Kajian Arsitektur Perilaku ELABORASI TEMA

tentunya tidak terlepas dari pembahasan psikologis yang secara umum didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dengan lingkungan. Menurut Garden Murphy, psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya. Menurut Amos Rapoport, kajian arsitektur lingkungan berkaitan dengan karakter manusia yang berbeda-beda, lingkungan terbangun yang membentuk atau mempengaruhi perilaku manusia yang didalamnya dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Dalam hal ini penyesuaian dilakukan terhadap perilaku lanjut usia.

3.2. Kajian Arsitektur Perilaku

a Perilaku Sebagai Suatu Pendekatan Pendekatan perilaku menekankan keterkaitan yang dialektik antara ruang dengan manusia yang memanfaatkan atau menghuni ruang tersebut. Pendekatan ini menekankan perlunya memahami perilaku manusia atau masyarakat yang berbeda - beda di setiap daerah dari aspek norma, kultur, dan psikologis masyarakat. Dengan perbedaan tersebut maka akan tercapai konsep ruang dengan wujud ruang yang berbeda sesuai dengan pemakai pengguna ruang tersebut. b Psikologi Sosial Manusia Psikologi merupakan suatu bidang ilmu kejiwaan yang membahas tentang tingkah laku manusia sebagai individu pada lingkungan sosialnya. Yang dimaksud dengan psikologi manusia adalah ilmu yang mempermasalahkan mengenai tingkah laku dan proses yang terjadi tentang tingkah laku tersebut. Maka psikologi selalu berbicara tentang kepribadian manusia. Menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, manusia sebagai objek yang paling penting dalam suatu lingkungan binaan memiliki ciri- ciri sebagai berikut : cenderung untuk selalu mengerti dan bereaksi dengan lingkungannya, Senang untuk mengetahui dan membagi pengetahuannya dengan orang lain dan selalu kebingungan pada saat tidak memiliki pedoman yang jelas. Kecenderungan ini merupakan akibat dari adanya proses psikologi yang terjadi pada setiap individu dalam interaksinya dengan lingkungannya. Pada lingkungan binaan tersebut manusia memiliki perilaku tertentu karena didasarkan pada kebutuhan hidup. Universitas Sumatera Utara c Konsep dalam Kajian Arsitektur Lingkungan dan Perilaku i. Behavior Setting seting perilaku Mengandung unsur-unsur sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan, aktivitas atau perilaku dari sekelompok orang tersebut, secara konstan atau berkala, dan pada suatu tempat atau seting tertentu. ii. Environmental Perception persepsi tentang lingkungan Interpretasi tentang suatu seting oleh individu, didasarkan latar belakang budaya, nalar dan pengalaman individu tersebut. iii. Perceived Environment lingkungan yang terpersepsikan Merupakan produk atau bentuk dari persepsi lingkungan seseorang atau sekelompok orang. iv. Environment Cognition, Image, and Schemata kognisi lingkungan, citra, dan skemata Merupakan suatu proses memahami dan memberi arti terhadap lingkungan. v. Environmental Learning pemahaman lingkungan Meliputi proses pemahaman yang menyeluruh tentang suatu lingkungan seseorang. vi. Environmental Quality kualitas lingkungan Merupakan kualitas lingkungan yang memenuhi preferensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang. vii. Territory teritoriwilayah Merupakan batas dimana organisme hidup menentukan tuntutannya,menandai serta mempertahankannya. viii. Personal Space and Crowding ruang personal dan keramaian Merupakan batas yang tidak tampak di sekitar seseorang, dimana orang lain tidak boleh atau merasa enggan untuk memasukinya. Apabila personal space tidak dapat dipertahankan akan timbul crowding. ix. Environmental Pressure and Stress Merupakan faktor-faktor fisik yang menimbulkan rasa tidak enak, kehilangan orientasi, tidak nyaman yang dapat menyebabkan stres. Universitas Sumatera Utara d Psikologi Lingkungan Menurut Holahan, psikologi lingkungan adalah bidang psikologi yang meneliti khusus hubungan antara lingkungan fisik dan tingkah laku dan pengalaman manusia. Menurut UU no. 41982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tujuan dari pembahasan mengenai psikologi lingkungan pada kajian arsitektur perilaku adalah untuk menganalisa, menjelaskan, meramalkan, dan kalau perlu mempengaruhi atau merekayasa hubungan antara tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Untuk itu perlu diadakan pendekatan – pendekatan konsep ruang yang diharapkan sesuai dengan perilaku manusia pemakai ruang. Menurut Berlyne, faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengatasi masalah ini adalah kompleksitas keanekaragaman, beberapa banyak ragam keanekaragaman komponen yang membentuk suatu lingkungan, novelty keunikan dimana seberapa jauh lingkungan itu mengandung komponen – komponen yang unik, incongruity ketidaksenadaan, seberapa jauh suatu faktor tidak sesuai dengan konteks lingkungannya, kejutan, yaitu seberapa jauh kenyataan yang ada tidak sesuai dengan masalah, dan semakin banyak ragamnya semakin positif penilaian yang diberikan. e Psikologi Manusia Proses psikologi dalam interaksi antar manusia dengan lingkungan dapat selalu berhubungan seperti pada pembahasan dibawah ini: i. Persepsi, dapat diartikan sebagai pengamatan secara langsung dikaitkan dengan makna tertentu. Proses ini diawali dengan adanya informasi dari lingkungan. ii. Kognisipengenalan, terdiri dari kegiatan: - Persepsi - Imajinasi - Berfikir - Nalar - Pengambilan keputusan Universitas Sumatera Utara Sistem kognisi dipengaruhi oleh faktor luar: - Lingkungan fisik - Lingkungan sosial - Pengalaman lampau - Kebutuhan dan keinginan - Struktur faal pada individu iii. Motivasi alasan, yaitu kompleksitas proses fisik psikologik yang bersifat: - Keterarahan tertuju pada sasaran - Keterangsangan disulut oleh stimulasi - Energik dilandasi oleh adanya energi Dari aspek sosial, interaksi sosial manusia senantiasa berusaha untuk: i. Meminimalkan pengeluaran ii. Memaksimalkan perolehan yang berguna baginya iii. Mendapatkan hasil akhir yang berguna baginya Menurut Sarwono seperti yang diajukan S. Kaplan dan R. Kaplan, manusia sebagai objek yang paling penting dalam lingkungan binaan, didefinisikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: - Senang untuk mengetahui sesuatu - Senang untuk membagi pengetahuannya dengan orang lain - Kebingungan pada saat tidak mempunyai pedoman yang jelas - Cenderung untuk selalu mengerti lingkungan - Cenderung untuk bereaksi dengan lingkungan f Arsitektur Untuk Manusia Universitas Sumatera Utara Arsitektur untuk manusia atau arsitektur yang manusiawi membahas bangunan yang berguna untuk manusia dan dirancang untuk manusia individual. Untuk mewujudkannya, kita harus menghargai arsitektur sebagai seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Amos Rapoport mengatakan bahwa perancangan arsitektur pada dasarnya menyangkut pengorganisasian dari beberapa hal, yaitu: i. Ruang space Sebagai susunan ruang untuk berbagai kebutuhan dikaitkan dengan aturan-aturan yang merefleksikan kebutuhan, nilai, dan keinginan suatu kelompok. Susunan ruang ini ditujukan untuk mendapatkan kualitas lingkungan yang baik, dimana proses interaksi antara ruang dan masyarakat penggunanya dapat dilakukan secara optimal. ii. Waktu time Bahwa pada satu ruang yang sama, secara temporal dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Karena manusia pengguna suatu ruang mempunyai ritme kegiatan yang berbeda. Hal ini sangat penting karena akan menyangkut aspek optimalisasi penggunaan ruang serta berkaitan dengan kemungkinan crowding. iii. Arti meaning Makna ini biasanya diwujudkan dalam bentuk warna , detail, tanda-tanda, dekoratif, dan bentuk, yang oleh Rapoport disebut sebagai aspek eikonik dari lingkungan binaan. Unsur-unsur ini mungkin menjadi satu dengan organisasi ruang, akan tetapi bisa saja terpisah. iv. Komunikasi communication Mempunyai makna-makna tertentu yang dimaksudkan sebagai media komunikasi antar penghuni ruang tersebut, maupun antar penghuni dengan orang lain. Menurut Preiser 1988, ada tiga unsur dari performansi bangunan yang dapat diidentifikasi dan diaplikasikan, yaitu: i. Unsur Teknis Terdiri dari aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan bangunan. Ketiga aspek tersebut dalam bangunan dapat dijumpai pada keselamatan terhadap bahaya kebakaran, struktur bangunan, sanitasi dan ventilasi, listrik, dinding bangunan, atap, penyelesaian interior, pencahayaan, dan akustik. ii. Unsur Fungsional Universitas Sumatera Utara Merupakan kemampuan penghuni untuk mengoperasikan bangunan secara efektif dan efisien. Unsur ini berkaitan dengan faktor manusia yang akan mempengaruhi dimensi fisik dan konfigurasi ruang dan perabot. Unsur fungsional juga berkaitan dengan faktor komunikasi dan alur kegiatan pemakai, faktor kemudahan pemakai dalam melakukan kegiatan, dan faktor spesialisasi bangunan. iii. Behavior unsur perilaku Merupakan aspek sosial dan psikologis tingkat kepuasan penghuni bangunan. Aspek ini meliputi privasi dan interaksi penghuni, persepsi lingkungan, rasa kepemilikan, pemahaman dan perancangan bangunan, dan kognisi dan orientasi lingkungan penghuni. Kesimpulan: Perancangan fisik ruang yang mempunyai variabel independen yang berpengaruh terhadap perilaku pemakainya. Pengguna cenderung untuk selalu mengerti dan bereaksi dengan lingkungannya. Sehingga perlu diadakan analisa pengguna dan lingkungan untuk mendapatkan pendekatan konsep ruang yang diharapkan sesuai dengan perilaku manusia. Dalam hal ini analisis pengguna berdasarkan memperhatikan aspek perilaku lansia.

3.3. Interpretasi Tema