalam kamar mandi tersebut.
Kamar Mandi :
Universitas Sumatera Utara
Bahan lantai : keramik yang tidak licin Tinggi kloset 60 cm dari lantai
Tinggi bak mandi 80 cm, 45 cm dari lantai diisi semen, 35 cm air. Warna keramik : gelap agar tidak mudah kotor,
Jalan-jalan primer dan skunder menggunakan penutup atap sebagai selasar untuk melindungi pejalan kaki dari hujan ataupun panas. Jalan primer
menggunakan bahan fiber sedangkan jalan skunder menggunakan pergola yang ditanami pohon anggur, sehingga selain dapat dijadikan sebagai
penghubung antar unit, sebagai tempat duduk-duduk tanpa terkena panas langsung, pergola yang memberi kesan alami ini juga dapat menghasilkan
buah anggur untuk dijual. Ruang makan dipisahkan dengan ruang TV, hal ini untuk menghindari
terjadinya tersedak jika para lansia makan sambil menonton TV. Jalan penghubung antar bangunan fungsi public dengan unit hunian jalan
Primer berdimensi 3m, hal ini dikarenakan lansia menyukai untuk waktu tertentu, material yang digunakan adalah material conblock yang kasar dan
terdapat celah untuk ditumbuhi tanaman yang dapat menyerap air hujan, sehingga jalan tersebut tidak licin, sedangkan untuk jalan skunder dipilih
material batu kali pecah. Letak hunian relatif dekat letak fasilitas kesehatan dan kebugaran.
3 TIPE NON MANDIRI
Jumlah penghuni non-mandiri kurang lebih 10 dari total jumlah penghuni, Dimensi kamar dan kamar mandi relative lebih besar karena diperlukan
‘space’ untuk perawat. View disetiap ruang tidur dioptimalkan untuk mengurangi rasa bosan
penghuni yang 80 waktunya dihabiskan di dalam ruangkamar untuk menghadap ke taman.
2.3.6. Program Ruang